The Legendary Moonlight Sculptor Volume 6 Chapter 2 Bahasa Indonesia
Volume
6 Chapter 2 – Lavias, Kota di Langit
Di salah satu dari banyak dungeon tersembunyi,
seseorang muncul. Dia mendapati dirinya di dalam sebuah dungeon gelap, dan
melihat ke sekeliling dengan bingung. Namun, segera dia sadar.
“Cahaya! Cepat menyala.”
Cahaya yang dipanggil dengan cepat menerangi
kegelapan, merapal sihir tersebut agar bisa berjalan kesekeliling.
Dia awalnya ingin menjadi seorang Wizard,
tetapi juga ingin memegang pedang. Meskipun senjatanya adalah jenis pedang
pendek, itu memiliki serangan menusuk yang kuat. Dia membawa busur di
pundaknya, dan dia memiliki penampilan seperti seorang Priestess. Dimana dia
tidak bisa menggunakan serangan fisik, dia menggunakan mantra dan buff.
Profesinya benar-benar ahli dalam banyak bidang.
Identitas gadis itu adalah seorang Shaman.
Da’in! Dia menderita penyakit yang serius dan
harus menjalani operasi. Sekarang dia telah kembali.
“Tidak ada yang berubah.”
Mata Da’in berkilauan.
Seolah sudah takdir, saatnya sudah tiba untuk
bergerak maju dengan kepalanya dijunjung tinggi-tinggi.
“Nona, aku ingin menanyakan sesuatu padamu.”
Orang yang mengatakan kata-kata itu adalah
seorang Dullahan. (Monster tanpa kepala yang muncul di volume 2)
Itu akan sangat menakutkan, tapi bagi Da’in,
itu adalah pemandangan yang familiar.
“Kalau begitu katakanlah!”
“Aku sedang mencari kepala, kepalaku. Jika kau
melihatnya, tunjukkan padaku dimana kepala itu.”
Mahluk mengerikan itu tengah memegang kepala
yang sedang dia cari!
Da’in memutuskan untuk memberi jawaban pada
dia.
“Kalau begitu tutuplah mulutmu.”
“Apa kau bilang?”
Da’in tiba-tiba mengepalkan kedua tinjunya dan
tanpa henti memukuli kepala si Dullahan.
“Aku menyerah!”
Dimasa lalu, dia benci berburu undead. Setelah
berhasil menjalani operasi, Dullahan hanyalah monster. Meskipun memukul dengan
tinju bukanlah satu-satunya skill yang dipelajari, skill memanahnya juga sangat
luar biasa.
Dia juga bisa menggunakan berbagai buff, dan
dia mempelajari kutukan dan sihir serangan.
Bahkan ilmu pedangnya berlevel tinggi!
Satu hal yang sulit bagi Da’in, adalah bahwa
profesinya tidak menghasilkan kekuatan sebanyak profesi aslinya, karena Da’in
adalah seorang Shaman. Profesi yang memiliki kemampuan merata dalam semua
bidang, tetapi tidak bisa mengkhususkan diri, meskipun tampak sangat efektif
dalam pertempuran.
Yah, penyebab dari kondisi pikirannya saat ini
juga harus dipertimbangkan. Awal dari segala bermula dari tempat ini, dengan
karakter bernama Weed. Da’in mulai memukul dan menendang, dan diikuti dengan
menusuk. Dia dengan gembira menggunakannya untuk menghajar si Dullahan.
“Kepalaku, kepalaku! Kepalaku sakit sekali.”
“Rasanya sedikit stress untuk dirawat di rumah
sakit… tolong mengertilah. Itu tidak akan berlangsung lebih lama lagi. Blood
Curse!”
Namun Blood Curse yang dia gunakan memiliki
atribut kegelapan.
Si monster, Dullahan, dikutuk dengan kutukan
kegelapan!
Dia dihajar habis-habisan dan kemudian HPnya
dipulihkan bahkan jumlahnya lebih banyak daripada sebelumnya.
Kombo yang benar-benar menakutkan.
Bukannya membunuh Dullahan, buff itu
menyelamatkan si Dullahan dan kemudian menghajar dia lagi, itu benar-benar
berlawanan. Setelah menghajar Dullahan itu cukup lama, Da’in menghabisinya
dengan panah.
Melatih skill-skillnya setelah sekian lama!
Memukul atau menusuk, memanah dan sihir,
semuanya masih sama.
Dullahan yang malang menjadi target semua skill
ini.
“Aku masih tidak terlalu berkarat dengan
skill-skillku.” Da’in tersenyum riang.
Ketika dia bermain Royal Road dimasa lalu, dia
hanya mempedulikan tentang meningkatkan skill miliknya daripada level. Memberi
Buff pada monster, menghajarnya, dan kemudian mengulanginya lagi. Level
skill-skill miliknya meningkat secara tidak normal.
“Senang bisa melihat para Dullahan, dan para
Skeleton itu!”
Da’in berjalan sendirian, menelusuri dungeon
undead itu. Namun tubuhnya bergerak seperti memiliki kehendak sendiri. Kembali
ke Royal Road setelah waktu yang lama, dia menikmati suasananya, seolah-olah
mabuk karena menghirup udaranya.
Dia sangat merindukan ini saat dia berbaring di
rumah sakit.
Hanya ingin menghirup sekali saja, dia sangat
menginginkannya seolah-olah menginginkan makanan.
Betapa indahnya dunia ini, hanya orang sakit
yang bisa memahami kalimat ini. Namun, dimanapun monster tertangkap
pandangannya, dia akan langsung menghajar mereka tanpa ampun. Skeleton warrior,
Skeleton knight.
Tepat sebelum operasi, dia datang ke dungeon
ini. Itu adalah operasi beresiko tinggi. Ada banyak kasus dimana pasien
meninggal ditengah-tengah operasi. Orang-orang khawatir bahwa ‘Jika hanya ada
tulang yang tersisa setelah kematian, itu akan terlihat seperti skeleton’.
Dia berkeliling dungeon undead hanya untuk
melihat para Skeleton!
Dalam ingatannya, area ini hanyalah tempat yang
tandus, tetapi sekarang telah berbeda.
Tempat ini dulu dihiasi dengan
stalaktit abu-abu dan hitam, berserakan atau menggantung secara alami didalam
gua. Tetapi sekarang ada banyak patung diukir disegala tempat.
