LMS Volume 11 Chapter 5


Volume 11 Chapter 5 – Kelas Pertama Lee Hyun

Lee Hyun masuk ke dalam bis.
Whew, akhirnya hari untuk pergi ke kampus, huh.
Bagi orang lain, dada mereka mungkin meledak-­ledak dengan kegembiraan ketika mereka pergi ke sebuah universitas. Kehidupan kampus yang dipenuhi dengan berbagai saat­-saat yang indah: kegiatan extrakurikuler, MT (membership training), dan menjadi bagian dari klub­klub. Itu juga sebuah koleksi dari berbagai pengetahuan dan edukasi, sebuah tempat yang bagus untuk memperoleh pengalaman.
Namun, dalam sudut pandang Lee Hyun, hal itu tak berguna.
Dia seharusnya sepenuhnya mengabdikan pada Royal Road untuk menghasilkan uang bukannya kuliah.
Saat desahan Lee Hyun berlanjut, sebuah percakapan mahasiswi memasuki telinganya.
“Mata kuliah apa yang kau hadiri untuk jurusanmu pada hari Senin?”
“Aku mendaftar dalam proses lanjutan dari Regenerative Medicine, karena aku ingin mempelajari lebih banyak tentang penyembuhan persendian.”
“Benarkah? Itu bagus. Aku juga mengambil jurusan itu. Kata­-kata yang digunakan Profesor Hanh Minsoo bena-r­benar bagus dalam mengajar mata kuliah itu. Bagaimana denganmu, Soyun.”
“Jurusan Molecular Biology.”
“Whew! Itu sulit. Aku yakin ujiannya sangat mematikan.”
3 mahasiswi melakukan percakapan penuh energik. Ada banyak mahasiswi yang pergi ke Universitas menggunakan bis, jadi itu bukanlah hal yang aneh.
҅Mereka adalah para mahasiswi medis.҆
҅Cewek-­cewek yang sangat cantik….҆
Dan juga pandai.҆
Beberapa penumpang didalam bisa menatap para mahasiswi dengan iri. Namun, Lee Hyun berpikiran sebaliknya.
҅Aku mengasihani mereka.҆
Itu adalah kuliah yang lamanya 6 tahun!
Biasa kuliah bidang Medis jauh lebih mahal daripada jurusan yang lain. Bahkan jika seseorang berasal dari keluarga yang bagus.
Tetapi dalam kebanyakan kasus, Departemen Pendidikan dan bank bersatu dan mempersiapkan sebuah sistem.
Pinjaman mahasiswa.
Untuk menerima pinjaman mahasiswa selama hampir 6 tahun untuk Universitas tersebut. Setelah kau keluar, itu akan menjadi hutang yang tertumpuk diatas hutang!
Tsk.҆
Tanpa menyadarinya, lidah Lee Hyun menjadi tajam.
Meskipun tak seperti apa yang benar­benar terjadi, mahasiswi itu mengartikannya dengan cara lain ketika dia melihatnya.
“Oh Soyun, ada seorang pria disebelah sana yang menatapmu sambil ngiler!”
“Dia tampaknya pria berpenampilan terbaik di bis ini.”
“Pergilah dan katakan sesuatu.”
Kedua cewek itu dengan paksa mendesak cewek yang bernama Soyun. Soyun kemudian mendekati Lee Hyun saat dia diberitahu.
“Maaf. Aku tidak berencana untuk memiliki seorang pacar karena aku ingin fokus pada studiku.” Dia berkata dengan hati­-hati dan dengan tenang, mencoba untuk tidak menyinggung Lee Hyun.
Lee Hyun mendesah dalam­-dalam dan menjawab bukannya menundukkan kepalanya.
“Aku minta maaf jika perilakuku membawa kesalahpahaman. Jadi, inilah cewek­-cewek dua sen. Kalian para mahasiswi meminum kopi yang sangat mahal bukannya yang sederhana….”
Kelakuan yang berakar prasangaka terhadap wanita!
Dia secara sengaja dan dengan jengkel menjelaskan sesedikit itu dan kemudian menjatuhkan kepalanya.
Tidur di bis sangat membantu ketika kau kekurangan tidur sambil memulihkan vitalitasmu! (Seperti berhenti minum kopi dan tidur lebih banyak.)
Soyun melihat adegan tersebut dan tidak tau apa yang harus dilakukan.
҅Soyun baik­-baik saja? Apa itu terlalu mengejutkan?҆
Sampai mereka tiba di Universitas Korea, Lee Hyun terus menjaga kepalanya tetap seperti itu.
“Derureureuong, kuwuool.” (mendengus)
Kepahitan para gadis semakin besar saat Lee Hyun berpura-­pura tidur.
҅Ini membuat seolah­-olah kita adalah orang­-orang yang buruk.҆
҅Tetap saja, dia terlalu keterlaluan pada Soyun.҆
҅Aku ingin menanyakan informasi kontaknya…҆
Kesalahpahaman semakin meningkat ketika Lee Hyun sampai di kampus dan di ruang kelasnya.
Ruang kuliah universitas itu besar dan megah, dan dilengkapi dengan berbagai perlengkapan.
Lee Hyun mengasihani dirinya sendiri.
҅Jadi disini tempat kuliahku?!!
Karena uang kuliah sudah secara resmi dibayarkan pada universitas, potongannya bahkan lebih dalam lagi!
Karena uang telah lenyap, kekesalan yang memenuhi dirinya dengan cepat terselesaikan.
҅Hayan juga, kuliah.҆
Lee Hayan memiliki jurusan yang berbeda, jadi dia tidak ada kelas di hari senin. Satu­-satunya waktu dimana mereka berada didalam kelas adalah Liberal Arts (pengetahuan budaya) di hari jum’at.
҅Ngomong-­ngomong, masuk dulu ke ruang kelas.҆ Dia tidak kenal siapapun didalam kelas tersebut.
Mahasiswa senior menyuguhkan beberapa pihak penyambut dan mengundang dia beberapa kali. Motifnya adalah untuk saling berkenalan dengan sesama mahasiswa, membentuk pertemanan dari kurikulum tersebut, tetapi Lee Hyun tidak datang.
Biayanya 20.000 won.
Di dunia ini tak ada yang gratis.
