LMS Volume 9 Chapter 8
Volume
9 Chapter 8 – Universitas Korea
Hayan
pergi ke dojo Kumdo.
Di dalam
dojo, ada ratusan praktisi mengayunkan pedang. Orang-orang yang secara serius
fokus pada mengayunkan pedang kayu sambil dengan bangga memakai seragam dojo.
Biasanya,
mereka akan menunjukkan sisi santai mereka, tetapi ketika memegang sebuah
pedang kayu, mereka akan menjadi serius layaknya mereka telah bertemu dengan
musuh yang membahayakan. Mereka adalah orang-orang yang mendedikasikan hidup
mereka pada pedang.
Choi
Jong Bom yang mengajari para praktisi melihat Hayan dan mendekat.
"Masuklah.
Tetapi kakakmu sudah pergi setelah menyelesaikan latihan paginya."
"Aku
kesini bukan untuk menemui kakak."
"Lalu
kenapa?"
"Aku
punya sesuatu untuk didiskusikan."
"Benarkah?
Akan aku dengarkan. Tunggulah di ruang tunggu. Aku akan segera kesana setelah
latihan mereka selesai."
"Tentu."
Hayan
menuju ke ruang tunggu dimana para tamu bisa menunggu. Segera setelahnya, Chung
Il Hoon, yang hanya memiliki kekuatannya untuk dipercaya, menjatuhkan pedang
kayunya.
"Master."
"Apa?"
"Aku
merasa tak enak badan hari ini jadi....."
"......."
"Bisakah
aku beristirahat di ruang tunggu sebentar?"
Seolah-olah
dia pusing, Chung Il Hoon memegang keningnya.
Hal
itu tak pernah terjadi sebelumnya.
Kemudian,
para praktisi lainnya mulai berbicara.
"Ah,
hari ini aku merasa ingin menangis hanya karena melihat daun gugur."
"Bahkan
hembusan angin bisa menggetarkan tubuh ini, pedang tak bisa menemukan jalurnya.
Master, bisakah kami beristirahat sebentar?"
"Kupikir
aku sekarang mengerti apa yang coba dikatakan pedang kepadaku. Untuk
mendengarkan ceritanya, aku ingin mengistirahatkan kepalaku sebentar di ruang
tunggu."
"Sebenarnya
tubuhku sedikit lemah...."
Mata
mereka berkobar dengan semangat!
Para
praktisi membuat alasan, ingin pergi ke ruang tunggu tak peduli apapun yang
terjadi! Hayan dikelilingi oleh 500 laki-laki dalam sekejap.
Pada
akhirnya, Choi Jong Bom secara pribadi membawa Hayan ke ruangan instruktur.
Chung Il Hoon menyajikan teh untuk dia.
"Silahkan."
"Terimakasih."
Di
ruangan instruktur, selain Hayan dan Chung Il Hoon, ketiga instruktur lain dan
20 praktisi telah berkumpul.
Karena
para praktisi menyukai Hayan seperti adik mereka sendiri, mereka tidak mau
ketinggalan.
Hayan
menghabiskan teh tersebut.
"Tehnya
sangat enak."
"Mantan
muridku mengirim ini padaku. Sebelum itu, kamu punya sesuatu untuk
disampaikan?"
"Ya."
"Mungkinkah
itu tentang Lee Hyun?"
Chung
Il Hoon bertanya dengan tajam.
Ahn
Hyundo berpikir tentang mengangkat Lee Hyun sebagai murid.
Lalu,
selanjutnya setelah Chung Il Hoon, Lee Hyun akan menjadi murid termuda. Tetapi,
karena itu akan berarti mereka akan menjadi seperti keluarga, dia sensitif
terhadap hal itu.
Hayan
mengangguk.
"Itu
benar."
"Apa
yang terjadi?"
"Itu
karena ulang tahun kakak."
"Ulang
tahun?"
"Ya.
Sebulan lagi ulang tahun kakak. Aku ingin mengadakan sebuah pesta ulang tahun
untuk dia."
"........"
Hayan
merencanakan pesta ulang tahun kakaknya dan datang ke dojo untuk mendapatkan
bantuan.
Lee
Hyun tak pernah peduli pada ulang tahunnya sebelumnya. Dengan kehidupan mereka
yang sulit, ingat ulang tahunnya saja itu sudah bagus. Tetapi adik dan neneknya
tak pernah lupa ulang tahunnya dan bahkan mempersiapkan hadiah kecil.
