LMS Volume 9 Chapter 9
Volume 9 Chapter 9 – Penanaman
Benih
Berkat
efek patung "Warm Lovers", Weed memiliki lebih banyak resistensi
terhadap dingin. Meskipun dia masih menderita sisa-sisa flu yang sebelumnya,
kondisinya tidak akan memburuk.
Setelah
itu perburuan menjadi jauh lebih mudah. Bersama dengan Alveron dan Seoyoon,
mereka menghabiskan hampir 5 hari di Benua Versailles, secara terus menerus
bertarung melawan para Ice Troll.
"Tak
ada habisnya untuk membunuh mereka."
Para
Ice Troll memiliki kemampuan regenerasi yang menakutkan. Jika bagian tubuh
terpotong, bagian itu akan tumbuh lagi hanya dalam waktu yang singkat. Ketika
HP mereka jatuh benar-benar rendah, mereka hanya membutuhkan beberapa menit
untuk meregenerasinya.
Dengan
12 orang yang menghadapinya hal itu tampak seperti akan melawan pasukan yang
tak terkalahkan. Hal bagusnya adalah bahwa disana ada tebing dan para Ice Troll
tak bisa turun dari sana.
"Sekarang
kita tau kenapa questnya memiliki tingkat kesulitan yang tinggi."
Ketika
dia berperang melawan Immortal Legion, dia menggunakan informasi yang dia
miliki untuk melawan mereka. Tetapi para Ice Troll adalah tingkat yang berbeda,
dan dengan demikian, mereka lebih sulit untuk dihadapi.
Weed
harus mengubah strateginya.
"Terlalu
sulit untuk melawan para Troll jika kita berpisah. Para Wyvern terbanglah yang
tinggi ke langit dan cengkram para Ice Troll! Dan dari sana, jatuhkan mereka
kesini."
Para
Wyvern membawa para Ice Troll turun dari tebing satu persatu.
Aku
akan bisa mendapatkan banyak darah Ice Troll yang mana digunakan untuk membuat
ramuan yang memulihkan HP!
Memecah
dan menaklukan!
Dengan
insting milik Weed, dia bisa membentuk sebuah strategi hebat.
"Dengar,
kau harus membawa mereka ke area terpencil jadi kita bisa menaklukan
mereka!"
Karena
sejak masa kanak-kanak, Weed telah menguasai seni kerja keras. Karena jatuh
dan kerja sama mereka, moral para monster menurun secara signifikan.
Para
Ice Troll tak seperti monster lain, jadi ketika mereka tidak berkumpul bersama-sama,
memburu mereka jauh lebih mudah. Mereka tertangkap dan terbunuh sebelum mereka
memiliki kesempatan untuk menggunakan kemampuan regenerasi mereka.
"Moonlight
Sculpting Blade!"
Weed
mengangkat pedangnya.
Para
Ice Troll dikalahkan oleh pedang yang indah tersebut. Sekarang situasi
pertempuran telah terbalik.
Tak
ada gunanya melakukan pertarungan yang adil. Dia membunuh mereka semua sebelum
mereka bisa meregenerasi HP mereka.
"Kuoooo!"
Bahkan
saat mereka hendak mati, para Ice Troll melawan dan mengayunkan kapak mereka
menargetkan kaki mereka.
Mengabaikan
serangan yang datang, dia berteriak.
"Closed
Eyes!"
Dia
menutup matanya saat serang Ice Troll datang.
Jika
kau tidak mencoba untuk memprediksi kejadian dari pertempuran, memenangkan
pertempuran akan mustahil. Itulah cara bertarung Weed.
Menjebak
monster dengan cepat dan tegas.
"Ahh!
Mati. Kubunuh kau!"
Dengan
mata tertutup, dia mengayunkan pedang yang dia pegang. Itu tampak seperti
sebuah tindakan arogan yang bahkan tak akan dilakukan pemula. Hal itu setara
dengan tindakan yang paling tercela dalam pertempuran.
Kapanpun
Seoyoon menyerang, pedangnya meninggalkan sebuah afterimage berwarna hitam.
Serangan seorang Berserker untuk membunuh Ice Troll.
Profesi
yang menjadi semakin kuat saat seseorang membunuh dan melihat darah!