Dia melewatkan Upacara Penerimaan seminggu yang lalu. Biasanya, bagi kebanyakan orang, dipermulaan dari semester baru seharusnya tak ada waktu bagi mereka untuk terlambat. Dengan kata lain, saat dia melangkah ke dalam kelas itu adalah yang pertama kalinya.
“Siapa dia? Sepertinya tidak mengenali dia.”
“Apa dia seorang senior yang tahan semester?”
“Kupikir dia ada di daftar tunggu. Bagaimana dengan kartu mahasiswanya?”
Para siswa yang menghadiri kelas tersebut melihat dia dan berbisik diantara mereka sendiri.
Lee Hyun dengan tegas mengabaikan mereka dan duduk, dan kemudian membuka laptop miliknya.
Sebuah laptop tua dan ketinggalan jaman.
Itu adalah barang yang relatif murah dari pasar online. Laptop itu berat dan kasar, tetapi kemampuannya tidaklah tertinggal jauh dari yang lainnya.
Namun, wajah Lee Hyun menyala karena rasa malu.
҅Aku tak punya buku apapun.҆
Pelajarannya adalah Eksistensi Virtual Reality.
Dia tidak tau buku apa yang harus didapatkan, jadi hal itu sepenuhnya menghilang dari pikirannya.
Lee Hyun duduk disana penuh rasa malu ketika sebuah buku diletakkan di tengah­tengah dari cewek yang duduk disamping dia.
“Kamu bisa berbagi dengan aku.”
“Terimakasih.”
“Tak masalah. Demikian juga untuk Seonbae­-nim(senior).”
“………”
Lee Hyun mengeluarkan sedikit penjelasan. “Kamu santai saja. Aku bukan seorang Seonbae.”
Cewek itu kemudian bersikeras.
“Seonbae-­nim, tolong jangan bercanda seperti itu.”
Para mahasiswi baru tampaknya memperlakukan banyak laki-­laki seperti racun, pada saat yang sama hanya tertarik pada Seonbae mereka. Jadi dia menganggap apa yang dikatakan Lee Hyun adalah sebuah candaan.
“Aku benar­-benar bukan seorang Seonbae……”
Tiba­-tiba kesalahpahaman menjadi tak menyenangkan.
Karena dia tidak muncul di Upacara Penerimaan, dia tidak memiliki kenalan dengan siapapun juga, dan tentunya, orang-­orang di kelas ini tidak akan mau mendengar percakapan ini.
҅Aku tak punya pilihan.҆
Lee Hyun menyerah pada hal itu.
Membiarkan kesalahpahaman menghilang dengan sendirinya adalah metode yang terbaik.
Segera setelahnya, dia menenggelamkan diri ke dalam pelajaran yang diajarkan profesor. Karena subjek yang diajarkan guru itu menarik ketertarikan Lee Hyun.
“Banyak organisasi, salah satu diantaranya adalah militer, memulai penelitian ke dalam banyak keuntungan yang ditimbulkan virtual reality. Pada bagian mereka, jika mereka mengerahkan sebuah tim dari Pasukan Khusus pada sebuah misi berbahaya, tingkat keselamatannya tidaklah sangat tinggi, jadi dengan membuat mereka berlatih pada medan yang sama didalam sebuah virtual reality akan meningkatkan pengalaman mereka. Hal ini akan memaksimalkan kemampuan bertahan hidup mereka, dan… namun, gagasan ini saat itu tidak sepenuhnya diselesaikan.” Lee Hyun kurang lebih mengangguk dalam persetujuan.
҅Hal itu masih memiliki banyak kekurangan. Pengembangan awal menempatkan penekanan pada edukasi dan pelatihan. Tetapi untuk benar­benar menempatkan mahluk nyata kedalam realitas yang lain, hal itu membutuhkan waktu yang lama.҆ Profesor itu berkata.
“Awalnya, pengembangan virtual reality saat itu tidak memadai. Namun, ada banyak saran pada subjek tersebut mengenai kemungkinan meningkatnya kebahagiaan orang­-orang melalui metode ini. Pada akhirnya, banyak perusahaan­ melakukan penelitian virtual reality. Tujuan mereka hanya satu.”
҅Sudah jelas itu adalah uang.҆ Teori Lee Hyun tidak berubah.
Uang adalah hal yang bisa membuat seseorang menangis atau tertawa!
“Perusahaan­ pada dasarnya memberi kelahiran dari kemasyarakatan baru di dalam virtual reality dan menjualnya kepada para pelanggan sebagai sebuah cara penyegaran ulang. Saat teknologi berkembang, bidangnya menjadi lebih kompetitif. Dan dari hal ini, Unicorn Corporation memunculkan permainan terbesar saat ini, Royal Road, yang mana dalam pendapatku, merupakan yang paling disukai umat manusia.”
Profesor kemudian memberi kuliah tentang sejarah dari VR, yang telah dia sederhanakan.
Lee Hyun kemudian merasakan sebuah desakan kebosanan. Sejak dia memutuskan untuk bermain Royal Road, dia meneliti artikel yang tak terhitung jumlahnya sebelum benar­benar bermain game itu. Dengan demikian, dia sudah mengetahui konten-­konten dasar dari pelajaran profesor.
“Hoaam!”
Lee Hyun tanpa sadar menguap lebar saat dia melakukan perenggangan. Dia sudah lelah ketika dia menaiki bis, dan sekarang duduk dikursi mendengarkan pelajaran, gelombang kantuk menyerang dia. Dan dia ditegur oleh mata dari segala arah yang mengarah pada dia.
҅Sampai sekarang, dia hampir terlambat datang ke kelas…. dan sekarang dia tidak tampak dia sedang mood untuk belajar.҆
҅Apa dia seorang mahasiswa, atau dia dipecat? Oh, lalu bagaimana bisa dia datang ke fakultas kita?҆
Tampaknya dia seorang yang tahan semester… pasti artinya dia mendapatkan nilai F hingga dia menghadiri kelas ini lagi. Aku tidak mau menjadi seperti dia, harus bekerja keras dan belajar. Jjeutjjeutjjeut!҆(pensil menusuk­nusuk kertas)
Kebanyakan siswa yang menghadiri kelas ini adalah mahasiswa baru, yang mana jika tidak mengkritik dia secara terbuka, membuat wajah yang tak senang.
