The Legendary Moonlight Sculptor Volume 6 Chapter 3 Bahasa Indonesia
Volume
6 Chapter 3 – Pertama Kalinya di Bioskop
Awalnya, Lee Hyun ingin langsung pulang dengan
adiknya. Seperti biasanya, tujuannya adalah pulang kerumah dan melakukan
beberapa hal dirumah dan masuk ke Royal Road. Waktu untuk questnya sangat
mepet, kurangnya waktu untuk persiapan membuatnya lebih buruk. Namun, bukan itu
yang muncul dalam pikirannya.
‘Interview Universitas Korea! Bukan hal yang
bagus untuk menghabiskan hari yang penting seperti ini dengan cara yang
biasanya.’
Lee Hyun mencoba berbesar hati dan melihat
dompetnya. (Mungkin lebih dekat dengan menahan nafas, atau mempersiapkan diri.)
Lembaran-lembaran uang yang kaku.
Jika saja mereka tau apa yang terjadi pada uang
tunai setelah ditarik keluar. (Mungkin dia akan sangat menyesal membuang-buang
uang)
“Hayan.”
“Huh?”
“Ayo nonton bioskop.”
Sampai sekarang, sama sekali tidak pernah Lee
Hyun pergi ke bioskop. Tetapi selalu ada yang pertama kalinya untuk semuanya.
“Sungguh?”
Bagi Hayan, hal ini sangat tidak masuk akal.
Yang mengajak tak lain tak bukan adalah
kakaknya! Orang yang pelit yang tidak akan pernah membuang-buang uang atau
bahkan menggunakannya untuk naik bis. Seseorang yang tidak mau membeli
peralatan sekolah kecuali benar-benar terpaksa. Dan sekarang mengajak nonton
bioskop.
“Ya. Nonton biskop akan menyenangkan.”
Dengan tekad Lee Hyun yang kuat, mereka berdua
menuju ke gedung bioskop.
Bioskop yang banyak film.
Terletak di mall yang besar, sebuah tempat yang
pengunjungnya tidak pernah habis.
Saat dia memasuki gedung, dia terus-menerus
merasa kagum.
“Menakjubkan.”
Bagaimana bisa ada suatu tempat yang
mengumpulkan begitu banyak orang. Ini tampak seperti sesuatu dari dunia yang
berbeda.
“Lihat kak, film ini tampak benar-benar
menarik.”
“Tentu. Ayo pergi dan melihat-lihat.”
Dalam kenyataannya, ini juga adalah yang
pertama kalinya bagi Lee Hayan nonton bioskop. Meskipun dia memiliki uang saku
yang cukup banyak, dan akan mendapatkan uang sendiri, dia tidak akan pernah
menghabiskannya secara sembarangan. Ini adalah pertama kalinya bagi dia untuk
pergi ke bioskop standart tinggi untuk nonton film.
“Begitu banyak film.”
“Yang mana yang paling populer belakangan ini?”
“Ada banyak poster dimana-mana.”
“Ayo kesana, kedengarannya menyenangkan.”
Lee Hyun dan Lee Hayan membeli tiket setelah
beberapa saat mengantri. Awalnya, dia hanya tau bahwa kau harus membayar uang
sebelum memasuki bioskop, namun, dia juga harus membeli tiket secara spesifik
pada box office.
“Jadi begini cara kerjanya. Aku tau ini akan
terjadi. Ini normal.”
Lee Hyun mendadak tersenyum lebar. Senyum
kepercayaan diri. Namun dia menyerahkan 10.000 won untuk membeli 2 tiket.
“Dua tiket.”
Kebanggan karena datang ke gedung bioskop!
Puas karena menjadi seorang pria berpendidikan!
Baru sekarang ini, dia merasa layak
mengeluarkan sedikit uangnya. Meskipun berharga, menghabiskan uangnya masih
terasa layak.
Tersenyum manis, karyawan tersebut berkata:
“Acara jam 3:30 untuk 2 tiket dewasa. Benar?”