Sedangkan
mereka melemah dalam pertempuran yang singkat, semakin lama pertempuran
berlangsung semakin kuat mereka jadinya. Selama pertempuran, meskipun singkat,
dia bisa melupakan tentang rasa sakitnya.
Meskipun
ketegangan pada wajah Seoyoon menunjukkan bahwa pertempuran itu sulit, dia tak
pernah sekalipun menatap Weed.
҅Tidak,
tidak, jangan lihat....҆
Dia
tidak mau Weed melihat.
Jika
Weed melihat pertarungannya, Weed akan mulai tertawa. Karena itulah dia mati-matian
memalingkan kepalanya.
Dengan
bertarung sambil matanya tertutup, Weed berpaling ke arah dimana Seoyoon
bertarung.
Alveron
dalam diam menyembuhkan para Wyvern dan Bingryong kapanpun HP mereka menurun.
Berburu
di Valley of Death selama lebih dari 50 hari! Akhirnya, jumlah para Troll menurun.
Tak peduli bagaimana mereka berusaha untuk melarikan diri dari cengkraman para
Wyvern, upaya mereka sia-sia.
Weed
mendongak ke langit biru cerah secara tak sabaran.
"Aku
tak bisa percaya mereka semua menghilang!"
Seolah-olah
mencari anak ayam di dalam peternakan ayam, sulit untuk menemukan para Ice
Troll, bahkan setelah menggosok mata. Meskipun hal itu karena dia dengan
sungguh-sungguh memburu mereka, dia dipenuhi dengan penyesalan.
"Sekarang
tampaknya aku tidak akan bisa mendapatkan darah Ice Troll, yang mana aku yakin
aku bisa mendapatkan uang darinya."
Tetapi
ketika dia tiba-tiba menemukan sekelompok besar Ice Troll, dia menjadi senang.
Seperti seorang petani yang melihat gandum yang tumbuh subur di lahannya,
meskipun itu memungkinkan untuk menghancurkan hingga kematian untuk sebutir
gandum itu.
Untuk
setiap botol yang penuh dengan darah Ice Troll, Weed mendapatkan sekitar 5.300
gold.
Ramuan
pemulihan yang cepat. Ramuan itu meningkatkan pemulihan HP dan Vitality, dan
ramuan itu diproduksi dalam jumlah yang banyak dan ditempatkan didalam tasnya.
Karena
terbatasnya pasokan ramuan, ramuan itu senilai dengan sebuah tangan dan kaki.
Selama perburuan, sangat jarang orang-orang menggunakan ramuan semacam itu,
tetapi ramuan itu bisa sangat berguna selama penyerbuan guild.
"Ha
ha ha."
Weed
tertawa pada pemandangan darah tersebut! Dia tertawa penuh kegembiraan sampai-sampai
perutnya mulai terasa sakit.
"......."
Alveron
dan Seoyoon tak menunjukkan reaksi saat mereka menatap Weed. Setelah melihatnya
selama sehari atau dua hari mereka telah terbiasa dengan hal itu. Meskipun
perilaku Weed sangat aneh, dia terlatih dalam mendisiplinkan dirinya sendiri.
Dan segera, Weed kembali ke sikapnya yang biasanya.
"Apa
kau mau pergi berburu lagi, Alveron?"
"Ya."
"Gunakan
holy magic milikmu. Mulai dari sekarang, kita akan memerlukannya untuk
pertempuran yang akan datang."
"Oke."
Alveron
memberi blessing pada Bingryong dan para Wyvern.
Pertama-tama,
Weed memerintahkan Bingryong dan para Wyvern sehingga mereka akan menyerang
para Lamia. Sampai sekarang, strategi tersebut hanya digunakan untuk menyerang
para Ice Troll untuk mengekstrak darah mereka, tetapi mulai dari sekarang,
rencananya telah diubah untuk menguasai Valley of Death.
Level
Weed saat ini adalah 312.
Dari
saat Bingryong dan para Wyvern diberi kehidupan, level skill mereka telah
meningkat secara signifikan. Sekarang, mereka tak kesulitan untuk mengalahkan
para Lamia.