Lee Hyun mendapatkan kembali posturnya dan berpura­-pura belajar. Tetapi buku yang ditempatkan diantara mereka berdua sebelumnya oleh gadis yang ada disampingnya, tampaknya sedikit menjauh dari dirinya.
Buku itu bergeser sekitar 3 cm dari tempat sebelumnya!
Kemungkinan besar, si gadis itu juga, mencaci Lee Hyun.
Si profesor tertawa.
“Ada banyak waktu yang lain untuk berbicara tentang asal-­usul VR dan pengembangannya di masa depan yang mengakibatkan ketumpulan. Jadi haruskah kita berbicara tentang hal­-hal favorit kalian mengenai Royal Road?”
“Ya!”
“Profesor, itu saja.”
Popularitas Royal Road diantara para siswa sangat tinggi. Hanya ada beberapa orang di dalam Fakultas VR yang tidak bermain game itu.
“VR sangat menyenangkan, juga bisa digunakan sebagai alat untuk belajar. Lalu, apa tindakan kalian terhadap seseorang yang menggunakan skill­ dan profesi­ seni?”
Profesor itu menanyakan sebuah pertanyaan yang sedikit sembarangan. Namun, beberapa mahasiswa cerdas menyadari agenda tersembunyi dari profesor.
Profesi­ artistik di Royal Road saat ini menjalani evaluasi ulang.
Penyanyi, yang mana adalah profesi Bard, lagu-­lagu yang menyampaikan kisah cinta dan petualangan bersama-­sama. Bahkan ketika kau mengerjakan quest yang sama yang telah seringkali di selesaikan, ketika kau memiliki seorang Bard yang berpartisipasi selama event menyanyikan lagu pujian, rumor dari pencapaianmu akan menyebar lebih jauh lagi, dan kau akan mendapatkan lebih banyak Fame dalam proses tersebut.
Jika kau berpartisipasi dalam quest spesial milik para Bard dalam menciptakan lagu, kau akan menerima bonus ekstra dalam reputasi.
Karena alasan inilah, para Bard diterima ke dalam banyak party saat orang­-orang terus mengerjakan quest­ yang lebih sulit.
Painter yang sangat terampil.
‘Painting of the Continent’ (lukisan benua) milik Beraneo mati­-matian dicari oleh banyak bangsawan.
Ketika para bangsawan mendapatinya terdapat pilihan tindakan dari seorang petualang, mereka terhibur dengan jaringan para Painter. Pada poin ini, wajah petualang itu akan terpampang disetiap kota. Ketika hal itu terjadi, orang itu biasanya tidak akan bisa menerima permintaan spesial apapun.
Hanya dalam beberapa kasus, dimana kedekatan seseorang dengan si komisioner sangat tinggi, hingga quest bisa diberikan. Atau ketika level saat ini dari seseorang bisa diterima atau tidak, hal itu terserah klien.
Para Painter memiliki sebuah pepatah, entah kau bisa mendapatkan quest atau tidak, oleh karena itu nilai mereka ditafsir kembali.
Pada dasarnya, gambaran tersebut menentukan apakah kau seorang petualang atau bukan.
“Seni secara singkatnya, adalah seperti ada seorang Orc yang sudah menunggu di taman depan ingin memukulmu karena ketidakbergunaanmu. Tetapi sekarang profesi Seniman di Royal Road tengah dievaluasi ulang. Meskipun ini adalah jalan yang sangat sulit, menapaki jalan ini untuk menjadi seorang seniman sejati sangatlah dihormati.”
Para siswa percaya diri setelah pernyataan profesor.
“Untuk menjadi seorang seniman yang bepergian di Benua Versailles, sungguh hal yang indah.”
“Menjadi jiwa hebat yang menyebarkan seni ke dataran tak diketahui yang dipenuhi dengan suarasuara kekacauan, mengagumkan!”
Beberapa siswa tampaknya tersesat didalam fantasi­fantasi mereka.
Berbicara terus terang, bahkan jika mereka tidak memilih profesi­ seperti Warrior atau Paladin, tak ada jaminan mereka akan aman dari para monster. Bukan hanya kekuatan serangan milik para Seniman sangat lemah, resiko mengelilingi Benua Versailles sama seperti api dalam pertandingan, dengan mudah padam.
Jadi pekerjaan tersebut tidaklah semengesankan yang dia ungkapkan.
“Baru­-baru ini, aku juga telah berpikir tentang memilih Seniman sebagai sebuah pekerjaan.”
“Menyebarkan seni pada orang­-orang sambil mendapatkan rasa hormat mereka terdengar sangat menarik.”
Para siswa bergumam.
Lee Hyun ingin mengutuk.
“Kalian hidup dalam sebuah ilusi.”
Jika mereka pergi ke City of Artist, Rodium, mereka akan menyadari kenyataan yang sangat pahit!
Orang-­orang yang tinggal disana dan bersusah payah mengerjakan seni mereka, jadi ketika mereka tidak menerima peninjauan yang bagus, mereka menderita dari penderitaan dan rasa sakit, serta kelaparan!
Lee Hyun juga mengalaminya ketika patung yang dia kerjakan tidak terjual dengan baik dan menurunkan harganya sampai beberapa copper. Dan ketika patung­ miliknya dianggap ornamen­ tak berguna, dia menahan dirinya sebisa mungkin untuk tidak bertarung dengan mereka.
Setelah melalui cobaan semacam itu dia tak bisa membantah atas nama hal itu.
Tentu saja dalam kasus Lee Hyun, dia mendapatkannya melalui beberapa orang dengan cara menyanjung. Pada dasarnya memeras banyak orang untuk membeli patung miliknya bahkan jika itu hanya merupakan pendapatan yang kecil.
Sculptor ganas yang melakukan apa saja untuk mendapatkan setiap uang dari sakumu!
Sesaat setelah keributan dari para siswa, profesor melanjutkan kata­katanya.
“Perjuangan Seniman untuk menciptakan karya­karya, melalui Nilai Artistik karya tersebut reputasi mereka meningkat, serta meningkatkan keahlian skill. Grand Piece, Masterpiece dan Magnum Piece adalah peringkat untuk penyelesaian yang berhasil dari seni. Jadi, bisakah seseorang menyebutkan apa dasar untuk membangun Nilai Artistik dan peringkat dari seni tersebut?” Seorang siswa mengangkat tangannya.