Kali
ini, Hayan ingin mempersiapkan sebuah pesta ulang tahun kejutan untuk Lee Hyun.
Mata
Chung Il Hoon, Choi Jong Bom dan Ma Sang Bom melebar.
"Pesta
ulang tahun? Seperti yang di TV?"
"Bukankah
kau hanya merayakan ulang tahunmu dengan makan rumput laut saja?"
"Setelah
aku berusia 8 tahun, aku tak pernah melakukan sesuatu yang spesial pada ulang
tahunku."
"Ulang
tahun adalah, ketika perusahan asuransi melakukan panggilan
terimakasih...."
Mereka
adalah orang-orang yang mendedikasikan hidup mereka pada pedang! Mereka hampir
tak pernah merayakan ulang tahun mereka dengan cara yang tepat.
Bahkan
Chung Il Hoon, yang dianggap para anggota sebagai tertua, menjadi pesimis juga.
"Perayaan
ulang tahun tidaklah sesuai dengan kita."
Choi
Jong Bom setuju.
"Benar.
Daripada ulang tahun, kemenangan dalam skill pedang adalah alasan yang lebih
baik untuk dirayakan."
Ma
Sang Bom mengangguk.
"Memenangkan
sebuah kompetisi jauh lebih penting daripada ulang tahun seseorang. Karena kau
bisa memamerkan skill pedang yang kau latih sendiri kepada seluruh dunia."
Setiap
orang mengatakan penentangan mereka.
Meskipun
Hayan, yang mereka anggap adik mereka sendiri, membuat permintaan tersebut,
perayaan semacam itu tidak sesuai dengan mereka.
Itu
adalah sebuah contoh kenapa mereka tidak populer dengan para gadis. Seperti
inilah, tampaknya rencana pesta ulang tahun akan berakhir siasia. Tetapi
setelah kalimat selanjutnya dari Hayan, segalanya berubah.
"Aku
akan memperkenalkan kalian kepada para Unni ku ketika aku masuk ke
universitas."
"Se-Seorang
mahasiswa perempuan?"
"Ya.
Aku akan memperkenalkan Unni yang cantik. Bagaimana dengan sebuah kencan
buta?"
"Kencan
buta. Yang biasanya kamu lihat di dalam sebuah drama?"
Chung
Il Hoon menggertakkan giginya. Kemudian, dia melihat sekeliling rekan-rekannya.
Choi Jong Bom dengan tegas mengangguk tanda persetujuaannya.
"Para
instruktur, ayo adakan sebuah pesta ulang tahun! Bukankah kita bisa
melakukannya jika itu untuk Lee Hyun?"
Roi
Lee menggerakkan pantatnya seolah-olah dia hendak bangun karena gembira.
"Tentu
saja. Karena ini adalah pesta ulang tahunnya yang pertama, bukankah seharusnya
kita melakukannya dengan benar?"
Persetujuan
yang antusias dari para instruktur. Dan tak ada yang dikatakan tentang para
praktisi.
"Tak
terpikir aku akan melakukan kencan buta dengan seorang mahasiswi selama
hidupku."
"Aku
bahkan tidak memerlukan kencan itu berjalan dengan baik. Jika saja aku bisa
kencan selama sehari seperti orang lain....."
Para
praktisi sedang berjuang dengan kesendirian.
Karena
mereka terlatih dalam pertarungan pedang, selain dari gairah mereka, mereka
menjalani sebuah kehidupan yang jauh dari wanita.
Bahkan
bercakap-cakap dengan gadis sangat canggung dan tidak nyaman. Namun, bertarung
melawan yakuza jauh lebih nyaman.
Orang
lain mungkin terbiasa untuk berkencan dengan seorang cewek dan berpisah, tetapi
bagi mereka, itu adalah saat-saat yang akan tersimpan bersama mereka selama
sepanjang hidup mereka.
Hayan
berjanji.
"Jika
kalian membantuku mengadakan pesta ulang tahun, aku akan merancang sebuah
kelompok kencan."
"Ohhhhhh!"
Para
praktisi bersorak. Kemudian mereka mulai merencanakan untuk pesta ulang tahun
Lee Hyun sebulan kemudian. Benar-benar dalam gaya mereka sendiri!