Level
Weed sudah naik diatas 300 sudah lama sekali, tetapi karena dia menghidupkan
banyak patung, dia terus-menerus kehilangan level. Meskipun dia berburu mati-matian
bersama Pale dan anggota partynya yang lain, dia hanya bisa meningkatkan
levelnya sedikit diatas 300. Levelnya paling banyak didapatkan melalui
pertempuran yang dia lakukan di Valley of Death.
Mata
Weed berkilauan.
‘Akhirnya
waktunya secara agresif menaklukan Valley of Death!҆
Para
Wyvern dan Bingryong bertarung dengan sangat baik. Dibandingkan dengan
menghadapi para Ice Troll, para Lamia memiliki defense yang relatif lemah.
"Kami
adalah para Lamia yang elegan."
"Cobalah
untuk tidak jatuh karena pesona kami."
"Venom
of Eucla!"
"Tembak
mereka dengan penyengat beracun!"
Para
Lamia membuka tembakan dan bertarung dalam kekacauan.
Jalur
es memungkinkan para Lamia dengan tubuh yang seperti ular untuk bergerak cepat
dengan meluncur diatasnya.
Meskipun
mereka dilengkapi dengan resistensi yang luar biasa terhadap serangan es,
mereka dengan cepat jatuh pada serangan para Wyvern. Bingryong mengangkat
tubuhnya dari tanah dengan sayapnya yang besar dan menggunakan cakarnya untuk
menyerang.
"Tubuhku
sangat besar. Tetapi kenapa kakiku begitu pendek!"
Melampiaskan
ketidakpuasannya, dia terus mengeluh.
Dibandingkan
dengan tubuhnya yang sangat besar, kakinya sangat pendek. Karena hal inilah dia
ragu ragu untuk berjalan bahkan selama pertempuran.
"Tak
ada peraturan yang menyatakan bahwa karya seni hebat harus sesuai dengan
tindakan."
Alasan
Weed adalah karena ada masalah dengan sifat dari es.
Untuk
menyebarkan berat badan, kaki pendek yang tebal bekerja lebih baik daripada
kaki panjang. Karena tubuh besar milik Bingryong hanya kaki pendek yang tebal
yang bisa menopang dia.
Meski
demikian, Bingryong dan para Wyvern menyudutkan para Lamia yang ketakutan.
Tanpa perlindungan dari para Ice Troll, kehancuran para Lamia tak bisa
dihindari lagi.
Sebuah
pembantaian sepihak!
Kelompok
Lamia berlevel 200 tewas dengan cepat.
Awalnya,
tanpa kelompok Ice Troll yang mendukung mereka, para Lamia hanyalah ancaman
kecil.
Para
Lamia yang tewas meninggalkan item-item seperti kulit ular, gold, silver,
sengat beracun, dan beberapa bijih mentah.
"Kita
berhasil."
"Keurwrawrawrawra!"
Para
Wyvern dan Bingryong terbang tinggi dilangit dan mengeluarkan raungan keras.
Mata
Weed terfokus pada tebing di seberang. Di antara lembah tersebut, ada
sekelompok monster yang banyak.
Lizard
King, Possessed Soldier, Dibase Priest, Demonic Follower, dan Puppet.
Berbagai
macam monster ini terbentuk menjadi satu pasukan yang besar.
*Chuk!*
Weed
mengangkat tangannya memanggil Bingryong dan para Wyvern.
"Alveron,
sembuhkan dan beri blessing pada mereka sehingga mereka bisa terus bertarung,
pertempuran belum berakhir."
"Ok,
aku akan meregenerasi Vitality mereka yang habis."
Para
Wyvern dan Bingryong dikirim lagi.
"Kuoooo!"
Bingryong
dan para Wyvern terbang sambil bertarung dengan para Lamia dan monster-monster
lain di Valley of Death.
Lizark
King memegang sebuah kapak, sementara para Demonic Follower menusuk musuh
mereka dengan tombak dan pedang.
"Aliran
ganas salju yang meleleh, melalui kekuatan kegelapan dan kelembaban, akan
memperkuat dagingmu. Bloodlust!"
Para
Dibase Priest merapalkan mantra blessing pada para monster. Tak seperti holy
magic milik Alveron yang mana tak miliki efek samping, efek setelahnya yang
ditimbulkan blessing itu sangat besar. Itu mirip dengan sihir kutukan yang
secara sementara menguatkan serangan.