“Saya Kim Hyun­jun, Gyosu­-nim(profesor­). Bukankah itu berkaitan secara langsung dengan level skill dan keahlian?”
Itu adalah sebuah jawaban yang jelas menggunakan akal sehat seseorang.
Yaitu untuk anggar dan memanah, output damage dari teknik serangan apapun bergantung pada level skill.
Lee Hyun menggelengkan kepalanya.
҅Itu tidak sepenuhnya berdasarkan pada level skill.҆
Bahkan ketika dia pada Sculpture Mastery tahap Beginner, dia mengukir sebuah Grand Piece. Dan meski begitu setelah dia mencapai tahap Intermediate, patung­patung lain yang dia pahat memiliki Nilai Artistik yang lebih rendah dalam perbandingannya.
Bisa dikatakan bahwa level skill memainkan peran langsung dalam menentukan karya tersebut, kemudian ketika skill milikmu berada jauh didepan hingga menghasilkan Magnum Piece, seni tersebut tak lagi bisa disebut seni. Itu mungkin dari level skill, penggunaan alat­-alat, atau jumlah pekerjaan yang dimasukkan ke dalam material, tetapi untuk mengatakan hal itu sepenuhnya bergantung pada level skill adalah salah besar.
“Bukan. Silahkan jika ada siswa lain yang ingin menjawab.”
“Saya Park Sumin. Mungkinkah nilainya berubah berdasarkan seberapa detail karya tersebut?” Ini adalah seorang gadis berkacamata yang menjawab.
Dia duduk dua bangku di barisan Lee Hyun.
Itu bahkan bukanlah sebuah jawaban.҆
Jika apa yang dia katakan adalah masalahnya, maka Bingryong tak akan pernah menjadi sebuah Masterpiece.
Detail yang halus.
Hal itu bermanfaat, tetapi jelas memiliki batasannya.
Seni tak akan pernah bisa didasarkan pada aspek teknis. Meski hanya sebagian kecil, ketika mencoba untuk meniru secara persis sesuatu apa adanya, itu tak akan pernah disebut sebuah karya seni. Lee Hyun mengetahui bahwa sistem Royal Road sangat buruk.
҅Aku tak bisa menghentikan mereka dari secara sembarangan membuat asumsi­ liar. Dan karena bola akan terus bergulir dan itu tak berguna bagiku untuk menghentikannya, mungkin juga tidak memberikan omong kosong.҆
Banyak siswa menjawab pertanyaan tersebut, tetapi si profesor mengesampingkan semua pendapat mereka.
Akhirnya, setelah profesor menyadari tak ada orang lagi yang mengomentari masalah tersebut, dia berbicara.
“Jadi mari kita ganti pertanyaannya. Tinggalkan Royal Road dan lingkungan spesial, di realitas, bagaimana kalian menilai sebuah karya seni?”
Bahkan sebelum para siswa bisa menjawab, profesor melanjutkan.
“Dalam realitas, banyak orang bermimpi menjadi bintang. Tetapi diantara banyak orang itu, hanya beberapa yang bisa benar-­benar naik dan hidup dengan baik melalui seni. Tetapi mereka bahkan tidak memahami arti dari seni.”
Banyak orang bermimpi bisa menjalani kehidupan melalui seni. Tetapi sayangnya, tanpa konsensus populer dari publik, tak banyak orang bisa mencapai tujuan mereka.
“Seniman kelas dunia dan karya­-karya mereka yang ternama, itu artinya banyak orang mengetahui nama mereka, dan menerima banyak pujian. Mereka menciptakan karya-­karya seni yang seringkali sangat mahal. Tetapi menatap karya-­karya mereka, bahkan para ahli dibidangnya kadang­-kadang mengatakan mereka tidak merasakan sedikitpun inspirasi. Tetapi bagi banyak orang yang benar­-benar menyukai seni tak bisa menapaki jalan tersebut karena alasan pribadi atau menempatkan keluarga mereka didepan mereka sendiri.”
“…….”
“Untuk membuat sebuah karya seni tidaklah sulit. Lukisan ibunya dari seorang anak kecil yang dilukis pertama kalinya adalah seni, atau bahkan lukisan didinding selama masa prasejarah, serta harapan dari keluarga pemburu untuk kembali kerumah dengan selamat, juga dianggap sebagai seni juga. Nilai seni hanya ada di dalam pikiran penonton. Apa itu seni, selain kecantikan yang digambarkan, apa hati orang-­orang menegaskan apa yang dihadirkan lukisan atau patung, dan ada kemungkinan yang tak terbatas.”
Para siswa mendengarkan rentetan perkataan profesor dengan tenang. Mereka sedang mendiskusikan sistem Royal Road. Dan sekarang cerita­cerita acak keluar hingga mereka tak bisa mengikutinya.
“Sekarang mari kembali berbicara tentang Royal Road. Para seniman menciptakan karya­karya mereka dan dijadikan objek pada evaluasi dari Grand piece, Masterpiece, atau Magnum piece dengan Nilai Artistiknya sendiri. Tetapi dengan metode ini yang masih merupakan pertanyaan yang sulit mengenai karya atas penyelesaiannya. Dalam contoh ini, masalahnya adalah kesalahan yang kau buat ketika membuat karya tersebut. Atau katakan saja, kau tidak membuat kesalahan apapun ketika mengerjakan karya tersebut, dan telah membuat sebuah representasi secara identik, sistem masih akan menurunkan nilai seni tersebut.”
Lee Hyun menganggukkan kepalanya.
Dia telah mengukir banyak patung di Royal Road, bahkan ketika dia tidak membuat kesalahan sedikitpun pada sebuah karya, karya tersebut masih tidak menjadi sebuah Masterpiece. Sementara itu karya-­karya yang dibuat relatif baik mendapatkan lebih banyak Nilai Artistik daripada yang sebelumnya, atau beberapa tidak menerima Nilai Artistik sama sekali.
“Di dunia kita, jadi zaman kuno, ada banyak ahli. Jadi, bayangkan dievaluasi berdasarkan pada standar mereka? Jadi dengan cara yang mana sistem Royal Road mengakses skillmu dengan memasukkan input dari era­-era seniman masa lalu kita, apa ada sebuah metode atau catatan yang spesifik, atau sesuatu yang lain?”