“Ya.”
“Apa anda punya kartu debit atau kartu kredit?”
“Huh?”
Lee Hyun bingung.
Kartu kredit dan kartu debit!
Nama yang terdengar cukup signifikan,
penyebutan dari kata-kata itu.
“Apa maksudnya itu?”
“Oh. Ya. MK capital, atau kartu kredit, kartu
debit untuk mendapatkan diskon.”
“Lalu, jika demikian, berapa banyak diskonnya…”
Lee Hyun bertanya dengan ragu-ragu.
Si pegawai tersenyum riang. Itu adalah sebuah
senyum yang cerah yang bisa mendorong semangat.
“2000 won per orang.”
“…..”
Pada saat ini, Lee Hyun menunjukkan senyum
busuknya!
Diskon 2000 won, sebuah diskon yang tidak boleh
diabaikan.
Diskon 2000 won per orang, total diskonnya 4000
won!
Tetapi Lee Hyun tidak memiliki kartu apapun.
Kartu kredit biasanya digunakan untuk belanja
di mall, dan dia tak memilikinya karena dia tidak memenuhi syarat untuk mengajukan
kartu kredit.
Hutangnya memang sudah lunas, tetapi catatan
masih ada, dan tak ada kredit artinya tak ada kartu yang dikeluarkan.
Dia bahkan tidak punya ponsel.
“Hayan.”
Dia menatap adiknya untuk mencari bantuan,
tetapi adiknya mengelengkan kepala, situasinya sama untuk Hayan.
Seorang anak SMA tanpa ponsel, atau sebuah
kartu.
Pada akhirnya, Lee Hayan merangkul tangan Lee
Hyun untuk mendapatkan perhatiannya.
“Kakak. Itu hanya sebuah film, kita tidak harus
menontonnya.”
Pada saat itu, Lee Hyun sudah yakin bahwa dia
ingin menonton bioskop.
Menengok kebelakang, dia tidak ingat
keluarganya pernah nonton bioskop bersama-sama.
‘Sebagai kakak, aku hidup demi adikku, Lee
Hayan.’
Merasakan penyesalan, dia menyerahkan 20.000
tanpa ragu-ragu pada pegawai tersebut.
Sebuah tindakan yang besar!
“Tanpa diskon ataupun kredit, aku beli 2
tiket.”
“Semoga anda mendapatkan tempat yang bagus,
tuan.”
Si pegawai loker mendapatinya menarik saat
kedua bersaudara itu mencari tempat duduk yang bagus selama waktu yang tersisa.
Filmnya dimulai jam 3:30 pm, masih ada 1 jam 20 menit yang tersisa. Lee Hyun
menemani adiknya saat mereka masuk ke dalam gedung bioskop. Ada ruangan game
yang besar dan sebuah tempat dimana kau bisa membeli popcorn dan cumi-cumi.
‘Harga cumi itu hampir setengah dari tiket
bioskop. Popcornnya juga begitu mahal.’
Tempat ini, tak ada kata wajar disini.
Harga popcorn dan minuman cola di gedung
bioskop lebih mahal daripada tiketnya!
Lee Hyun melihat ke sekeliling dan melihat
ruangan permainan, mengajak adiknya kesana.
“Sampai waktunya pemutaran, ayo berkeliling.”
“Ya, ya.”
Keduanya masuk ke ruangan permainan.
Lagi, Lee Hyun terkagum.
‘Lebih dari 1000 won per ronde untuk
masing-masing game…’
Royal Road jauh lebih baik daripada semua ini!
Di virtual reality, kau bisa melakukan apapun.
Untuk hiburan sederhana dari sebuah mesin lama, sebuah layar sederhana akan
muncul dengan kedali tangan yang seharga 1000 won untuk setiap penggunaan. Kau
membayarnya secara langsung dan juga jumlah yang diambil tidak akan kembali.