****
"Selamat
datang."
"Kami
menyambut semua pendatang baru."
Di depan
gerbang dari Universitas Korea, ada klub-klub yang mencoba untuk merekrut
pendatang baru untuk bergabung dengan mereka.
Dengan
kepala tertunduk, Lee Hyun dalam diam menuju ke depan gerbang.
‘Tak
ada waktu untuk hal-hal seperti klub. Waktu yang aku gunakan untuk kehidupan
sekolah saja sudah sia-sia.҆
Setelah
memasuki kuliah, waktu yang bisa dia gunakan di dalam Royal Road menurun
drastis. Jadi, bahkan jika dia adalah seorang mahasiswa perguruan tinggi
sekarang, dia tak bisa mengerjakan aktifitas klub seperti orang lain. Profesi
sebagai Sculptor menunjukkan poin-poin bagus seiring berjalannya waktu, tetapi
hal itu membutuhkan investasi waktu yang lebih banyak.
Lee
Hyun memutuskan tak akan pernah bergabung dengan klub, bahkan jika dia masuk
universitas.
Tadadadak.
Dengan
hatinya yang kaku, Lee Hyun dengan cepat berjalan lewat.
Tetapi
tak seorangpun menghentikan dia.
Kebanyakan
pendatang baru dihentikan oleh para senior, tetapi tak seorangpun mendekati Lee
Hyun.
‘Phew!
Terimakasih tuhan.҆
Lee
Hyun berjalan kearah bangunan utama, dimana pengarahan untuk pendatang baru
sedang diadakan.
Disana
dia mendengar sebuah percakapan.
"Unni,
haruskah kita mengejar orang itu?"
"Biarkan
dia. Tidak bisakah kamu mengerti dari wajahnya? Dia kemungkinan besar
menolak."
****
Di
Universitas Korea sebuah sesi pengarahan untuk pendatang baru sedang diadakan
untuk menjelaskan dasar-dasarnya sebelum memasuki universitas. Karena itu
masih 2 bulan lagi, kebanyakan pendatang baru tidak hadir.
Tetapi
Lee Hyun meluangkan waktunya untuk datang kesini.
‘Aku
harus memberitahu Hayan tentang hal ini.҆
Seperti
orang tua yang khawatir tentang edukasi anak mereka, itu murni untuk adiknya.
Pengarahan tersebut bertempatkan di sesuatu seperti auditorium. Seorang pria
bergaya sedikit negarawan duduk disamping Lee Hyun. Dia berbicara padanya
terlebih dulu.
"Senang
bertemu denganmu. Apa kau seorang pendatang baru?"
Lee
Hyun mengangguk dan menoleh untuk menghadap dia.
"Ya."
"Universitas
Korea begitu bagus. Aku datang dari pedesaan untuk mengunjungi kampus. Aku Bak
Soon Jo dari jurusan virtual reality."
"Begitukah.
Namaku Lee Hyun. Aku memilih jurusan virtual reality juga. Karena kita berada
di jurusan yang sama, mari berbicara secara santai."
"Tidak
apa-apa kah? Kau tampaknya lebih tua dariku."
Bak
Soon Jo dengan hati-hati menanyai Lee Hyun. Lee Hyun menggelengkan kepalanya.
"Tak
mungkin. Aku berusia 20 juga."
"Wajahmu
tak tampak seperti itu...."
"Hmm
hmm!"
Lee
Hyun berdehem untuk menunjukkan bahwa dia tidak nyaman. Berkat hal itu, dia
bisa melanjutkan tanpa banyak masalah.
"Ya,
baik. Lee Hyun! Mari mengakrabkan diri."
Bak
Soon Jo menepuk ringan pundak Lee Hyun saat dia mengatakan hal itu. Hampir
disaat yang sama, orang-orang mulai mendekati Bak Soon Jo dan Lee Hyun.
"Aku
juga jurusan virtual reality. Namaku Lee Yu Jeong. Senang bertemu
denganmu."
"Aku
juga. Aku Min Sura."
"Aku
Choi Sang Joon. Senang bertemu denganmu."
Lee
Hyun dan Bak Soon Jo saling menyapa ringan dengan teman-teman dari jurusan
yang sama. Setelah itu mereka mendengarkan pengarahan bersama-sama.