Kamu telah melihat Nameless Sculpture of
Lavias.
Patung-patung indah yang tak memiliki nama
ini telah diciptakan!
Patung-patung ini menyimpan kenangan berharga
dari seseorang telah menjadi tempat perlindungan dan petunjuk didalam dungeon
yang berbahaya ini. Patung-patung misterius ini diciptakan oleh seorang
Sculptor yang tidak diketahui.
Efek:
Aura tenang di sekitar patung ini akan
meningkatkan HP dan MP player sebesar 25%
Meningkatkan kecepatan
sebesar 10%
Serangan para monster akan berkurang sebesar
5%
Efek-efek ini tidak bisa ditumpuk dengan efek
patung lain.
|
Kamu telah melihat Nameless Sculpture of
Lavias.
Patung-patung indah yang tak memiliki nama
ini telah diciptakan!
Patung-patung ini menyimpan kenangan berharga
dari seseorang telah menjadi tempat perlindungan dan petunjuk didalam dungeon
yang berbahaya ini. Patung-patung misterius ini diciptakan oleh seorang
Sculptor yang tidak diketahui.
Efek:
Aura tenang di sekitar patung ini akan
meningkatkan HP dan MP player sebesar 25%
Meningkatkan kecepatan sebesar 10%
Serangan para monster akan berkurang sebesar
5%
Efek-efek ini tidak bisa ditumpuk dengan efek
patung lain.
|
“Patung?”
Da’in sedang dalam mood yang buruk karena
patung-patung itu tidak sesuai dengan ingatannya tentang tempat ini.
“Kenapa semuanya seperti ini?”
Ketika dia hendak berbalik, penampilan
patung-patung itu tiba-tiba terasa familiar.
Satu alis sedikit naik dengan ekspresi galak
pada wajah pria itu!
Dan si wanita sangat mirip Da’in.
“Tidak mungkin…”
Da’in menatap pria itu. Tak diragukan lagi, itu
adalah pria yang dia temui sesaat sebelum operasi.
Di Royal Road, orang yang bisa mengukir namanya
dalam-dalam di dalam hati Da’in disaat-saat terakhir.
Pada saat itu, Da’in dan orang ini membuat
party yang fantastis. Kemampuan yang bermacam-macam dari Shaman, dikombinasikan
dengan kekuatan Weed menyapu bersih dungeon undead.
“Oh Weed.”
Air mata mengalir tak terkendali di wajah
Da’in.
“Hiks. Aku berjanji untuk tidak akan pernah
menangis lagi, tapi….”
Sebelum menjalani operasi itu, dia
membayangkannya ratusan kali.
Dia akan mencari kehidupan baru, dengan senang
hati karena hidup.
Dia tidak akan pernah menangis.
Tetapi sekarang meneteskan air mata ini, apa
yang dia rasakan tak bisa diungkapkan lewat kata-kata.
Saat dia pergi untuk menjalani operasi, dia
berpikir bahwa tak seorangpun akan mengingat dirinya. Hanya akan menjadi
eksistensi yang sepenuhnya terlupakan, dia bahkan tidak tau apakah ada orang
yang akan memikirkan dirinya.
Namun, ada satu orang yang memberi dia semua
ini sebagai kenangan untuk dia.
Ada seorang pria yang mengukir penampilannya kedalam
patung. Dia bisa merasakan detak jantungnya. Jantungnya mulai berdetak dengan
cepat, tangannya sedikit gemetar. Seluruh tubuh Da’in penuh dengan emosi, dan
kemudian dia melihat ada coretan-coretan yang tertulis dibawah patung. Tulisan
tangan yang begitu jelek, seperti ditulis oleh anak kecil.
-
Geomchi. Hukum para orang bodoh!
-
Geomchi2. Pria dimanapun harus bekerja keras.
-
Geomchi3. Pernah kesini.
-
Geomchi4. Aku melayani master, itu membawa
kebanggaan dalam hidupku.
-
Geomchi5. Harus mendapatkan kekasih. Kami hanya
masih umur 30’an.
-
…..
-
Geomchi16. Aku lapar. Seseorang beri aku roti
gandum.
-
…..
-
Geomchi31. Aku mati kelaparan kemarin.
-
Geomchi32. Monster-monster sialan ini, tidak
menjatuhkan makanan.
-
…..
-
Geomchi359. Dicari pacar. Tak ada syarat khusus
yang diperlukan. Hanya saja kau bersedia untuk belajar bagaimana caranya
memasak.
-
…..
-
Geomchi505. Halo, senang bertemu denganmu. Geomohbaekohchiipnida
adalah namaku. Juga dikenal sebagai si manis yang paling muda, Hajiyo. Hahahaha
Da’in berjalan mengelilingi seluruh dungeon
undead, dan kemudian dia membeku.
Sudah lama sejak pertarungannya dengan Dullahan
yang menenteng kepalanya, dia mencari patung-patung tanpa nama milik Weed.
Dimana Da’in dan Weed makan bersama, dia juga menemukan dua patung dari diri
mereka beristirahat disana.
“Menakjubkan. Patung-patung ini….”
Mata Da’in lembab karena air mata. Itu mungkin
sepele, tetapi itu sudah cukup untuk membuat hatinya terasa perih karena semua
emosi. Dia melihat banyak patung seperti ini. Perlahan-lahan dia terus berjalan
mengelilingi dungeon dengan senang hati.
“Khu khu khu. Manusia hidup tidak diijinkan
berada di tempat ini.”
“Di tempat ini, kau akan membaringkan tubuhmu.
Tempat ini akan menjadi tempat peristirahatanmu yang terakhir.”
“Serahkan nyawamu. Aku akan menuntunmu
istirahat yang abadi.”
3 Skeleton!
Kadang-kadang, monster-monster yang berkeliaran
di area tersebut mendatangi Da’in dan dihajar dengan sadis. Ini benar-benar tak
bisa diterima. Dia menghancurkan tulang-tulang mereka dalam kemarahan karena melakukan
kejahatan menghancurkan suasana hati. Mereka hanya melakukan hal ini untuk
mempertahankan wilayah mereka, sementara Da’in seenaknya berjalan-jalan
disekitar mereka!
Patung-patung ini dibuat dengan keinginan untuk
tidak membiarkan para monster mendekati patung-patung ini, tetapi entah kenapa,
Da’in terus-menerus diganggu oleh para monster. Yang bisa dia lakukan adalah
membiarkan skill-skill miliknya mengamuk saat dia menghabisi para monster ini.