Ini adalah sebuah tempat yang membuang-buang uang hanya dalam sekejap.
‘Dasar penjahat!’
Lee Hyun mendesah sedih.
Dunia hiburan tidak bisa memberi pemikiran yang
damai.
Harga-harganya keterlaluan tingginya!
Uang yang diperoleh dari tetesan keringat dan
darah akan menghilang dalam sekejap dan tidak menghasilkan apa-apa.
“Kakak, game mana yang mau dimainkan?”
“Yah, ayo coba yang itu.”
Permainan yang terbaik bagi Lee Hyun saat ini
adalah permainan yang paling murah. Semacam permainan tenis untuk dua orang
saling bersaing untuk menang. Di game itu, tangan Lee Hyun gemetar.
Memainkannya dengan mengeluarkan uang.
Ini adalah ketakutan terbesar.
Sakit, rasa sakit yang mengerikan saat uang
meninggalkan sakunya!
Mungkin melihat film horor yang paling
menakutkan, dia masih tidak akan setakut ini. Lee Hyun dan adiknya membayar
untuk bermain. Game yang paling murah adalah 500 won. Kehendak haruslah sangat
kuat untuk bertahan selama 1 jam pada sebuah game yang biasanya selesai dalam 2
menit. Jika menang 2 kali lagi melawan adiknya, maka semuanya akan selesai!
Uangnya akan lenyap.
Wajah Lee Hyun tampak kaku saat dia tersenyum.
“Ini membosankan, ayo kita lihat game yang
lain.”
“Ya, kak.”
Lee Hyun sekarang menemukan sebuah game yang
bukan tipe kompetisi.
‘Game ini jauh lebih baik, selama aku bisa
menang… semuanya gratis!’
Dia menemukan game pesawat.
Tujuan dari game ini adalah untuk menerbangkan
sebuah pesawat dan menghancurkan pesawat musuh dengan menembakkan misil. Ini
sangat populer di abad 20, dan bahkan sekarang orang-orang masih menikmati
game-game klasik dengan pengoperasian yang sederhana.
“Ayo coba yang ini.”
Lee Hyun dengan senang saat dia duduk didepan game
itu.
Dua orang bisa memainkan game ini bersama-sama
dengan memasukkan 1000 won.
‘Aku bisa bertahan 1 jam dengan game ini!’
Misi pertama adalah menyerang pesawat musuh.
Terbang dengan bangga dan menembaki pesawat-pesawat musuh sambil memperhatikan
pesawat teman tidak terserang juga. Kemenangan bukanlah hal yang sulit. Tetapi
astronot yang muncul di misi kedua benar-benar tak masuk akal. Mengendarai UFO
yang sangat cepat, menembakkan sinar laser yang memenuhi layar! Berbagai misil
digunakan, tapi sia-sia, kekalahan tak bisa dihindari lagi.
“Aaaaaarrgghh!”
“Haha! Ini menyenangkan!”
Lee Hyun menahannya karena adiknya
menikmatinya.
‘Karena Hayan menyukai ini.’
Mereka memainkan game pesawat tersebut lalu
pergi mencari game yang lain.
[Temukan apa yang salah dalam gambar ini!]
Sebuah game yang benar-benar bisa berlangsung
lama. Pertama-tama, itu diperlukan untuk membayar untuk dua orang. Dua orang
bisa memperhatikan dan mencari apa yang berbeda di layar tersebut sampai salah
satu dari mereka menemukannya. Ketika kau berhasik melewati 10 tahap, kau bisa
memenangkan sebuah teddy bear. Mata Lee Hyun menjadi merah karena dengan serius
mencari apa yang salah pada gambar itu, namun Lee Hyun merasa dihianati. Itu
seperti mencari sebuah mutiara di samudra!
Lee Hyun menganggap ini sebagai tantangan yang
sangat menggiurkan. Untuk uang yang dikeluarkan, bisa mendapatkan boneka itu!