Di hari
pertama, setelah menghadiri sesi pengarahan, mereka membentuk sebuah
"keluarga". Selama waktu istirahat pengarahan, ada debat panas
diantara teman-temannya.
"Sistem
gerakan virtual reality yang digunakan Royal Road memungkinkan tingkat
pergerakan fisik yang berbeda bergantung pada level user."
"Bukan
hanya lima indra dasar, tetapi untuk bisa menggunakan potensial diatasnya, itu
pasti telah menggunakan studi pada otak sebagai penelitian dasar."
"Untuk
menyimpan data dalam jumlah sebesar itu......"
Lee
Hyun tidak terlibat dalam percakapan mereka.
‘Itu
adalah sebuah masalah yang sederhana jika kau memperhatikannya.҆
Sebelum
dia mulai bermain Royal Road, dia membaca berbagai penelitian tentang virtual
reality. Ada banyak kata yang tidak dia ketahui, tetapi dia mengingat segala
didalamnya secara menyeluruh. Dengan demikian, pengetahuam Lee Hyun tentang
virtual reality jauh di atas siswa normal.
Ketika
Royal Road pertama kali dibuat, pertimbangan untuk keamanannya sangatlah
tinggi. Lee Hyun sangat penuh perhatian pada poin ini juga.
Tak
masalah jika sesuatu yang salah terjadi padanya, tetapi keluarganya akan
mendapatkan saat-saat yang sulit. Oleh karena itu, dia mempelajari tentang
virtual reality.
"Tapi
Sura, profesi apa yang kau miliki?"
"Aku?
Aku seorang Enchanter. Aku terspesialisasi dalam angin dan listrik."
"Whoa!
Itu adalah sebuah profesi langka."
Enchanter
adalah sebuah profesi yang memberi kekuatan pada sebuah objek atau bentuk
kehidupan.
Dasarnya
mirip dengan sihir blessing milik Priest/Priestess, tetapi itu lebih baik dalam
arti tertentu karena kekuatan yang diberikan tidak menghilang setelahnya.
Kebanyakan,
itu adalah profesi yang menggunakan kalung, anting-anting, cincin, dsb dan
menggunakan sihir pada item-item itu.
Bahkan
jika itu sulit untuk meningkatkan level pada permulaan, itu adalah sebuah
profesi yang menghasilkan banyak uang ketika berhasil.
"Bagaimana
denganmu?"
"Aku
hanya seorang Warrior normal. Level 216."
"Itu
sama sekali tidak normal. Level itu benar-benar tinggi. Aku masih level
140."
"Apa
boleh buat karena Enchanter bukanlah profesi yang benar-benar bagus dalam
pertempuran. Tetapi ayo berburu bersama nanti."
"Ok."
Setelah
para gadis mengungkapkan level dan profesi mereka, para lakilaki mulai
mengungkapkan level dan profesi mereka juga.
Choi
Sang Joon berbicara terlebih dahulu.
"Aku
juga seorang Warrior. Berkat berburu bersama sebuah guild, aku level 278."
"Guild
apa?"
"Black
Lion."
"Wow!
Guild paling terkenal di Kerajaan Thor!"
Lee
Yu Jeong tidak menyembunyikan keterkejutannya. Itu sangat sulit untuk bergabung
dengan guild besar yang terkenal.
Aktivitasmu
terbatas ketika bergabung dengan sebuah guild, tetapi semua orang tetapi ingin
bergabung dengan guild yang bagus.
Itu
karena keuntungannya. Seperti mengikuti perang guild untuk mengambil alih
sebuah kastil atau tempat perburuan dan kesempatan untuk meminjam itemitem
dengan mudah.
Khususnya
bisa meminjam itemitem bagus adalah sebuah keuntungan yang besar.
Bukan
hanya itu, jika aktifitas mereka menguntungkan, mereka bisa menerima beberapa
gold sebagai upah bulanan.
Tetapi
meskipun tak ada keuntungan semacam itu, guildguild terkenal memiliki
kebanggaan mereka sendiri. Ketika pergi ke medan, kota, atau kastil, semua
orang akan mengenali tanda guild mereka.
Mereka
dihormati dan dikomentari oleh orangorang dan mereka bahkan bisa mendapatkan
sejumlah makanan dari kepemilikan itemitem.