"Dibase
memerintahkan kita untuk mengeluarkan sihir api pada bongkahan es yang besar
itu."
"Dibase
memerintahkan para Possessed Soldier untuk menyerang para Wyvern sekarang
juga."
"Dibase
mengkomando anak buahnya. Lihatlah, kami akan mendemonstrasikan apa yang akan
terjadi kepada mereka yang berani menentang kami!"
Dibase
Priest mengkomando pasukan monster. Monster-monster yang tak memiliki
keyakinan, yang meluap-luap dengan kejahatan dan keserakahan, mengikuti para
Priest itu.
Karena
mereka menjadi bersatu melalui sistem komando yang akurat, pasukan monster
tersebut bisa memblokir serangan para Wyvern dengan mudah. Serangan Bingryong
juga tidak terlalu efektif.
Setelah
itu puluhan monster menyerang tanpa kenal takut. Para monster yang dikomando
oleh Dibase Priest tidak sepenuhnya menyusut.
"Ice
Bolt!"
Meskipun
Bingryong menggunakan Ice Magic kebanggaannya dengan kekuatan yang luar biasa,
para Priest bisa membalasnya dengan mengeluarkan Flame Magic.
Para
Wyvern berputarputar dilangit tidak bertarung dengan benar. Sementara itu
Bingryong terlalu ketakutan dan tidak mau terus bertarung.
"Tampaknya
akan baik-baik saja. Namun, ini bukanlah akhirnya."
Mata
Weed bersinar dingin.
Menggunakan
waktu Benua Versailles, dia telah menghabiskan lebih dari 50 hari. Jika kau
menambahkan hari-hari yang dihabiskan untuk sampai di Valley of Death setelah
sampai di wilayah utara, waktu yang terkumpul akan lebih banyak lagi.
Dari
sudut pandang Weed, mereka yang dengan rajin mendapatkan uang, tak akan mampu
berjuang di tempat seperti ini.
"Summon
Death Knight Van Hawk. Summon Vampire Lord Tori!"
Weed
memanggil semua patungnya.
Dia
bahkan memanggil Van Hawk dan Tori!
Kabut
hitam muncul ketika Van Hawk dipanggil, memegang sebuah pedang.
"M..Ma..Ma..Master!
Kau memanggil!"
Kata-katanya
tergagap.
Itu
adalah sebuah kesalahpahaman bahwa, karena mereka pucat, para undead tidak
terpengaruh oleh panas. Dingin dari tempat ini bisa membekukan tulangtulang
mereka!
*Ttak.
Ttak. Ttak. Ttak!*
Death
Knight membuat suara gemeretak dengan giginya.
Kontras
diantara kulit pucatnya dan bibir merahnya! Namun, Vampire Tori, yang menggenakan
sebuah jubah merah dan hitam sangatlah santai.
"Tempat
ini tidak terlalu jauh dari kota asalku. Morata! Aku merindukannya. Angin
dingin, salju, badai es, dan tempat dimana kesendirian dan gairah panas hidup
dan bernafas. Ini adalah sebuah tempat dimana keindahan dari cahaya yang
cemerlang berada. Itu akan sempurna jika aku punya seorang gadis cantik di
sampingku. Sungguh menyedihkan."
Vampire
Lord Tori sangat gembira dengan rasa dingin tersebut, sambil mencari seorang
wanita untuk diubah menjadi sebuah karya seni.
Weed
melirik Seoyoon. Kecantikannya tak tertandingi.
Meskipun
dia menatap Seoyoon, yang bahkan memiliki patung-patung yang tak terhitung
jumlahnya, Tori tak menunjukkan reaksi.
‘Apakah
karena kami berada dalam party yang sama?҆
Weed
dan Seoyoon berada dalam sebuah party. Berkat hal itu, tak menunjukkan
ketertarikan apapun terhadap Seoyoon.
Meski
demikian, bagi Weed, itu adalah gangguan yang lain.
Tori
mengerutkan hidungnya dan mengendus.
"Aroma
apa ini? Sangat vulgar, tetapi itu adalah aroma yang meninggalkan rasa manis
dalam mulutku."