Tetapi kemudian tahap ini bahkan lebih sulit. Menemukan potongan teka-teki yang
hilang di pasir! Menemukan daun yang berbeda di sebuah hutan! Pulau apa yang
tidak ada dipeta dunia! Menemukan seekor semut dengan 4 kaki!
Sepertinya misi tersebut hanya membuat dia
benar-benar frustasi. Jika kau tidak bisa menemukannya dalam waktu yang
ditentukan, maka uangnya akan hilang, itu seperti hidupnya sedang sekarat
sedikit demi sedikit. Kapanpun mereka berdua gagal, jumlahnya yang dikeluarkan
meningkat. Permainan mencari gambar diatur untuk melahap uang dengan kecepatan
yang mengerikan.
Tetapi Lee Hyun melanjutkan dengan sabar.
Menggunakan uang adalah penyakit dari masa
muda.
‘Aku akan menemukannya bagaimanapun caranya.’
Pada poin ini, uang yang dikeluarkan jauh
melampaui harga boneka itu. Meski demikian, satu tahap selanjutnya telah
dilewati. Jadi sekarang adalah tahap akhir. Lee Hyun menatap tanpa berkedip dan
menunggu. Akhirnya, apa yang muncul dari layar berikutnya…
Temukan bintang tertentu didalam Milky Way!
‘Sialan!’
Lee Hyun dipaksa menyerah. Bahkan dengan
konsentrasi, ini terlalu berlebihan. Setidaknya ada puluhan ribu bintang,
bagaimana bisa kau tau apakah ada yang hilang disuatu tempat
ditengah-tengahnya.
‘Mustahil!’
Dia merasa naif untuk yakin bahwa dia bisa
mendapatkan teddy bear dari permainan [temukan apa yang salah dalam gambar
ini], dia merasa bodoh. Ada waktu ketika melakukan pekerjaan sangat
menyenangkan dalam hal itu.
‘Kurasa Royal Road adalah satu-satunya game
yang layak dimainkan.’
Mulai dari situ, Lee Hyun memutuskan untuk
mencari permainan yang sederhana. Tetapi permainannya tidaklah banyak. Jika 2
player memutuskan kemenangan, maka permainan tersebut tidak akan berlangsung
lama.
‘Aku tidak bisa menghabiskan lebih banyak uang
lagi, adakah satu permainan yang bisa bertahan sedikit lebih lama?’
Lalu Lee Hyun melihat sebuah game Tokyo Dancing
dan merasa bahwa itu adalah yang dia cari. Kau terlebih dulu masuk kedalam
ruangan kecil untuk bermain. Kau bertindak menurut instruksi yang muncul dan
semua tindakanmu akan ditampilkan pada layar pusat. Itu adalah kompetisi
menari, kau bersaing dengan skor hasil permainan.
‘Ini akan sulit.’
Lee Hyun melihat instruksi dihadapan matanya
dan aliran pergerakannya begitu cepat. Gerakkan tanganmu dan gerakkan kakimu di
lantai saat kau mengikuti ritme musik, gerakan tubuh bahkan lebih menakjubkan,
gerakan tarian menawan ditampilkan pada layar.
A Dance Showdown!(Pertarungan Menari)
Para gadis SMA dan gadis SMP mengelilingi
permainan itu sambil mereka semua mengaguminya.
“Oh, kamu harus mencobanya, kak.”
“Apa kamu yakin?”
Lee Hyun benar-benar tak tau apa-apa dalam
menari! Yah, apa salahnya dicoba. Adiknya sangat senang melihat reaksinya dan
secara pribadi ingin melihat dia menari.
‘Ada antrian, dengan orang sebanyak itu, itu
akan membutuhkan 15 menit menunggu.’
Selain itu, dia akan lebih suka menghemat
waktu. Lalu Lee Hyun berdiri di akhir barisan. Kebanyakan yang berdiri dalam
antirian adalah laki-laki. Anak laki-laki yang memiliki kalung, anting-anting
dan gaya rambut terbaru.