Para siswa menganggap masalah tersebut dalam sebuah cara yang tak memihak. Memasukkan semua ungkapan dari semua karya yang ada dan menetapkannya pada sebuah standart. Namun, si profesor membantah asumsi mereka.
“Jika kalian tidak menciptakan sesuatu yang baru tapi secara terus-­menerus mengakui dan membandingkan dengan ungkapan-­ungkapan yang sebelumnya, pada dasarnya kalian berdiri ditempat. Sama halnya, orang lain memaksakan untuk melakukan hal yang sama dan tak bisa mengatasinya. Untuk bisa menyaksikan dan menciptakan karya­-karya yang sebanding dengan para ahli masa lalu, tetapi tak bisa melampaui mereka untuk mencapai keagungan sejati, hal itu membuat frustasi.”
Keheningan melanda para siswa.
Mendengarkan profesor, hal itu terlalu rumit.
Karya seniman seharusnya dievaluasi dalam cara yang adil. Faktanya adalah masalahnya sulit untuk dipecahkan.
“Banyak para ahli memuji karya­? Karya­ akan dinilai secara subyektif, bergantung pada perbedaan diantara banyak orang atau didalam sedikit orang. Banyak ­karya seni menghadapi penolakan karena sudut pandang dari arus utama.”
“……..”
“Meskipun, bisa dikatakan, sistem Royal Road dibawah keamanan penuh. Untuk mengevaluasi sebuah karya seni, itu adalah informasi klasifikasi.”
“Apa anda tau, profesor?”
Menanggapi pertanyaan siswa tersebut, profesor menunjukkan senyum yang sedikit malu.
“Dalam kenyataannya, aku tidak tau bagaimana proses sistem tersebut dan pemberian Nilai Artistik. Mungkin dalam sebuah persentasi, level dari skill mempengaruhi nilainya, namun mungkin ada lebih dari ratusan variabel untuk memperhitungkan nilainya. Atau mungkin, ribuan?”
“Jika sebanyak itu…. akan sulit untuk mendapatkan nilai yang bagus.”
Segera setelahnya, kebanyakan siswa yang secara diam­-diam berfantasi tentang menjadi seorang seniman meredup. Jika ada informasi yang jelas mengenai kriteria dari bagaimana nilai tersebut diberikan, itu akan mudah untuk mendapatkan nilai yang bagus, tetapi sebuah kriteria yang tak diketahui dengan ratusan variabel akan sulit untuk dipecahkan.
Profesor menggelengkan kepalanya.
“Sudah kukatakan sebelumnya, seni tidaklah sulit. Sebuah penampilan, sebuah perasaan, dan jika kalian bisa menikmatinya, itu sudah cukup. Daripada menyesuaikan ratusan kriteria, lakukan saja dengan apa yang kalian pikir lebih baik dan ciptakanlah. Karena Royal Road hanyalah sebuah ruang dalam virtual reality.”
“………”
“Royal Road bukanlah sebuah game yang sederhana. Akankah itu akan bagus jika skill­ hanya pada level itu? Royal Road disini adalah sebuah dunia lain dengan sebuah sejarah yang lengkap sejak awal dari terciptanya. Dalam kehidupan nyata, apa itu mungkin untuk mentransformasikan apa yang kau nilai dalam pikiranmu pada realitas? Virtual reality secara realistis menggambarkan realitas, dan itu artinya sesuatu yang lebih. Intinya, bukan hanya kau bisa mencapai impianmu, kau juga bisa menikmatinya sebagai ruang menghadapi tantangan untuk disamaratakan.”
Profesor memiliki sebuah profesi di Royal Road.
Profesinya adalah Landscaper.
Profesinya adalah untuk memelihara dan membudidayakan bunga­-bunga yang indah dan pepohonan. Alasan dibalik profesi khusus ini adalah ketika dia mendapatkan sebuah quest diawal bermain.
Itu berkat seorang anak kecil yang duduk sambil menatap sebuah bunga layu. Kemudian si profesor memberi saran pada anak kecil itu tentang bagaimana untuk membudidayakan bunga.
Kemudian sebuah quest terjadi!
Si profesor memberi bunga itu pupuk dan menyiramnya saat bunga itu pulih. Dia menganggapnya sebagai tanda untuk menjadi seorang Landscaper, untuk membudidayakan bunga­-bunga dan pepohonan dan membuat mereka tumbuh dengan subur.
Kadang­-kadang dia mendapatkan pekerjaan untuk merawat taman yang mewah, tetapi sayangnya, tak banyak pekerjaan seperti itu. Tentu saja, dia lebih miskin daripada orang lain, dan dia bangga tetapi itu bukanlah sesuatu yang bisa di sombongkan.
Namun, suatu waktu, bunga-­bunga menarik para kupu­-kupu dengan aromanya dibawah malam berbintang.
Itu adalah sebuah pemandangan yang indah saat bunga-­bunga bermekaran.
Bunga mekar dan memudar, hanya dalam satu waktu, hal itu memberi kesan yang hebat.
Royal Road dipenuhi dengan pemandangan­-pemandangan eksotik, itulah tujuannya.
Profesor berkata dengan paksa.
“Sebuah ruang dimana orang-­orang bisa menggapai impian mereka. Pelajaran selanjutnya adalah kombinasi kehidupan nyata dan virtual reality.”
Setelah pelajaran tersebut, para siswa meninggalkan ruang kelas satu per satu.
“Oh aku lapar.”
“Ayo segera mencari makan. Aku tak mau terlambat dan menunggu dalam antrian. Apa yang akan kau lakukan setelah ini?”
“Perpustakaan?”
“Aku punya kegiatan klub.”
Siswa lain masuk ke kelas saat pergantian mata kuliah. Lee Hyun kemudian tau itu adalah saat yang tepat untuk pergi.
Meskipun mereka di fakultas yang sama, tak seorangpun berbicara pada Lee Hyun. Dia pada dasarnya dicap sebagai mahasiswa yang tahan semester. Dengan pakaian yang sudah melewati masa primanya, sambil memiliki wajah yang tidak mereka kenali, dia dengan mudah diabaikan.