Karakteristik dari Shaman bisa terlihat saat dia menyerang dan mengalahkan
monster-monster ini.
Dia keluar dari dungeon tersebut dalam 2 hari.
* * *
“Jadi ini adalah kota langit?”
“Ya. Tempat ini belum lama ini ditemukan oleh
beberapa petualang. Masalahnya adalah bahwa hanya orang-orang yang berjasa pada
desa Baran yang bisa kesini.”
Di Lavias, ada sangat banyak petualang. Da’in
tidak pernah berkeliling tanpa Weed, sementara itu, banyak player yang
menemukan Lavias dan berpetualang sendiri-sendiri.
Kota di atas Langit.
Pemandangan awan-awan yang melintas bersama
dengan aliran angin memberi perasaan yang bagus, membuat tempat itu sebuah
pemandangan yang nyaman. Para player berlevel rendah datang kesini dengan
mempertaruhkan hidup mereka hanya untuk melihat pemandangan itu.
Lavias menjadi terkenal, dan bahkan bangsawan
kerajaan secara resmi mengumunkan ketertarikan mereka untuk berkunjung. Para
bangsawan Kerajaan Rosenheim, dan para bangsawan dari Kerajaan Brent cukup
sering berkunjung. Quest untuk mengawal mereka untuk sampai kesana dengan aman
berhadiah sangat besar.
“Ada banyak orang disini.”
Da’in perlahan-lahan berjalan di dalam kota.
Kemudian berbagai jenis ras burung menyambut dia.
“Caw, caw. Ini adalah yang pertama kalinya aku
melihatmu. Apa kau baru di kota ini?”
Orang yang berbicara adalah Tom Ball, tetua
Lavias yang baru.
Disamping dia ada banyak berbagai jenis burung.
Si gagak mengepakkan sayapnya.
“Manusia, apa kau kuat? Kau tampak cukup
terkenal, aku ingin meminta bantuanmu. Di atas sini di Lavias, kami terus resah
karena para undead.”
“Apa kau tau bagaimana caranya mengumpulkan
tanaman herbal? Jika kau tidak tau, aku akan mengajarimu tentang tanaman herbal
obat, bisakah kau memberiku 200 gold? Ada sebuah tanaman herbal yang aku cari
di gua diarah utara. Jika kau mencoba mencabutnya, kau akan merusaknya, jadi
kau harus hati-hati.”
Mereka adalah prospek.
Dia bertemu dengan berbagai macan jenis burung,
tetapi mereka semua tidak bisa mengingat dia. Bahkan jika mereka memiliki
kepala keluarga baru, mereka adalah pelupa yang parah. Meskipun Da’in pernah
membantu si gagak hitam, dia telah dilupakan.
Saat Da’in berjalan-jalan dengan santai, dia
tiba-tiba merindukan Weed.
҅Dia pasti berada di suatu tempat berpetualang.
Levelnya pasti sudah jauh lebih tinggi, kan?҆
Da’in ingin bertemu dia.
Dia ingin berbagi kebahagiaannya bersama Weed
karena masih hidup!
Namun, tidak ada cara untuk menghubungi Weed.
Sebelum dia pergi untuk menjalani operasi, dia secara sengaja menghapus semua
daftar temannya. Jika dia kembali, tak mungkin Weed akan menyadari fakta
tersebut. Dia sangat menyesal karena menolak ajakan pertemanan Weed.
Ribuan orang memiliki nama yang sama akan
muncul jika kau tidak mendaftarkan pertemanan saat kontak langsung. Jadi itu
artinya tak ada cara untuk tetap berhubungan.
‘Yah, tak masalah, jika kami ditakdirkan
bertemu lagi, maka itu akan terjadi. Meskipun jika kita bertemu, akankah itu
menjadi sebuah pertemuan yang menyedihkan.’
Perbedaan levelnya pasti telah sangat jauh, dan
mereka mungkin tak memiliki kesempatan untuk saling bertemu. Namun, ini
bukanlah masalah yang besar. Dengan level skill miliknya yang tinggi
dibandingkan level karakternya, dia bisa dengan mudah menutupi kekurangannya.
‘Aku sekarang bebas untuk menjadi diriku
sendiri. Aku tidak perlu khawatir tentang mati. Aku punya banyak waktu.’
Da’in kemudian berdiri sendirian menonton saat
beberapa wanita mendekati dia.
“Aku punya sebuah masalah, aku ingin meminta
bantuanmu. Maukah kau mengambil resiko ini? Namaku Geurati, penyihir roh
angin.”
Da’in dengan senang hati mengangguk.
Petualangan!
Perburuan!
Dia ingin terus maju dan menjadi lebih kuat.
‘Benua Versailles, Lavias, tempat apapun yang
penting ada monsternya.’
* * *
Level dari para Geomchi tidak bisa naik dengan
cepat. Alasannya adalah karena pembangunan dari piramid.
“Kkeungcha!”
“Geomchi304, sedikit lagi. Mari kita tunjukkan
kekuatan kita pada mereka.”
“Ya, pak. Sampai titik darah penghabisan!”
Kerja keras dari mendorong batu-batu piramid
dipercayakan kepada mereka.
Selena, seorang gadis cantik dari toko bunga di
pinggiran kota datang dan membuat sebuah permintaan.
“Sebenarnya, rumahku hampir runtuh sekarang dan
membutuhkan banyak perbaikan, bisakah kamu membantu aku?”
*Ding*
Selena’s
House
Di serabourg, ada sebuah rumah bobrok yang
membutuhkan perbaikan. Jika kamu bisa membangun ulang rumah Selena, kamu bisa
menjadi temannya.
Tingkat kesulitan: D
Hadiah:Pertemanan dengan
Selena.
Persyaratan:
Tingkat Fame tertentu.
Harus memiliki pengalaman dalam pembangunan.
|
Awalnya, ini bukanlah sebuah quest biasa.
Hadiahnya hanya pertemanan dengan Selena!
Ketika kau mulai bermain Royal Road, kau tidak
bisa meninggaljan benteng selama 4 minggu pertama. Kau harus menguasai
bagaimana caranya bermain, dan sampai batas tertentu, kau harus mengambil dan
memilih quest dengan hadiah yang sesuai. Entah itu uang yang banyak, exp, atau
item!