‘Lihat orang itu.’
‘Ada apa dengan dia?’
‘Abaikan saja dia.’
‘Jangan. Dia pasti akan memalukan.’
Mereka melirik dan saling berkedip satu sama
lain. Meski begitu, perhatian mereka sudah terfokus pada Lee Hyun dan Lee
Hayan. Semua orang akan senang saat Lee Hayan yang cantik memasuki ruangan
game. Seorang gadis SMA yang cantik dan menarik. Kemudian mereka melihat dia
bersama Lee Hyun dan melihat Lee Hayan memainkan permainan yang meriah sambil
tersenyum cerah. Semua orang tengah berada dalam mood yang buruk.
‘Ini adalah cara yang bagus untuk mempermalukan
dia.’
Anak laki-laki yang berdiri di antrian secara sengaja
minggir. Berkat itu, giliran Lee Hyun datang dengan cepat.
“Kakak, semoga beruntung!”
“Ya, aku akan melakukan yang terbaik.”
Lee Hyun masuk kedalam ruangan kecil itu dan
bulu kuduknya berdiri. Ditempat itu, dia tidak tau tentang dimana untuk memulai
atau bahkan memilih jenis tariannya. Ada bermacam-macam tarian berdasarkan
wilayah dan waktu, tetapi dia tidak memiliki pengetahuan dasar. Akhirnya Lee
Hyun memilih salah satu secara sembarangan.
Freestyle.
Extreme Dance.
Secara tak sengaja, yang dia pilih adalah level
kesulitan tertinggi untuk tariannya. Setelah memulai, dia sekarang harus
menekan panah yang sesuai simbol yang muncul dengan cepat dan tepat untuk
menari. Tarian yang dipilih tersebut hanya untuk orang-orang berkemampuan
tinggi yang bisa melakukannya.
“Ya ampun, dasar pemula.”
“Orang bodoh yang memilih Extreme Dance.”
“Ini akan sangat memalukan.”
Pilihan Lee Hyun ditampilkan pada layar diluar,
dan mereka secara terang-terangan menertawai dia. Mereka berpikir bahwa segera
setelah permainan dimulai, Lee Hyun akan panik dan bergerak secara sembarangan.
Orang-orang dalam antrian diluar sangat menikmatinya.
‘Jika begini, bergantung pada ini, kau tidak
akan malu.’
Tubuhmya bergerak sekuat tenaga mengikuti
gerakan tarian yang tak familiar, tetapi saat intruksi tangan dan kaki
mendekat, dia kadang-kadang mendapatkan masalah. Berbagai panah dengan jarak
yang berbeda menyebabkan Lee Hyun berjuang dengan susah payah saat panah-panah
itu mengalir lebih cepat. Menekan pada waktu yang tepat, hal itu bukanlah tugas
yang mudah. Dia melakukan tindakan yang rumit saat pikirannya mengingat
panah-panah itu. HP dari karakter Lee Hyun dengan cepat menurun. Di latar
belakang kerumunan telah memenuhi panggung tarian. Lawan Lee Hyun sangat luar
biasa, menunjukkan kemampuan menari yang mengagumkan. Kemudian tiba-tiba, Lee
Hyun mengubah gerakannya.
‘Aku tidak tau bagaimana caranya menari.’
Faktanya adalah, itu tidak mungkin untuk secara
tiba-tiba melakukan sesuatu yang kamu tidak tau apa-apa. Seperti apa itu mengikuti
ritme, merasakan musik, dia tidak tau. Dia berpikir bahwa hanya orang yang
berpendidikan tinggi yang akan bisa menari seperti ini. Tetapi jika ini tentang
menggerakkan tubuh.
‘Aku memegang pedang, meskipun ini baik-baik
saja karena aku tidak membutuhkan pedang ditanganku. Saat lawan mendekat
padaku, aku berjalan berlawanan dengan mereka. Melawan musuh dengan tanganku.