Ketika
berhubungan dengan aroma darah, Tori adalah ahlinya.
Jejak
aroma tajam darah Ice Troll adalah yang menyebabkan endusannya.
Dia
bisa memanggil Tori lebih awal. Dia bisa membersihkan para Ice Troll lebih
cepat jika dia melakukannya. Namun, dalam pertukarannya, dia harus menyerah
mengekstrak darah Ice Troll.
Karena
hal itulah, Weed tidak memanggil Tori.
Karena
para Ice Troll telah dikalahkan, dia sekarang bisa mengerahkan Tori dalam pertempuran.
"Tori,
kau pergi dan bertarunglah juga."
"Kau
berani memerintahku?"
Tori
bertanya dengan arogan.
Karena
dia tidak dipanggil selama waktu yang cukup lama, dia tak bisa mengenali
masternya.
Itu
adalah Tori yang sama, yang pernah bertarung dengan Immortal Legion bersama
dengan para Wyvern!
Harga
dirinya tumbuh sejajar dengan kemampuan dan levelnya.
Weed
mengerutkan alisnya.
"Aku
memerintahkan kau. Sekarang pergi dan bertarunglah."
"Kalau
begitu aku akan mengatakan sesuatu juga. Karena itu merepotkan, aku akan suka
jika kau tidak memanggilku untuk mengerjakan tugas sepele semacam itu."
Kontras
dengan kemampuannya, Tori adalah monster bos yang menjengkelkan! Namun, hal ini
tak berarti bahwa Weed tak bisa menggunakan dia.
"Tampaknya
kau masih belum cukup dihajar."
"......"
"Haruskah
kita mengobrol lagi setelah aku menghajarmu secara terus menerus selama sekitar
10 hari lagi?"
Penindasan
yang kejam yang Weed gunakan ketika pujian dan penenangan telah gagal!
*Shink*
Di dekatnya,
Seoyoon juga mengirimkan sebuah ancaman. Dia akan membantu Weed karena si
Vampir yang dia panggil tidak tampak akan patuh.
Bahkan
Alveron mempersiapkan holy magic miliknya, Tori tak punya pilihan, dengan berat
hati mulai berjalan ke arah musuh.
Namun,
setelah berjalan beberapa langkah, Tori berbalik dengan ekspresi serius dan
berkata.
"Master,
aku punya sesuatu untuk dikatakan."
"Apa
itu?"
"Pernahkah
kau mendengar tentang Kerajaan Vampire?"
"Apakah
ada tempat semacam itu?"
Ini
adalah pertama kalinya dia mendengarnya.
Sejarah
tentang Benua Versailles hanya memberi deskripsi singkat tentang Ras Vampir.
"Kerajaan
Vampir Todium! Ada dibawah tanah. Kingdom of Darkness abadi. Berkat Master, aku
telah menjadi lebih kuat, aku harus kembali."
"....
Kembali?"
"Itu
adalah kewajibanku sebagai seorang Vampir. Dalam sebulan di Benua Versailles,
pintu masuknya akan terbuka selama 89 hari."
"Melakukan
hal itu akan melanggar kontrak...."
"Kontrak
akan berakhir. Namun jika kau mau, dengan namaku, aku akan menjanjikan kehidupan
abadiku padamu."
Tori
ingin menyingkirkan dirinya dari pembatasannya. Tetapi dia sudah bisa menebak
kata-kata apa yang akan keluar selanjutnya.
‘Ketika
saatnya berburu, ada sebuah batasan dimana Tori bisa berguna.҆
Seorang
monster bos berlevel 400. Dia sangat berguna berkat karakteristik Vampir
miliknya. Namun dia hanya bisa menggunakan itu untuk memberi makan dirinya
sendiri.
‘Dia
selalu punya pembatasan ini sejak awal.҆
Weed
menggelengkan kepalanya. "Aku tak mau kehidupanmu."
Dia
tak punya niat untuk merenggut kehidupan Tori.
Dia
secara serius mempertimbangkan membunuh Tori hanya karena dia bisa mendapatkan
item-item miliknya. Namun equipment milik Tori sangat tak berguna.