Kadangkadang,
meskipun seseorang melakukan hal yang besar, mereka mungkin tidak mendapatkan
sebuah komentar. Benua Versailles adalah sebuah dunia dimana kekuatan yang
memimpin dan guild terkenal adalah sumber dari kekuatan itu.
"Itu
bukan apaapa. Kakakku adalah anggota pendiri Black Lion. Dia adalah salah satu
dari 30 anggota pertama, jadi aku bisa bergabung."
"Maka
level kakakmu pasti sangat tinggi."
Lee
Yu Jeong menatap Choi Sang Joon seolaholah dia cemburu padanya.
Choi
Sang Joon mengangguk.
"Dia
tidak memberitahuku levelnya, tetapi setidaknya dia berlevel diatas 340. Aku
bisa meningkatkan levelku dengan mudah dengan mengikuti kakakku."
"Whoa,
benarkah?"
Sementara
para gadis cemburu pada dia, Lee Hyun berpikiran lain.
‘Dia
melatih karakternya seperti orang lain. Itu hanya akan semakin sulit setelah
dia semakin jauh.҆
Di
Royal Road, level skill sangatlah penting.
Jika
dia hanya mengumpulkan exp cepat dan naik level, dia hanya akan menjalani
penderitaan nanti.
Terutama
jika dia meningkatkan levelnya dengan menempel dibelakang orang lain, maka dia
tak akan bisa mengerjakan tugas bagiannya jika perburuan yang benar-benar
berbahaya dimulai.
Min
Sura dan Lee Yu Jeong mendekati Lee Hyun dan Bak Soon Jo yang belum
mengungkapkan profesi mereka.
"Soon
Jo apa profesimu?"
Ketika
Min Sura bertanya sambil mengedipkan matanya, Bak Soon Joo menjawab, menggaruk
kepalanya.
"Aku?
Level 342 dan profesi seorang Thief."
"........"
Level
milik Bak Soon Jo yang memiliki penampilan naif menyebabkan riak yang besar.
Royal Road tak bisa dipahami dari luarnya.
Itu
bergantung pada berapa banyak monster yang telah kau bunuh dan berapa banyak
waktu yang dihabiskan di dalam sebuah dungeon.
Meskipun
Bak Soon Jo tampak seperti tipe pendiam, karena dia memiliki sifat kompetitif,
dia membunuh monster-monster sambil menghabiskan banyak waktu didalam sebuah
dungeon.
Terakhir,
Min Sura menatap Lee Hyun.
"Lee
Hyun, apa profesimu dan berapa levelmu?"
Dia
tidak benar-benar ingin menyembunyikannya. Tetapi dia tidak mau menunjukkannya
juga.
Bagi
mereka yang hanya menikmati virtual reality, level mungkin menjadi sesuatu
untuk dipamerkan, tetapi bagi para Dark Gamer, hal itu sama saja dengan membuka
kartu mereka!
‘Mereka
tidak menanyakan secara detail lagian.҆
Melihat
pengalaman sampai sekarang, mereka kemungkinan tidak akan menduga apa yang akan
terjadi, Lee Hyun membuka mulutnya.
"Sculptor."
"Hm?"
"Profesiku
seorang Sculptor."
"Ya
ampun."
Itu
hanya sesaat mata orang-orang penuh dengan mengasihani. Choi Sang Joon menepuk
pundak Lee Hyun untuk menyemangati.
"Berusaha
keraslah. Kudengar orang-orang banyak yang memilih Sculptor belakangan
ini."
"Ya."
Mengobrol
dari waktu ke waktu seperti ini, mereka mendengarkan pengarahan.
Lee
Hyun menulis rincian yang penting dalam buku catatan yang dia persiapkan secara
terpisah.
Kebanyakan
subjeksubjek itu yang akan membantu untuk belajar sebelum kehidupan kuliah,
informasi tentang studi luar negeri dan bantuan finansial.
Dia
telah berpisah dengan belajar setelah keluar dari SMA.
Meskipun
dia lulus ujian GED, itu mustahil untuk mendapatkan bantuan finansial di tengah-tengah
kehidupan kampus.
Tetap
saja, dia menulisnya untuk jaga-jaga.
Ketika
sesi pengarahan berakhir, teman-temannya berdiri.