҅Aku harus makan siang.҆
Lee Hyun pelan-­pelan bergerak sendirian. Membawa bekal makan siang buatan sendiri ke halaman rumput kampus!
Bukannya seperti orang lain yang keluar masuk kantin untuk mendapatkan makan siang mereka. Suatu situasi santai seperti piknik. Beberapa orang makan dalam suasana santai, sementara yang lainnya berbaring di halaman rumput untuk tidur. Suasana dan romansa mahasiswa!
Banyak senyuman di wajah para mahasiswa yang ada dibawah bayang­bayang. Lee Hyun juga, mengeluarkan kotak makan siang untuk makan.
*Nyam Nyam.*
Makanan yang sederhana tetapi lezat.
҅Kimchinya tidak direndam dengan baik.҆
Jaman sekarang, makan kimchi yang dijual dipasar sangat populer.
Tetapi setidaknya bahan­bahannya asli.҆
Lee Hyun tak masalah dengan harganya kerena akan lebih mahal jika dia merendam kimchi sendiri.
Sementara itu, angin yang kencang berhembus.
Para mahasiswa mengobrol dan tertawa disekeliling. Musim panas telah tiba.
Ngantuk.҆
Setelah makan, dia merenggangkan badan dan diikuti menguap.
Dua jam sampai pelajaran selanjutnya!
Dia bisa saja pergi ke perpustakaan tetapi tak ada buku tertentu yang dia butuhkan.
Tak ada internet di saat-­saat seperti ini.
Dia sekarang ini berada pada sebuah petualangan di kerajaan vampir, jadi cepat atau lambat dia harus memeriksa harga untuk item­-item.
‘Mungkin ini memberitahuku untuk tidur?
Berbaring dirumput saat Lee Hyun menutup matanya.
Meskipun anginnya sedikit dingin, itu adalah hari yang cerah nan indah dan cuacanya juga bagus untuk tidur.
Dia menutup matanya, dan beberapa saat kemudian, dia melayang ke negeri mimpi.
Kemudian, setelah menyelesaikan makan mereka di kantin, para mahasiswa dari fakultas Virtual Reality keluar dan melewati dia.
“Hei, bukankah itu seonbae?”
“Ya, sepertinya dia. Tampaknya dia makan disini.”
“Pasti begitu. Tapi lihat itu.”
“Makan dan tidur…..”
“Ugh, sungguh memalukan!”
Para siswa meningkatkan kecepatan mereka agar segera melewati Lee Hyun. Dia adalah contoh kemalasan.
Lebih dari sebelumnya, Lee Hyun semakin dihindari oleh para siswa.
Mata kuliah siangnya adalah tentang aspek Teknologi dari Virtual Reality. Dan dia melihat beberapa wajah­-wajah yang familiar.
Choi Sang Jun, Min Sura, dan Lee Yu Chong yang mengambil kelas yang sama.
“Hai.”
Ketika Lee Hyun mendekati mereka, wajah mereka menjadi kaku.
“Ah, Halo!”
“……”
“Apa kau ingin duduk disini?”
“Apa tidak apa-­apa?”
“Kami akan ke kursi belakang.”
“Kalian tidak harus melakukannya. Aku yang akan duduk di kursi belakang.”
“Tidak tidak. Kami yang akan melakukannya.”
Mereka dengan sengaja bangkit dari kursi depan dan bergerak ke belakang.
Sama dengan mereka berdua yang muncul setelahnya. Mereka adalah mahasiswa dari fakultas seni beladiri, jadi itu bahkan lebih mengejutkan lagi. Awalnya, mereka berbicara dengan bentuk yang rendah(tanpa honorifik) sampai dia mendongak, kemudian itu menjadi tak tertahankan bagi mereka untuk menatap dia lurus ke mata.
Ada banyak mahasiswa, tetapi Lee Hyun duduk sendirian.
Waktu pelajaran semakin dekat dan para siswa terus masuk, tetapi tak seorangpun yang duduk disamping Lee Hyun. Kebanyakan dari alasannya adalah karena kedua mahasiswa yang dia temui sebelumnya, semua orang hanya menghindari dia karena rasa takut yang tak diketahui.
Ddiririririri.
Empat menit sebelum kuliah dimulai, Lee Hyun mendengar dering telpon.
Dia membeli ponsel second tua agar tetap berhubungan dengan adiknya sementara di kampus.
Gambar 3 dimensi yang umum ketika seseorang menelepon tidak keluar, ataupun ponsel ini bisa online karena itu adalah ponsel antik yang tak ada seri lanjutannya.
Melalui ponsel tersebut, suara ceria dari Shin Hye Min keluar.
-      Halo, Lee Hyun-­nim.
****
D idalam Divisi Perencanaan KMC Media.
Semua orang yang terlibat dalam penyiaran Royal Road harus mendapatkan hal baru. Tren-­tren dengan cepat tak diminati. Tak peduli seberapa baru bahan­-bahannya, setelah seminggu atau lebih, divisi tersebut akan membuang bahan tersebut.
“Bagaimana kalau dijalankan dengan analisis cepat dari binatang berbelalai yang sebelumnya?”
“Akan selesai sebelum besok siang.”
“Lambat! Kalian kerjakan hal itu sepanjang waktu dan selesaikan hari ini bagaimanapun caranya. Jangan pernah berpikir tentang meninggalkan kantormu sampai itu selesai!”
“Guah!”
Direktur Kang Han Seop menekan para karyawan.
Penyiaran adalah satu­-satunya hal, tetapi itu selalu sibuk setiap hari.
KMC berkembang sebagai media penyiar, jadi seseorang sangat diharapkan untuk bekerja sepanjang hari tanpa tidur.
“Sekarang ini, ada peningkatan dari pemain pemula, jadi bagaimana menurutmu tentang program yang diarahkan pada mereka?”
“Tidak buruk. Apa kelompok usianya tinggi?”
“Ya. Mayoritas dari mereka adalah para senior.”
“Kalau begitu siarkan acara yang mudah dimengerti. Menurutku itu akan baik-­baik saja untuk menempatkan penekanan pada jalur petualangan. Waktu siaran…. siarkan pada jam 10 malam.”
“Tumpang tindih dengan Terrestrial Drama.”
“Untuk membuatnya nyaman bagi keluarga untuk berkumpul untuk menonton.”