Semua
equipment miliknya terbatas pada Vampire Lord, dan tak seperti para Orc dan
para Elf, selain Dark Wizard, item-item yang hanya untuk monster tak memiliki
nilai jual.
"Terimakasih.
Ketika aku pergi ke Todium nanti, jika kau mau, aku bisa memandumu kesana. Itu
mungkin menjadi pertama kalinya manusia pergi kesana, dan bahkan di masa depan,
kau tidak akan bisa menemukan orang lain yang akan bisa memasuki makam dari
seorang Vampir yang merupakan Penguasa Malam Hari."
*Ding*
Vampire Lord Tori mengundangmu ke
Noble City of the Night, Todium!
Karya seni dan permata kuno, sebuah
kota yang tidak ditemukan diatas tanah, dihuni oleh wanita cantik dan ratusan
juta tikus dan kelelawar.
Dalam
waktu 3 bulan, Vampire Lord Tori, telah mengundangmu dan rekanrekanmu ke
Todium.
|
Weed
sedikit memiringkan kepalanya dan mengangguk.
‘Seperti҅
yang diduga, prediksiku benar.҆
Death
Knight dan Vampir Tori telah berkembang pesat.
Mereka
tidak akan selalu hanya eksis sebagai sebuah beban. Jika seseorang meningkatkan
mereka diatas level tertentu, mereka bisa memperoleh sebuah quest spesial atau
mendapatkan akses ke suatu area tertentu.
Tori
berjalan menuju Valley of Death.
"Keluargaku,
tunjukkan dirimu."
"Kau
memanggil, tuanku."
Ratu
Vampir yang cantik, dan para Vampir muda mengenakan mantel, tiba-tiba muncul.
"Musuh-musuh
yang dipenuhi darah ada disebelah sana."
"Rasa
hausku meningkat. Tuan."
"Meskipun
kita mungkin belum bisa meningkatkan keluarga kita, kita bisa menantikannya
untuk meminum darah. Ayo lakukan!"
"Baik,
Tuanku."
"Veil
of Darkness!"
Tori
dan para Vampir yang lain menyembunyikan tubuh mereka dalam kegelapan.
Dan
dalam sekejap, mereka muncul disekitar para Dibase Priest dan para Demonic
Follower yang berada diatas lembah.
"Bangsawan
Malam Hari!"
"Para
Vampir muncul!"
Tori
memperpanjang kukukukunya dan menimbulkan damage yang besar pada para Dibase
Priest, sementara para familiar lain muncul dan menghilang. Para Vampir muda
juga bergerak dengan cepat, dan si Ratu Vampir menjerat para Demonic Follower
menggunakan sihir-sihirnya.
Namun,
para Vampir muda bukanlah lawan bagi para Possessed Soldier. Jika mereka
melawan manusia yang memiliki darah, mereka bisa menggunakan kekuatan mereka
sesuka hati mereka, tetapi musuh-musuh ini terjerat oleh iblis. Bahkan
meskipun mereka adalah Fallen Possessed Soldier, kekuatan para Vampir tidak
goyah.
"Tornado
Blade!"
*Crash!*
Tori
menciptakan sebuah tornado yang luar biasa di area sekitar dimana musuh
berkumpul dan membunuh beberapa orang.
Karena
Tornado Blade yang besar tersebut menyapu seluruh area, tubuh dari para Dibase
Priest babak belur dan hancur. Salju dan es berserakan dimana-mana. Karena
kekuatan badai tersebut begitu kuat hingga dampaknya membuat para Wyvern
terhuyung-huyung.
"Blood
Drain!"
Masing-masing
serangan Tori mengkonsumsi sejumlah besar MP.
Ketika
dia kehabisan MP dia akan melemah, tetapi dia bisa memulihkan kekuatannya
dengan menghisap darah para Dibase Priest.
Mata
Tori juga berubah menjadi berwarna abu-abu.
"Tak
bisa dipungkiri bahwa kalian tak menganggap aku secara serius, mereka yang
darahnya kuhisap, berubah menjadi batu."
*Crack!*
Tubuh
para Possessed Soldier mengeras dan berubah menjadi batu. Itu adalah efek dari
kutukan Vampir.