****
"Ah,
akhirnya selesai. Aku lapar."
"Ayo
cari sesuatu untuk dimakan."
"Ya.
Ayo makan di kantin kampus."
Lee
Hyun mengikuti teman-temannya.
‘Tak
ada salahnya untuk mengalami seperti apa kantin kampus.҆
Kantinnya
berada di dalam kampus.
Makanan
gaya Korea dan Barat disajikan berdasarkan pada hari pada minggu tersebut. Para
gadis memilih gaya Korea dan para laki-laki memilih gaya Barat.
"Tampak
lezat."
"Mari
makan."
Dalam
makanan gaya Korea, ada nasi, sup, dan sekitar 5 jenis Banchan.
Dalam
makanan gaya Barat, ada daging babi panggang atau ikan dengan salad dan mie.
Min Sura tersenyum setelah mencoba nasi dan Banchan.
"Cukup
enak."
Choi
Sang Joon dan Bak Soon Jo mengiris daging babi panggang dan memasukkannya
kedalam mulut mereka untuk merasakan rasanya.
"Hidangan
kampus tidaklah buruk."
"Akan
menyenangkan untuk pergi ke kampus."
Ketika
semua orang menikmatinya, Lee Hyun saja yang makan dengan ekspresi berkerut.
‘Bahan
makanannya mengerikan.҆
Itu
mungkin sudah jelas, tetapi daging babi gorengnya tidak dibuat disana.
Produk
yang dibekukan!
Selain
itu, karena sudah lama sejak daging itu dimasak, kesegarannya sangat rendah.
‘Jika
seperti ini, lebih baik membawa makanan dari rumah.҆
Harganya
2.500 won, itu tidaklah benar-benar murah.
Itu
akan jauh lebih menyehatkan untuk membuat bekal dengan bahanbahan yang baru
dibeli dari pasar dan membawanya.
Lee
Hyun menyelesaikan makanannya berpikir tentang mengemas bekal terbaik.
Pada
saat itu, orang-orang kekar berkumpul di kantin kampus. Mereka adalah
mahasiswa jurusan seni beladiri.
Pria
dengan badan besar dan berkeringat datang untuk makan dan menemukan Lee Hyun.
Kemudian
mereka membungkuk.
"Kami
menyapa hyungnim!"
Ketika
seorang mahasiswa yang ada didepan membungkuk, puluhan mahasiswa lainnya
membungkuk juga.
"Kami
menyapa hyungnim!"
Lee
Hyun tetap duduk dengan wajah tanpa ekspresi. Dia memalingkan wajahnya juga.
Dia
menggunakan skill mengabaikan dengan melakukan hal lain yang dipelajari dari
Seoyoon. Tetapi para mahasiswa jurusan seni beladiri tidak pergi dan tetap
membungkuk.
Teman-teman
disampingnya terkejut dan duduk dengan mulut mereka terbuka lebar. Seekor lalat
bisa saja terbang masuk ke dalam mulut Choi Sang Joon.
Karena
para mahasiswa jurusan seni beladiri dengan tubuh besar itu menunduk, mereka
hanya bisa bingung dan terkejut.
Dan
meskipun itu tampak seperti Lee Hyun tak menyukainya, dia menerima sapaan
mereka dengan sangat alami.
Keempat
orang yang ada disana begitu terkejut, mereka bolak-balik menatap Lee Hyun dan
kemudian para mahasiswa seni beladiri.
Lee
Hyun menanggapi sapaan tersebut saat dia mendesah.
Hubungan
Lee Hyun dan teman-temannya berubah. Karena seorang senior menunduk pada dia,
dia pasti memiliki usia yang sama atau lebih tua. Bukan usia 20 seperti yang
dia nyatakan.
Akhirnya
para mahasiswa seni beladiri berjalan menjauh dari Lee Hyun.
"Sang
ChualHyung, siapa dia? Siapa sebenarnya dia, sampai-sampai kau harus menunduk
seperti itu?"
Sejujurnya,
kebanyakan dari para mahasiswa itu menunduk tanpa mengetahui sebabnya. Karena
senior mereka, Han Sang Chual, tiba-tiba menunduk, mereka ikut menunduk juga.
Keringat
mengalir turun di kening Han Sang Chual.
"Aku
mengatakannya padamu sebelumnya."
"Huh?"