Jumlah senior yang bermain Royal Road sedang-­sedang saja, tetapi tak boleh diabaikan, karena jumlahnya meningkat secara proporsional saat masing­-masing bulan berlalu. Mereka perlahan beradaptasi dengan perubahan­-perubahan baru, tetapi generasi tersebut memiliki kekuatan yang sangat besar jika mereka terlibat.
“Kita harus mendapatkan mereka sejak awal. Jika penyiaran kita menarik perhatian mereka selama saat­-saat pemula mereka, generasi gamer ini akan menjadi pengikut setia.”
“Ya!”
“Lampirkan dalam iklan yang kau selidiki yang menarik para senior.”
“Jika kau ingin pemirsa dan membuat panitia mengeluarkan iklan, maka aku tidak berpikir itu adalah ide yang bagus.”
Perkembangan yang cepat dari KMC Media.
Karena peningkatan dari popularitas Royal Road, biaya pengiklanan yang menarik program juga naik.
Tetapi karena meningkatnya kemunculan channel­-channel baru dari penyiaran game, kompetisinya sangat sengit. Bahkan channel-­channel yang hanya mengkhususkan diri pada Royal Road ketakutan dari peningkatan tren.
“Tetapi Direktur­-nim, apa yang diperlukan dalam program spesial bulan ini?” Salah satu anggota bertanya pelan.
Dia benar-­benar tidak mau mengatakan harus siaran ulang, tetapi hanya ada beberapa hari yang tersisa.
Tak seperti penyiaran reguler, program spesial disiarkan sekali per bulan dan menampilkan sebuah cerita spesial di Benua Versailles. Harinya, tersisa 5 hari lagi.
“Bagaimana dengan hubungan diantara dua guild bertikai, Guild Legend of the Hammer dan Silver Wings?”
“Kita sudah melakukannya dua kali.”
“Bagaimana kalau petualang yang bepergian ke wilayah utara?”
“Itu adalah akhir bulan lalu, aku tidak berpikir dia berhasil.”
“Yah, apa ada sesuatu yang baru?”
Direktur Kang dan para anggota yang lain menegang.
Event­-event baru di Royal Road semakin menurun, sementara itu KMC Media terus-­menerus melanjutkan laporan secara tepat waktu dan akurat.
Lokasi­-lokasi yang baru ditemukan.
Quest­-quest.
Pasukan berperang!
Mereka berada didalam event menceritakan yang membangun sejarah Benua Versailles. Meski demikian, program spesial melakukan cukup baik untuk stasiun itu.
Direktur Kang dan yang lainnya menyangga kepala mereka dengan tangan mereka dan mengerang, sampai sebuah saran baru memasuki percakapan tersebut.
“Bagaimana kalau kita menyilangkannya dengan beberapa siaran kita?”
“Bagaimanapun juga, akankah itu lebih baik untuk menyiarkan orang­-orang yang berbondong­-bondong ke wilayah utara?”
“Oke, wilayah utara. Itu masih akan melalui siaran yang berturut-­turut, tetapi mungkin ada sesuatu disana, program reguler tidak mengulas kembali.”
“Itu benar.”
Saran itu dengan mudah diterima, dan waktu berjalan tak berdaya. Tetapi tiba­-tiba, mata Direktur Kang mengikuti aliran ke sebuah kursi kosong.
“Kenapa aku tidak melihat Shin Hye Min­ssi?”
“Tidakkah anda tau? Dia sedang berada dalam sebuah petualangan di Royal Road, jadi dia tidak bisa datang ke pertemuan ini.”
“Begitukah?”
“Dia beruntung.”
Direktur Kang dan para anggota yang lain tidak benar-­benar khawatir tentang situasi Shin Hye Min karena mereka begitu sibuk dengan masalah yang ada saat ini.
Namun, Shin Hye Min muncul setelah sekian lama.
“Halo.”
Dia tiba dua jam sebelum penyiaran yang sebenarnya, karena dia harus menghadiri rapat.
Direktur Kang bertanya.
“Shin Hye Min­ssi, apa yang membuatmu begitu sibuk?”
“Aku minta maaf. Aku tak punya banyak waktu karena quest. Aku hanya ingin absen karena aku memiliki sedikit waktu.”
“Quest apa itu?”
Direktur Kang tidak berharap banyak pada jawaban yang akan dia dapat setelah dia bertanya.
“Aku sedang mengerjakan sebuah quest bersama Weed­-nim.”
“Weed? Apa itu benar. Weed yang mana?”
“Anda tau yang mana.”
“Bagaimana bisa kau yakin siapa yang aku ketahui?”
“Anda tak mungkin tidak tau. Bagaimana bisa anda tidak tau Weed­-nim?”
“Aku hanya mengenal dua orang yang menggunakan nama itu. Apa kau berbicara tentang Jeonshin Weed?”
“Ya.”
Direktur Kang melompat dari kursinya.
“Kau sedang mengerjakan sebuah quest bersama Weed yang itu?”
Weed.
Sebuah nama yang umum untuk sebuah rumput yang sangat umum.
Banyak player di Royal Road mengetahui nama itu.
Dan sebagai penyiar, dia adalah penolong dari permasalah semacam itu.
Orc Karichwi yang brutal.
Pertempuran melawan Immortal Legion menerima pemirsa yang sensasional.
Ada perasaan mendesak ketika dia memimpin para Dark Elf dan para Orc untuk bertempur melawan Lich Shire!
Bagi Direktur Kang, penyerbuan tanpa originalitas hanyalah sebuah konflik, sementara dia berada diujung kursinya selama event ini.
Sejak saat itu, namanya meluas sebagai penyiar, dan akhirnya bisa makan malam dengan pikiran damai pada masalah seperti itu.
Kemudian keluar entah darimana.
Selama pertempuran Ekpedisi Utara melawan naga, dia tiba-­tiba muncul dan bertarung secara fantastis.
Dengan sebuah metode yang tak dipikirkan siapapun.
Dengan jelas membuktikan dia adalah Jeonshin Weed.
“Jadi kamu mengerjakan quest ini dengan Weed…..”
“Tepatnya, kami belum sampai disana. Tetapi kami telah melalui banyak petualangan sepanjang perjalanan.”
“Quest apa itu?”
“Untuk mencapai Kerajaan Vampir, Todeum.”