Sebuah permintaan untuk yang mengharuskan
menggerakkan tubuhmu dalam banyak cara, meski demikian, quest yang berhubungan
dengan konstruksi tidaklah sesulit itu.
Namun, saat para Geomchi mendengarkan Selena,
mereka langsung berbondong-bondong menerimanya.
“Tolong, tolong ijinkan aku!”
“Perintahkan aku layaknya aku adalah budakmu!”
“Rumah? Aku akan membangun sebuah istana
untukmu!”
Kecantikan Selena menyebabkan mereka berebut
menerima quest tersebut. Sudah terlambat bagi Geomchi2 dan Geomchi3. Mereka
memikul berbagai peralatan untuk membangun rumah.
Para guru ataupun praktisi, perjuangan
mati-matian untuk mendapatkan cinta sama besarnya.
Dalam kenyataannya, sebanyak 500 pekerja
dikerahkan untuk membangun rumah untuk si gadis dari toko bunga. Orang yang
cukup untuk membangun sebuah rumah dalam satu atau dua hari.
Para Geomchi sudah akrab dengan pembangunan
piramid itu! Mereka telah mengerjakan berbagai hal, sebuah toko bunga
seharusnya sangatlah mudah.
Namun, pembangunan dari rumah Selena yang
dikerjakan oleh para Geomchi berjalan dengan sangat lambat.
“Ini, silahkan minum.”
“Hahaha! Terimakasih.”
“Baik sekali, hal semacam ini….”
Setiap kali Selena mengatakan atau melakukan
sesuatu, para Geomchi menggila hanya untuk melihat atau berbicara dengan dia.
Saat Selena tidak ada, mereka dengan sengaja memperlambat pekerjaan mereka
sampai dia muncul lagi. Mereka hanya berpura-pura bekerja keras.
Sudah sekitar 10 hari mereka membangun toko
bunga itu. Bahkan saat mendekati selesai, mereka menemukan lebih banyak cara
untuk menghindari pekerjaan.
Geomchi20 tenggelam dalam ekspresi sedih yang
mendalam.
Geomchi3 mendekati dia.
“Ada apa?”
“Oh, master Geomchi3! Sejujurnya, toko ini
hampir selesai, kita tidak akan sering bertemu Selena lagi, kan?”
“Yah, itu rasanya pasti tidak enak, kan?”
“Ya, aku tau. Selena bukanlah manusia
sebenarnya… tapi aku suka dia. Dia sangat baik dan memiliki senyum yang cantik
juga. Dia tidak banyak meminta. Kuharap pembangunan ini bisa berlangsung
setidaknya satu minggu lagi.”
Geomchi20 enggan mengucapkan selamat tinggal
pada Selena.
Kemudian, asisten Master Geomchi3 tertawa
terbahak-bahak.
“Bodoh! Inilah yang harus kita lakukan.”
Geomchi3 dengan ganas mengayunkan pedangnya dan
melemparkannya ke dinding toko bunga tersebut dan menghancurkannya.
Kemudian mereka bertepuk tangan saat para
Geomchi berkumpul mendekat.
“Itulah master kami.”
“Inilah yang terbaik!”
“Itu adalah ide yang mengagumkan!”
Mereka mendengar gema dari hancurnya toko bunga
yang para Geomchi bekerja keras untuk membangunnya. Namun, dihadapan Selena,
toko yang hampir selesai telah sepenuhnya hancur. Toko bunga kecil yang bagus
yang dibangun para Geomchi, mereka menangis dengan sedih.
“Boo-hoo.”
“Selena tidak bisa tinggal ditempat seperti ini
lagi.”
“Saat aku masih muda, 12 orang menghajarku dan
tak setetespun air mata yang menetes, tetapi ini.”
Tapi ini bukanlah akhirnya.
Setelah toko bunga Selena, di provinsi
Serabourg, sejak saat itu banyak permintaan yang dibuat untuk membangun
beberapa rumah dan toko.
Kriteria para Geomchi untuk memilih perkerjaan
ini sangatlah sederhana. Yang diperlukan hanyalah gadis cantik atau tubuh yang
seksi.
“Hadiah tidak diperlukan, kawanku!”
“Aku akan bekerja sampai aku pingsan hanya
untuk melihat senyumnya.”
“Hijuk, dia tersenyum padaku!”
Di tempat pembangunan, para Geomchi bekerja
keras dalam menumpuk batu bata. Hanya untuk melihat para gadis, mereka bekerja
keras untuk membangun sebuah rumah, sebuah niat yang mulia. Di Benteng
Serabourg banyak pekerja dengan kulit gelap yang melepaskan kaos mereka bisa
dilihat.
Dari membangun piramid, itu sulit untuk
menghitung banyaknya jumlah batu yang digunakan.
*Ding*
Karena melakukan tindakan yang sama
berulang-ulang, skill Arsitek ‘Bricklaying’ dan ‘Landscaping’ telah
didapatkan
Bricklaying level 1 (0%) :
Batu bata bisa ditumpuk dengan rapi untuk
membangun rumah.
Dengan skill ini, tak peduli seberapa banyak
batu bata yang ditumpuk, hasilnya akan rapi.
Landscaping -Shovel- level 1 (0%) :
Tanah bisa digali dengan cepat.
|
Skill arsitek!
Itu adalah profesi yang cukup sulit untuk
dikatagorikan, bahkan sebagai sebuah profesi kerajinan, itu adalah sebuah
profesi yang belum dirilis sejauh ini.
Keterampilan Weed yang tinggi tampak dengan
jelas ketika dia memasak, sedangkan para Geomchi bekerja melalui pembangunan,
usaha mereka yang ekstrim membuat mereka mempelajari skill arsitek. Bricklaying
dan Landscaping, tetapi selain itu, mereka juga mendapatkan peningkatan yang
besar pada statistik Strength. Untuk mmeningkatkan skill arsitek tersebut, para
Geomchi harus menyelesaikan permintaan dengan menggali tanah dan menumpuk batu
bata.
Sebagai hasilnya, dalam 3 bulan para Geomchi
bisa mengenal semua gadis cantik dari Kerajaan Rosenheim dan sekitarnya. Sejak
saat itu, banyak orang mengenali para Geomchi yang berjalan di jalanan.
“Halo kakak nomor 110!”
“Terimakasih banyak karena telah membangunkan
rumah untuk kami, kakak Geomchi110!”