"Aku
memberitahumu dojo mana aku belajar kan?"
"Ya.
Bukankah kau pergi kesana?"
Yang
mereka bicarakan adalah dojo dimana Ahn Hyundo bekerja sebagai master. Dojo
terkenal yang menghasilkan pemenang kompetisi pertarungan pedang dunia.
Itu
adalah sebuah tempat dimana para monster yang tak takut pedang berkumpul. Tanpa
menghitung praktisi resmi, hanya praktisi pemula saja berjumlah lebih dari
5000.
Han
Sang Chual adalah salah satu dari para praktisi pemula.
"Dia
adalah praktisi terbaik, bukan, dia adalah murid resmi Master yang terbaik."
"Gasp!
Murid terbaik?"
"Mungkin.
Hampir pasti. Kebanyakan instruktur mengajari dia, tetapi kadang-kadang dia
bertarung melawan sang master, jadi kemungkinan benar."
"Tetapi
dia tampak lebih muda atau sama dengan usia kita, tak seharusnya untuk seformal
itu, kan?"
Para
mahasiswa memiringkan kepala mereka.
Mereka
yang berlatih seni beladiri memiliki perasaan yang kuat tentang harga diri.
Bahkan
jika seseorang lebih tinggi dalam status di sebuah dojo, tak ada perlunya untuk
menundukkan kepala seseorang kepada dia.
Han
Sang Chual gemetar seolah-olah dia merasakan rasa dingin yang tibatiba.
"Kau
seharusnya sudah melihatnya. Kau pikir aku terancam oleh dia seperti ini sejak
awal? Awalnya aku tidak mengakui kekuatannya. Hanya satu tahun. Itu terasa sangat
tidak adil bagi seseorang yang hanya memperlajari pedang selama setahun untuk
menjadi murid master yang terbaik. Bahkan aku, yang pergi ke dojo Kumdo selama
lebih dari 3 tahun, tak bisa menjadi seorang praktisi resmi. Kupikir dia adalah
seorang bajingan arogan."
"Maka
bukankah seharusnya kau menghajar dia untuk memberi pelajaran pada dia?"
"Aku
hendak melakukannya! Melihat bagaimana seorang pendatang baru menyingkirkan
semua praktisi asli. Tetapi aku melihat dia bertarung dengan sebuah pedang
kayu."
"Seperti
apa itu...."
"Dia
bertarung, bertarung, dan bertarung. Bahkan di depan pedang kayu yang bisa
dengan mudah mematahkan tulangnya, dia tak menunjukan rasa takut apapun. Dan
pedang yang dia ayunkan memiliki jiwa yang terkandung di dalamnya."
"Sehebat
itu kah? Bukankah itu normal untuk tidak takut pada pedang ketika mengayunkan
dan untuk mempertarukan nyawa seseorang pada pedang tersebut?"
"Itu
hebat. Sangat hebat. Aku menyadarinya kemudian. Meskipun kekuatan fisik bisa
dibentuk dengan latihan, kekuatan mental yang harus kau lahirkan. Sejujurnya,
berapa banyak orang yang akan benar benar bertarung dengan mempertaruhkan
nyawa mereka di dunia seperti ini?"
"........"
"Seseorang
yang bisa merenggut kehidupan seseorang untuk sebuah keyakinan. Seseorang yang
kuat secara mental. Mengesampingkan kondisi fisik, kemudian aku menyadari bahwa
hatinya adalah yang terkuat. Setelah itu, skill pedangku menjadi jauh lebih
kuat."
Anak
buah Han Sang Chuak akhirnya mengerti. Sebuah pedang mengayun dengan kesungguh-sungguhan.
Jika
itu adalah seseorang yang bisa mengayunkan sebuah pedang semacam itu,
mengesampingkan waktu yang dihabiskan untuk pembelajaran, mereka bisa menunduk
kepada dia.
‘Seseorang
yang memiliki pikiran yang sangat kuat.҆
‘Ingat
wajahnya dan jangan pernah menyentuh dia.’
Han
Sang Chual mengatakan kepada juniornya untuk berjanji padanya.
"Ada
pesan dari para Sahyung dojo. Mulai dari sekarang, jika kalian bertemu dia,
menunduklah pada dia, jika kalian tak melakukannya, aku akan terbunuh."
Komentar
Posting Komentar