Musuhku memukul terlebih dulu saat aku menyerang dengan telapak tanganku
sendiri.’
Secara tiba-tiba, gerakan Lee Hyun berubah.
Kau bisa mengatakan bahwa tubuhnya sangat kaku.
Tangan dan kakinya tak memiliki tempat untuk bergerak. Dari panah-panah yang
keluar, dia dengan paksa mengikuti gerakan lawan, bukannya menyerang secara
langsung. Dia mempertimbangkan tujuan dari menggerakkan tangan dan kakinya dan
dia terbebas. Dia sekarang menendang dan berputar, memutar-mutar tubuhnya.
Lengannya bergerak dengan sangat cepat. Dia menggunakan tinju dan sikunya
dengan timing yang sangat tepat terhadap panah-panah itu.
Dengan segera, pergerakan Lee Hyun ditampilkan
melalui layar.
“Apa yang terjadi?”
“Ini mengagumkan.”
Tindakan yang berhubungan dengan tarian. Dan
ini berkaitan dengan musik. Dia mengikuti instruksi dengan matanya,
mendengarkan dengan telinganya, dan dia memperhatikan. Dari tindakannya yang
sebelumnya, gelombang telah berbalik. Meskipun karakter Lee Hyun hanya punya 1
kotak HP yang tersisa, dia membalik keadaan dan menguasai lawannya. Tepat
seperti di Royal Road, dia adalah pemenang, kesabaran untuk memahami situasinya
dan membaliknya.
“Ada apa dengan orang ini!”
Wajah dari orang-orang di antrian benar-benar
konyol karena syok. Seorang pemula yang tidak tau apa-apa sesaat yang lalu,
melakukan pergerakan semacam itu dan dengan cepat menjadi ahli.
Menari dengan sama persis dan menekan
panah-panah itu. Extreme Dance bergerak sangat cepat, karena itulah mustahil
untuk beresonansi dengan tarian tersebut, dan mengikutinya dengan sama persis.
Tetapi gerakan Lee Hyun menunjukkan bahwa dia bisa membuat tarian baru sebagai
tanggapan. Tubuhnya bergerak dengan kecepatan yang mencengangkan, sambil
membuat gerakan indah yang tanpa akhir.
“Wow, kau mengagumkan!”
“Seorang pria sejati.”
Pada gadis SMA dan SMP bersorak. Dengan segera
penantang lain muncul. Berusaha mengakhiri kepopuleran Lee Hyun! Tetapi Lee
Hyun telah terbiasa dengan pertarungan semacam itu. Dia sedikit mempelajari
tentang bagaimana membuat masing-masing gerakan. Tubuh harus mengikuti aliran
musik dan memposisikan diri pada panah-panah secara bersamaan.
Lee Hyun telah menang 10 kali berturut-turut.
Sebenarnya, itu bisa saja lebih dari itu, tetapi sudah hampir saatnya untuk
film. Saat dia meninggalkan ruangan tersebut, para pemain lain menganggap dia
aneh. Mereka mengkritik dia.
Apa maksudmu? Kau baru saja masuk.
Namun, dia tidak mempedulikannya. Saat dia
bergerak, tatapan matanya menyebabkan mereka terkesiap dan melangkah mundur.
Seperti menggerakkan tubuh kearah dimana panah muncul, Lee Hyun menemukan
adiknya dan berbicara.
“Ayo lihat filmnya.”
“Ya.”
Sudah waktunya untuk pemutaran film.
Lee Hyun dan Lee Hayan duduk di kursi yang
empuk untuk menonton film. Dalam kenyataannya, filmya tidak semenarik itu. Film
Korea memiliki cerita sederhana dan diikuti pola yang umum. Pria-pria dari
jalanan. Mementingkan persahabatan mereka, dan kesukaan mereka terhadap
pertarungan. Namun, keduanya berhubungan dengan organisasi yang berbeda dan
terpisah dalam ketertarikan yang berlawanan. Namun, kemudian seorang heroin
cantik muncul dan sebuah cinta segitiga tercipta diantara mereka, teman masa
kecil itu menderita.