Orang-orang yang mengunjungi rumah-rumah baru
itu tidak bisa percaya.
Hanya para Geomchi yang bisa melakukan
pekerjaan seperti itu!
Setelah beberapa bulan, para Geomchi menjadi
sangat populer karena dengan semangat membangun rumah-rumah untuk
penduduk-penduduk yang cantik dari Kerajaan Rosenheim.
Mulai saat itu, banyak bangsawan mendatangi
mereka.
“Aku mendengar ketenaranmu. Bisa dikatakan
bahwa kau sangat terkenal dalam bidang ini. Aku ingin membangun sebuah
kediaman. Ini bukan sebuah rumah sederhana, tetapi sesuatu yang jauh lebih
megah, aku akan membayar dengan mahal jika kau menerimanya.”
Bangunlah sebuah kediaman bangsawan untuk Baron
Arias
Didekat ibukota Kerajaan Rosenheim, Baron Arias
memiliki sebuah kota yang cukup besar. Karena besarnya pasar dan perdagangan,
dia mendapatkan banyak uang dan sekarang bisa membangun kediaman yang sesuai.
“Aku menolak.”
Selama beberapa waktu, para Geomchi menolak
quest bahkan tanpa menoleh pada si peminta.
“Kau kira kami ini apa, budakmu?”
“Terlalu banyak pekerjaan tambahan yang harus
dilakukan!”
“Tak peduli seberapa banyak kau mau memberi
imbalan, aku tidak tertarik.”
Para Geomchi melirik saat Baron Arias yang
gemuk melotot pada mereka dengan ekspresi meremehkan. Namun, ketika mereka
dimintai oleh wanita cantik dari kota tersebut, tanpa berpikir mereka
mengangguk.
“Tak masalah, aku terima!”
“Aku akan berusaha semampuku untuk membantu
membangun rumah untukmu.”
Para Geomchi bekerja sangat keras. Mereka
bahkan melatih skill mereka, dan mereka menghabiskan waktu luang mereka dengan
berburu dan mendatangi dungeon. Kemudian semua Geomchi melampaui level 220.
“Stats Window!”
Nama
|
Geomchi505
|
Sekutu
|
Netral
|
||
Level
|
220
|
Profesi
|
Martial Artist
|
||
Gelar
|
Tidak ada
|
Fame
|
1.632
|
||
Health
|
27.060
|
Mana
|
4.402
|
||
Strength
|
850
|
Agility
|
455
|
||
Vitality
|
230
|
Charm
|
20
|
||
Stamina
|
120
|
Wisdom
|
65
|
||
Intelligence
|
40
|
Fighting Spirit
|
130
|
||
Leadership
|
30
|
Charisma
|
60
|
||
Faith
|
10
|
Luck
|
5
|
||
Endurance
|
180
|
||||
Attack
|
1340
|
Defense
|
195
|
||
Magic Resistance
|
|||||
Fire
|
20%
|
Water
|
20%
|
||
Earth
|
20%
|
Black magic
|
20%
|
||
Kemudian seorang penantang tanpa nama datang
kehadapan Geomchi.
Seorang pengembara yang mengenakan armor ringan
dan memakai sebuah jubah!
Geomchi merasa tertarik. Kemudian si pengembara
berkata:
“Sedikit demi sedikit kau menyempurnakan seni beladirimu.
Kau dan rekan-rekanmu, aku telah mendengar tentang reputasimu. Kau hidup untuk
melayani wanita? Aku telah mendedikasikan seluruh hidupku untuk mempertajam
seni beladiriku.”
Si pengembara tampaknya memiliki profesi yang
sama dengan para Geomchi. Seorang Martial Artist.
Kemudian si pengembara berbicara lagi.
“Apa kau mengerti apa itu artinya menjadi lebih
kuat? Geom, itu tidak cukup hanya dengan mengasah kemampuanmu. Jelajahilah
dunia yang luas disekitarmu, kembalilah dan kalahkan aku. Lalu aku akan
memandumu pada kekuatan sejati.”
*Ding*
Jadilah
seorang Warrior
Dunia ini dipenuhi dengan para monster untuk
diburu, kamu harus menemukan mereka.
Para gadis dan wanita muda menyukai para pria
pemberani, yang ada di benua ini.
Dikatakan bahwa jika kamu bepergian ke
seluruh benua Versailles dan kembali lagi, kamu bisa dilahirkan kembali
sebagai seorang True Martial Artist.
Tingkat Kesulitan:
Quest profesi lanjutan tingkat tinggi.
Hadiah:
Memungkinkan untuk mendapatkan lebih banyak
skill.
Persyaratan:
Quest terbatas pada profesi Martial Artist.
Tidak boleh memiliki reputasi buruk.
|
Setelah si pengembara pergi, Geomchi sampai
Geomchi505 berkumpul dalam formasi. Waktunya telah tiba dan Geomchi harus
membuat keputusan.
“Baiklah semuanya. Sejauh ini kita selalu
bersama-sama di Royal Road sebagai sebuah kelompok terpadu.”
“…..”
Ekspresi para Geomchi benar-benar serius!
Tanpa menginjinkan gangguan apapun, mereka
mendengarkan kata-kata Master mereka.
“Ketika kita bersatu, kita menakutkan. Cukup
menakutkan bahwa kita selalu dihindari. Kita sangat kuat bahkan jika
sendirian.”
Ketika Geomchi berburu di sebuah dungeon,
mayoritas player mengejek dia dan pergi.
Untuk memonopoli para monster, dan memandangi
player perempuan yang cantik! Untuk bisa memakan makanan tanpa membuatnya
gosong ketika dimasak, dan makan makanan yang lezat tanpa harus saling berebut!
Tak peduli seberapa ramai tempat itu, bahkan ketika dia bisa menemukan sebuah
tempat berburu yang terpencil.
“Sekarang sudah saatnya bagi kita untuk
menjelajahi luasnya dunia. Masing-masing dari kita harus pergi dengan jalan
yang terpisah ke seluruh benua, mengalahkan para monster kuat. Dalam waktu 6
bulan, mari kita bertemu lagi di Kerajaan Rosenheim.”
“Dimengerti. Master!”
“Sampai jumpa lagi.”
“Jaga kesehatan. Master!”
Para Geomchi mengatakan salam perpisahan
masing-masing dan berjalan terpisah.