Mata Direktur Kang dan para anggota yang lain dipenuhi dengan kecurigaan.
“Dimana Kerajaan Vampir itu? Apa itu ada di Benua Versailles? Apakah itu sebuah lokasi yang baru ditemukan di wilayah utara?”
“Tidak. Sebenarnya, itu adalah sebuah tempat dimana seorang vampir bernama Tori dibesarkan….” Direktur Kang dan yang lainnya mendengarkan saat Shin Hye Min menceritakan kembali ceritanya.
Gerbang Kerajaan Vampir hanya terbuka sekali. Jika kau mati, segalanya berakhir.
Ekspedisi untuk menjelajahi dunia tak diketahui.
Petualangan mereka!
Seolah-­olah dia tampak mendengar jumlah pemirsa yang melonjak naik.
Direktur Kang berteriak.
“Ini adalah program spesial. Bukan, batalkan itu! Disisi lain, mereka masih punya satu bulan yang tersisa. Bagaimana kalau kita menjadwalkan ini sebagai sebuah program reguler? Hubungi dia! Hubungi Weed dan bujuk dia untuk menyiarkan ini!”
****
Lee Hyun duduk didalam ruang kelas sambil telpon dengan hati­-hati.
“Ada apa kamu meneleponku?”
-      Ya, sebenarnya, aku ingin berbicara padamu mengenai sebuah penyiaran.
“Sebuah acara? Tentang apa ini? Apa kamu mengatakan KMC Media ingin menyiarkan petualanganku sebagai sebuah program?”
Segera setelah kalimat tersebut keluar dari mulutnya, kerumunan yang terus bertambah di ruang kelas menjadi hening sesaat.
“…….”
Para siswa menghentikan apa yang mereka lakukan dan memberi perhatian penuh pada Lee Hyun.
Para mahasiswa dari fakultas Virtual Reality.
Setelah lulus akan mengerjakan berbagai pekerjaan bergantung pada bidang mereka.
Bahkan bagi mereka yang saat ini tak bermain Royal Road.
Mereka ingin mempelajari tentang VR karena mereka termotivasi oleh Royal Road.
Dan satu tempat dimana mayoritas dari mereka mendapatkan berita­-berita mengenai Royal Road adalah KMC Media!
‘Apa yang kita lakukan tidaklah baik, huh?’
‘Tak mungkin, mustahil.’
Mereka meragukannya, tetapi masih mendengarkan panggilan Lee Hyun.
-      Ya, itu benar. Aku ingin menyiarkan petualangan kita di Kerajaan Vampir, Todeum. Tetapi aku memerlukan ijin untuk melakukannya.
“Hye Min­-ssi memerlukan ijinku?”
-      Ya, Karena kamu adalah orang yang memimpin party sebagai Weed­nim. Aku menyimpan video-video dari petualangan setiap orang, tetapi itu akan salah jika aku menyiarkan cuplikan­-cuplikan tersebut tanpa ijinmu. Jika kamu tak masalah dengan yang lainnya, masing­masing bisa mendapatkan bayaran, dan kamu juga akan mendapatkan konsultasi biasa.
Para siswa berada dalam kegemparan.
‘Hye Min­-ssi? Mungkinkah itu Shin Hye Min?’
‘Kenapa senior itu menerima sebuah panggilan dari Shin Hye Min?’
‘Dengan host terkenal itu?’
Orang­-orang ini mengetahui dengan baik tentang nama yang keluar dari mulut Lee Hyun, komentator terkenal dari Benua Versailles, Shin Hye Min.
Keterkejutan memenuhi para siswa menjadi tak terkatakan lagi.
“Yah, aku mengerti. Beritahu aku lagi lain kali.”
-      Ya. Kuharap memiliki jawaban sesegera mungkin, karena para anggota stasiun dalam kegemparan. Ah, sebenarnya, aku lupa karena mereka gila akan petualangan Weed­-nim di Kerajaan Vampir, Todeum, tetapi ada sebuah penyesuaian mengenai jadwal penyiaran. Mereka ingin membuat episode satu kali setiap dua hari mengenai petualangan ini. Luangkan waktumu dan kita akan berbicara nanti dengan lebih banyak rincian.
“Tentu.”
Lee Hyun menutup telponnya.
Kemudian datanglah luapan siswa yang berpura-­pura untuk menjadi dekat. Ada sebuah persaingan untuk melihat siapa yang bisa mendapatkan dua kursi kosong disamping Lee Hyun!
Dririririri
Telpon Lee Hyun berdering lagi. Tubuh para siswa menegang.
‘Apa Shin Hye Min menelepon lagi.’
‘Tak mungkin….’
‘Aku hanya ingin sebuah kesempatan….’
Mereka dalam diam menunggu dengan frustasi. Tetapi mereka tetap menutup mulut mereka.
Lee Hyun mengangkat telponnya untuk menjawab, tetapi itu adalah suara yang lain yang keluar.
-      Sungguh membosankan, jadi aku meneleponmu. Apa yang kamu lakukan sekarang?
Seperti suara sejernih kristal menyelaraskan dengan instrumen musik. Itu adalah Jeong Hyo Lynn.
“Ah, Jeong Hyo Lynn­ssi. Aku sedang menunggu mulainya pelajaran.”
-      Maafkan aku, apa aku mengganggu?
“Nah, jangan khawatir, profesor belum datang.”
-      Jadi kamu punya beberapa menit untuk berbicara.
“Yah, benar. Oh, kudengar kamu memiliki lagu baru?”
-      Bagaimana bisa kamu tau?
“Itu adalah sebuah artikel di internet. Sesuatu tentang Jeong Hyo Lynn akan segera merilis lagu.”
-      Ya, itu hanya sebuah single.
Para siswa menertawakan.
Mereka sudah curiga dari telpon yang pertama, tetapi telpon kedua ini dari Jeong Hyo Lynn, yang merupakan seorang penyanyi.
‘Sudah kuduga ada sesuatu yang aneh.’
‘Lelucon sialan.’
‘Psh, apa yang kau lakukan untuk menerima telpon dari Lynn?’
‘Aku memahami gertakanmu.’
Para siswa terus mengejek dia. Seperti menyiratkan, dari poin itu dan selanjutnya, kehadiran Lee Hyun sepenuhnya diabaikan.


Komentar