Van
Hawk menghunus pedangnya dan memimpin bawahannya. Bingryong dan para Wyvern,
bersama Geumini, menguasai langit. Weed dan Seoyoon juga masuk dalam
pertempuran. Mereka mendaki tebing tersebut dan melawan para monster.
"Moonlight
Sculpting Blade!"
Menggandalkan
defense yang bisa diandalkan dari Armor Tallock, diatas tebing, dia memegang
pedangnya. Saat dia melakukannya, matanya yang serius memeriksa ke segala arah.
Selama
pertarungan jarak dekat, tatapan seseorang tidak boleh terpaku pada satu
tempat. Harus selalu menilai situasi kawan dan lawan. Terutama dalam situasi
serupa seperti sekarang ini ketika ada banyak monster untuk dilawan, kemampuan
tersebut sangat penting.
Para
Dibase Priest berada diambang kematian karena taring dari para Vampir.
"Seven
Celestial Steps!"
Sudah
cukup lama sejak aku menggunakan skill ini!
Dia
bisa menggunakan kecepatan penuhnya dan mengubah arahnya ditengah-tengah dari
masing masing 7 langkah tersebut.
Karena
skill tersebut sepenuhnya mengabaikan pengetahuan umum, membuatnya sulit untuk
digunakan selama pertarungan.
Tetapi
jika kau bisa memanfaatkan skill tersebut dengan baik, kau bisa mendapatkan
kekuatan serangan yang jauh lebih tinggi daripada orang lain.
Weed
berlari diantara para Vampir.
Dengan
langkah kaki yang membingungkan, dia bisa berada di depan Dibase Priest.
"Mati!"
Weed
mengayunkan pedangnya kearah dimana tubuhnya berada.
Pedang
yang berlebihan tersebut nyaris menyerempet lehernya, tetapi, saat dia mundur,
pedang itu menebas dadanya.
Kamu
telah menghantamkan serangan fatal!
|
Saat
darahnya mengalir, si Dibase Priest, yang berada didepannya yang diambang
kematian, mati.
Kamu
mendapatkan exp!
|
Karena
mereka bukanlah monster biasa, para Dibase Priest memberi exp setidaknya 30%
lebih banyak.
Tetapi
sebelum dia bisa memeriksa berapa banyak exp yang dia terima, Evil Spirit yang
memegang gada yang telah mengikuti dia sangat dekat dibelakangnya, menyerang.
"Kkiyaaaat!"
Sambil
meneriakkan teriakan perang, Evil Spirit itu mengayunkan gada tersebut.
Weed
merendahkan tubuhnya ke depan bahkan tanpa melihat ke belakang. Dia berguling
ditanah, dan bangun dengan segera. Ketika Weed bangun, tangannya memegang
kantong penuh koin emas. Kadang-kadang ketika dia berada ditanah, dia
mengambil item-item drop.
‘Seperti
yang diharapkan, ada banyak sekali.҆
Dibase
adalah dewa kekayaan. Itu sebabnya Dibase Priest memiliki banyak uang.
Seseorang
juga bisa mengatakan hal itu dari cara mereka berbicara saat mereka bertarung
melawan para Vampir.
"Aku
akan memberimu banyak uang jika kau mengikutiku."
"Aku
akan memberimu permata ini, jadi percayalah pada kami."
"Yang
aku miliki hanyalah uang..."
Mereka
mencoba untuk menggoda dan memancing mereka dengan uang.
Meskipun
para Vampir, mahluk Bangsawan Malam Hari, sangat penuh harga diri untuk jatuh
pada hal semacam itu, jika mereka adalah para Orc yang menyukai uang, mereka
tak diragukan lagi akan memihak para Dibase Priest.
Weed
melihat sekeliling secara cermat dengan mata yang tajam.
Dia
tak punya ketertarikan pada para Evil Spirit, yang hanya menjatuhkan japtem.
Dia
memahami lokasi umum dari para Dibase Priest, dan memperhitungkan Vitality
mereka untuk mencoba menguras setiap copper dari mereka.
"Seven
Celestial Step!"
Weed
dengan cepat bergerak melewati para monster dan dengan cepat menyerang para
Dibase Priest! Dia terlatih untuk mendapatkan item-item terbaik dari monster
apapun.
Komentar
Posting Komentar