Ransel kecil yang hanya berisi roti gandum
adalah perbekalan mereka. Dalam kenyataannya, mereka tak memiliki apa-apa lagi.
Para Geomchi menyebar ke seluruh benua!
Meskipun perpisahan dari guru dan murid membuat sedih, para murid pergi dengan
kepala diangkat tinggi-tinggi, dan wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira.
‘Akhirnya, saatnya makan dengan sepuas hati.’
‘Aku akan mati kelaparan dengan serius.
‘Sekarang waktunya berburu kelinci dan
memanggangnya.’
Untuk menjadi Trus Warrior(prajurit sejati),
para Geomchi berpisah dan berangkat dari Kerajaan Rosenheim.
* * *
Sebuah kejadian yang biasa dari Universitas
Korea Selatan!
Gamer profesional biasanya memiliki harapan
yang kecil untuk pendaftaran mereka untuk diterima. Tetapi jika pendaftarannya
benar-benar diterima, masalah mereka hanya menjadi lebih besar.
“Kakak, sejujurnya aku punya sesuatu untuk
dikatakan padamu….”
Lee Hayan berada dalam konflik saat dia
memegang surat penerimaan. Hari ini adalah hari interview di Universitas Korea.
Namun, Lee Hyun harus menghadiri interview di kampus.
“Aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi, aku
harus melakukannya…”
Setelah menderita cukup lama, Lee Hayan
akhirnya mengatakan semuanya.
Benar-benar menantang!
Hayan menatap Lee Hyun saat dia membuka pintu
dengan keras.
“Kakak, ada sesuatu yang harus aku katakan. Kamu
harus pergi ke Universitas Korea untuk interview.”
Ketika Hayan berbicara, Lee Hyun sedang melihat
halaman Hall of Fame.
“Interview? Interview apa?”
“Maksudku interview untuk penerimaan di
Universitas.”
“Apa? Benarkah?”
Lee Hyun melompat terkejut.
Secara tiba-tiba, sebuah interview di
Universitas Nasional Korea Selatan!
Lee Hayan menundukkan kepalanya dan berkata
dengan merajuk.
“Sebenarnya… Aku sebenarnya menyerahkan
formulir pendaftaran. Itu mengharuskan kakak datang ke kampus pada waktu yang
ditentukan… Ada banyak orang yang berusaha untuk masuk sekarang ini.”
Lee Hyun telah mendengar terlalu sering tentang
pendaftaran universitas ini. Sering kali ada lebih banyak pendaftar daripada
tempat yang tersedia.
Lee Hyun dengan gugup bertanya.
“Jadi apa yang kamu lakukan?”
“Aku mengirim sebuah formulir pendaftarannya.
Kakak begitu sibuk hingga aku melakukannya tanpa ijinmu. Aku minta maaf,
kakak.”
Saat Hayan meminta maaf, Lee Hyun sangat marah,
tetapi dia masih bisa mentoleransinya. Dia tidak bisa memarahi Hayan karena
bertindak sendirian. Meski begitu, dia merebut surat itu dari tangan Lee Hayan.
“Dokumen ini dan interview, itu artinya lulus,
kan?”
“Iya. Dokumen ini pada dasarnya berarti bahwa
telah lulus, tetapi tidak berarti itu adalah penerimaan tanpa syarat, tetapi,
setidaknya begitulah artinya…”
“Bagus!”
Lee Hyun tersenyum riang.
Semua kerja kerja kerasnya sejauh ini, dia
merasa beban telah terangkat dari dia. Dia sangat senang.
Dia salah perngertian pada kata-kata Lee Hayan.
Dari semua universitas di Korea Selatan, dia
tidak bisa membayangkan tentang pergi ke sebuah interview penerimaan. Setelah
putus dari SMA, dia baru saja mengambil GED. Dia bahkan tidak pernah berpikir
bahwa dia akan kuliah sejak awal.
Tentu saja kebenarannya adalah, Universitas
Korea Selatan telah menerima Lee Hayan dengan beasiswa.
“Itu bagus. Jadi kapan interviewnya?”
Untuk beberapa alasan, Lee Hayan menjadi
sedikit gelisah. Itu berbeda dari tanggapan yang telah dia duga.
“Ya, tetapi kakak mungkin akan marah…”
Lee Hayan ragu-ragu saat dia berbicara.
“Hari ini.”
“Huh?”
“Kakak harus pergi untuk interview. Hanya ada 3
jam yang tersisa.”
“Apa kamu serius?”
Semangat Lee Hyun berkobar-kobar.
Sebuah interview di universitas adiknya, tepat
pada saat itu dia mematikan komputernya dan berdiri.
“Kalau begitu mari bersiap. Aku akan
melakukannya.”
* * *
Departemen virtual reality dari Universitas
Korea Selatan.
Lee Hyun sampai di Universitas Korea Selatan dengan
naik taksi. Hal itu tidak mungkin terjadi di hari biasa.
‘Ah, kakak, dia pasti sangat tertarik pada
virtual reality.’
Rincian dari ketertarikannya pada lanjutan
pembelajarannya adalah sesuatu yang Hyun tidak pernah katakan pada Hayan.
‘Mungkin virtual Reality bisa berguna, karena
itu sangat familiar bagi kakak.’
Lee Hyun benar-benar merasa gembira saat dia
menunggu giliran interview.
“Tak apa-apa. Semuanya akan berjalan dengan
baik.”
Kata adiknya saat dia memegang erat-erat
tangannya. Pada saat ini, Lee Hyun menyadari ada perubahan yang aneh pada
adiknya.
Ini adalah kesalahpahaman.
Tak ada waktu untuk penjelasan yang sebenarnya.
‘Kakak, masalah ini harus ditunda dulu.’
Lee Hayan tiba-tiba terdiam. Roda telah
berputar. Waktunya telah tiba, dan pada poin ini, tak ada kesempatan untuk
pulang. Tiba-tiba, keringat dingin muncul di dahi Lee Hayan. Terus berharap
bahwa dia bisa menjelaskan hal ini di kemudian hari.
“Apa kamu baik-baik saja?”
“Ya kak, aku baik-baik saja.”
“Kamu berkeringat banyak.”
“Kurasa karena gugup.”
“Katakan padaku jika kamu sakit.”
Mendengar kebohongan tentang berkeringat karena
tegang, Lee Hyun benar-benar khawatir. Mata Lee Hayan yang cerdik bersinar.
‘Ah! Ini dia.’
Hanya 3 menit yang tersisa sampai waktunya
interview, Lee Hayan memegang perutnya dengan kedua tangannya.
“Kakak.”
“Apa, ada apa?”
“Aku sakit perut. Aku harus pergi ke kamar
kecil. Mungkin karena yang aku makan pagi ini.”
“Itu…”
Ini bukanlah waktunya.
Pada saat yang penting seperti ini untuk
adiknya, Lee Hyun ingin menghentikan dia.
“Tidak bisakah kamu menahannya?”
“Aw, akan lebih baik untuk tidak menunjukkan
sesuatu yang tidak sopan selama interview.”
“Yah, jika demikian… maka kembalilah dengan
cepat.”
“Ya, kak.”
“Jangan terlambat untuk interviewnya.”
“Aku akan segera kembali.”
Lee Hayan diam-diam menyelinap dengan
berpura-pura pergi ke toilet. Sudah jelas, Lee Hyun menunggu adiknya dengan
cemas. Dia bangkit dari kursi dan mulai mondar-mandir di koridor sambil melihat
jam.
1 menit, 2 menit…
Terus memikirkan waktu, dia benar-benar ingin
menghentikannya, meskipun hal seperti itu mustahil.
‘Ini bisa merusak masa depan Hayan… Dari semua
hal, sakit perut, aku yang bertanggung jawab. Sesuatu pasti telah salah dengan
nasi yang aku sajikan tadi pagi.’
Jarinya gemetaran karena tegang. Lee Hayan
tidak muncul dari kamar kecil dalam 3 menit mendekati interview dengan para
profesor. Asisten perempuan mendekat dan berkata:
“Orang yang datang untuk interview? Profesor
telah menunggu.”
“Aku minta maaf, adikku belum kembali, apa bisa
menunggu beberapa menit lagi?”
Ditolak karena datang terlambat pada interview
pastinya adalah yang terburuk.
Saat Lee Hyun berbicara pada dia, bertatap
muka, kesan yang dia buat membuat jantung si asisten dosen gemetar.
Mata yang kuat!
Jika si asisten tidak menunggu, dia merasa
bahwa pria itu bisa mengobrak-abrik seluruh tempat ini.
“Oh, aku mengerti. Aku akan menyampaikannya
pada profesor.”
Setelah menjawab, si asisten dosen merasa
bingung.
‘Adik apa yang kau tunggu? Selain orang yang
akan diinterview, orang lain tidak diijinkan masuk….’
Setelah 10 menit berlalu, Lee Hayan masih belum
muncul. Pada saat itu Hayan menemui si asisten dosen secara sembunyi-sembunyi.
“Aku punya permintaan padamu. Katakan pada kakakku
bahwa kau bertemu aku di kamar kecil dan karena sakit perut aku tidak bisa
kembali tepat waktu. Bisakah kau memberitahu dia untuk menggantikanku di
interview?”
“Ya?”
“Kumohon, katakan itu pada dia. Buat kakakku
mau diinterview.”
Asisten dosen itu berpikir bahwa kedua
bersaudara ini benar-benar aneh.
Menunggu adiknya sebelum dia di interview, si
asisten tidak memahami Lee Hyun, kemudian adiknya, meminta aku untuk
memberitahu kakaknya untuk menggantikan dia, ini benar-benar aneh.
Ngomong-ngomong, para profesor tengah menunggu
di ruangan interview.
“Maukah kau memberitahu dia?”
“Ya, aku mengerti.”
Si asisten mendatangi Lee Hyun dan berbicara.
“Untuk sekarang ini, masuklah ke ruangan
interview terlebih dulu.”
“Adikku belum kembali….”
“Aku bertemu dengan adikmu di toilet, dan dia
bilang bahwa dia kemungkinan besar tidak bisa tepat waktu dan dia ingin kau
bertemu dengan para profesor. Mereka tidak bisa menunda lagi, atau itu akan
dibatalkan.”
“Hal ini tidak boleh terjadi. Aku akan masuk.”
Si asisten dosen bahasa Inggris sama sekali
tidak paham, tetapi interviewnya masih diijinkan.
“Ikuti aku.”
Pada akhirnya Lee Hyun pergi sendiran ke
pertemuan, tanpa adiknya.
* * *
Kelima profesor sedang melihat dokumen.
‘Kurasa itu pasti pendaftaran milik adikku.’
Kenyataannya pendaftaran itu sebenarnya adalah
milik Lee Hyun.
Saat profesor membaca pendaftaran itu, dia
menanyakan sebuah pertanyaan sebelum Lee Hyun bisa berbicara.
“Apa motif yang kau miliki untuk memilih
sekolah ini?”
“Menurutku ini adalah sekolah yang terkenal
yang akan memberikan masa depan yang menjanjikan.”
“Apa menurutmu bahwa sekolah-sekolah lain tidak
memberikan prospek yang bagus?”
Profesor yang lain menanyai dia. Lee Hyun
memberi jawaban yang sederhana.
“Tidak sama sekali, namun, aku mendengar bahwa
sekolah ini memiliki fasilitas dan fakultas yang terbaik.”
“Aku mengerti.”
Profesor menganggukkan kepala mereka pada
jawaban pasaran itu.
‘Tak perlu keras-keras, tetapi tidak buruk.’
‘Menitik beratkan hal-hal dasar.’
‘Sikap yang bersungguh-sungguh dalam interview.
Meskipun dia terlambat…’
Lee Hyun melanjutkan tanpa pikir panjang.
“Faktanya, adikku adalah seorang anak yang
benar-benar baik.”
“Hmm?”
“Ketika adikku masih kecil, orang tuaku
meninggal.”
Lee Hyun mulai berbicara panjang lebar tentang
sejarah keluarganya. Demi kepantingan interview Lee Hayan, tentu saja dia harus
menceritakan kisah adiknya sebanyak mungkin. Fakta bahwa pilihan untuk masuk
Universitas Korea ini bukanlah untuk adiknya melainkan untuk Lee Hyun sendiri, sepenuhnya
tidak dia ketahui.
‘Universitas Korea! Aku pasti tidak akan gagal.
Aku akan memastikan tentang masa depan adikku disini.’
Jadi untuk mengulur waktu sampai adiknya datang
ke pertemuan, dia menceritakan tentang kisah mereka yang menderita dari kecil.
Dia menceritakan pada para profesor tentang bagaimana kehidupan keluarganya dan
bagaimana dia serta adiknya tumbuh dengan cara seperti itu. Namun, untuk
membicarakan tentang adiknya, dia tidak bisa melakukannya tanpa menceritakan
kisahnya sendiri.
Tertekan karena ancaman dari para rentenir.
Bagaimana dia berjuang untuk melindungi keluarganya, mendapatkan uang di SPBU
dan pekerjaan yang lainnya yang seharusnya tidak dilakukan. Para profesor
mendengarkan Lee Hyun dengan tenang. Interview tersebut jauh lebih lama dan
lebih berbeda daripada biasanya. Format interview biasanya para profesor
menanyakan pertanyaan dan kandidatnya yang menjawab. Tetapi sekarang Lee Hyun
berbicara tentang bagaimana dia menjalani kehidupannya, saat para profesor
mendengarkannya.
“…Dan sekarang, aku telah melalui proses
persiapan selama setahun agar bisa memahami cara kerja Royal Road. Dalam kasus
game lain yang keluar, sangat bervariasi dalam ketertarikan. Tetapi dengan
virtual reality Royal Road, itu sangat berbeda dari intinya. Bernafas,
bergerak, sikap dan tindakan yang menghasilkan banyak ingatan. Aku melihat
bahwa game seperti itu setidaknya akan bertahan 10 tahun. Aku memang belum
mengumpulkan cukup uang untuk biaya kuliah adikku, tetapi aku tidak akan
terlambat dalam membayar.”
Pada poin ini, para profesor menyadari bahwa
ada sesuatu yang salah dengan pemahaman Lee Hyun tentang situasinya.
‘Kesalahpahaman yang konyol, dia berpikir
interview ini untuk adiknya dan bukan untuk dirinya.’
Namun para profesor tidak membicarakan tentang
hal itu, sebaliknya, mereka menanyakan sebuah pertanyaan yang luar biasa.
“Lalu bagaimana dengan virtual reality? Ini
mungkin pertanyaan yang kekanak-kanakan, namun, bagaimana caramu memisahkan
virtual reality dan realitas?”
Jawaban Lee Hyun sangat sederhana.
“Mencoba memisahkan realitas dan virtual
reality adalah hal yang sia-sia.”
“Oh, benarkah? Katakan pada kami kenapa kau
berpikir demikian.”
Bagi para profesor, jawaban paling bagus yang
diterima adalah dunia realitas dan virtual adalah hal yang terpisah, atau
jawaban lain yang mereka perkirakan adalah bahwa virtual reality yang sempurna
adalah hasil dari mimpi. Jawaban Lee Hyun yang unik sangat menarik.
“Berdiri disini sekarang atau di dalam Royal
Road, keduanya adalah sama.”
“Virtual reality dan kehidupan nyata adalah
sama, apa maksudmu?”
“Contohnya. Hidup penuh semangat, bekerja dan
menciptakan sesuatu dan mencapai sesuatu yang akan menguntungkan aku. Adapun
untuk virtual reality, bukankah sama saja dengan kehidupan nyata. Anda bisa mendapatkan
pengetahuan, bisa mendapatkan uang. Bagiku, dimanapun, itu tidak berbeda
bagiku.”
“Aku mengerti dengan baik. Murid Hayan ini,
tampaknya sekarang kami sudah cukup mengetahui tentang sifatnya. Kami akan
mengabarimu segera setelah hasilnya keluar.”
“Terimakasih.”
Lee Hyun pergi dan setelahnya para profesor
mengadakan rapat dadakan.
“Keinginan hidup yang kuat.”
“Tak terpikir masih ada keluarga yang tidak
biasa seperti itu di jaman ini, benar-benar mengherankan.”
“Dengan kemajuan virtual reality, arti dari
keluarga semakin memudar, dan dia memiliki mentalitas yang hebat.”
“Pengetahuan yang luas tentang sisi virtual
reality.”
“Bermacam-macam pengalaman hidup, itu akan
sangat banyak membantu.”
Para profesor bercakap-cakap sangat lama, tak
seorangpun dari mereka yang melihat secara negatif pada Lee Hyun.
“Lalu kita semua setuju.”
Para profesor memberi stempel lulus pada
aplikasi milik Lee Hyun.
“Phew, akhirnya selesai juga.”
Lee Hyun berhasil melewati interview tersebut.
Kalau dipikir-pikir, dia tidak yakin jawaban macam apa yang muncul.
“Yah, itulah yang bisa aku lakukan…”
Lee Hyun menemukan adiknya.
Adik kecilnya keluar dari kamar mandi dan duduk
di bangku saat dia mengeluarkan desahan lega. Adiknya sedang berdoa. Saat Lee
Hyun mendekat, Hayan mendongak.
“Bagaimana, interviewnya?”
“Huh? Itu…”
Lee Hyun tidak tau bagaimana untuk menghibur
adiknya. Sakit disaat yang penting seperti itu.
“Dengan caraku, aku berusaha untuk menjelaskan…
Sekarang untuk membuatmu diterima, aku berusaha menceritakan situasi kita saat
interview.”
“Situasi apa.”
“Orang yang bersangkutan harus hadir dalam
interview. Aku tidak pandai dalam mengekspresikan diriku sendiri dan aku tidak
tau bagaimana hasilnya.”
Lee Hayan kebingungan.
Dia berpikir kakaknya akan marah pada kenyataan
bahwa dia telah ditipu, tetapi dia lebih menyesalkan tentang interview.
‘Tak mungkin bahwa kamu masih tidak tau?
Bagaimana mungkin?’
Lee Hayan memutuskan untuk mengikuti arus
situasinya saat ini.
“Tak apa-apa kakak. Yakinlah bahwa itu akan
berjalan dengan baik, dan tak ada lagi yang bisa dilakukan terhadap interview
itu.”
“Ya, kamu benar. Itu sudah berlalu. Aku bodoh
karena memikirkannya.”
Saat berjalan pulang, saat mereka melewati
gerbang universitas itu, Lee Hayan berhenti sebentar.
“Ada apa?”
“Ada yang ketinggalan! Tunggu disini sebentar,
kakak.”
“Oke.”
Lee Hayan kembali ke sekolahan itu untuk
menemui asisten dosen. Dia menggubah alamat pengiriman surat pemberitahuan ke
rumah sakit dimana neneknya dirawat.
Komentar
Posting Komentar