Persahabatan dan kekuasaan. Pada akhirnya, si
pemeran utama laki-laki dihianati oleh teman yang paling dia percayai. Untuk
mendapatkan kekuasaan dan uang, si wanita akhirnya melakukan penghianatan
dengan menikam dari belakang dengan pisau. Pada saat itu, si protagonis
laki-laki adalah seorang duta besar.
-
Aku juga mencintai dia. Tetapi sebanyak aku
mencintai dia, aku tak bisa bersamanya.
Si gadis cantik yang tragis itu berbicara saat
si duta besar tengah berlumuran darah dilantai. Ditengah-tengah semua itu,
seorang detektif muncul dan mereka berdua jatuh, itu adalah sebuah cerita yang
tak tertahankan. Entah bagaimana film itu berakhir seperti itu.
“Apa-apaan cerita itu!”
“Tidakkah kau pikir film ini terlalu
dilebih-lebihkan?”
“Penulisnya pasti menulisnya dengan kaki.”
“Cerita sederhana seperti itu membutuhkan 2
jam?”
“Film itu tidak telalu bagus.”
Para penonton megeluarkan komentar-komentar
pedas secara bersamaan. Kebanyakan sambutan hangat dari tinjauan dilaporkan
oleh situs-situs film menghasilkan reaksi ini, berimbas pada reputasi baik dari
studio film yang membuat film itu. Namun bagi Lee Hyun dan Lee Hayan, yang
ingin nonton film bersama kakaknya, film itu baik-baik saja. Menabung uang
memang penting, tetapi mereka juga menciptakan kenangan yang belum pernah
mereka miliki sebelumnya. Kehidupan mereka yang penuh dengan cobaan dan tak ada
waktu untuk bermain-main. Oleh karena itu, datang ke bioskop untuk menonton
film merupakan kesenangan tersendiri. Akan lebih baik untuk tidak marah dan
kehilangan kesenangan ini hanya karena film yang mereka tonton tidak cukup
bagus.
“Kakak, bagaimana menurutmu? Filmnya sedikit
aneh, kan?”
Saat Lee Hayan menatap kursi disampingnya, dia
terkejut. Lee Hyun sedang menangis!
Persahabatan dan penghianatan. Suatu cerita
yang jantan. Saat layarnya menampilkan pertempuran, tubuh Lee Hyun berguncang.
Dia benar-benar tenggelam ke dalam film tersebut selama 2 jam penuh. Bahkan
saat kredit muncul di akhir film, Lee Hyun masih belum pulih.
“Protagonis laki-laki dari film ini sangat
keren. Cerita seperti itu. Film ini benar-benar menarik.”
“…..”
Setelah nonton film, saat Lee Hyun dan Lee
Hayan keluar ke jalanan, sudah hampir jam 6 pm.
“Kakak, aku lapar, ayo kita pulang.”
Saat Lee Hayan berbicara, Lee Hyun
menggelengkan kepalanya.
“Tidak. Kamu tidak akan makan nasi.”
Lebih dari itu, makan diluar!
Biasanya, mereka akan pulang dan setelah merasa
lapar karena latihan pedang atau melukis, mereka akan makan nasi diolesi
Gochujang (saus sambal). Hari ini bukanlah hari yang sibuk, ataupun ada rencana
untuk berlatih pedang atau melukis. Faktanya, di rumah, kau bisa menghilangkan
rasa lapar dengan makanan gratis! Namun Lee Hyun yang pelit baru saja
menyebutkan makan diluar. Ini teramat sangat tidak biasa. Interview Lee Hayan
di Universitas Korea memang dianggap sepenting itu.
“Jadi, dimana kita akan makan?”
Lee Hayan sangat senang. Faktanya, dia telah
terkejut hanya dari menonton bioskop. Bukan hanya nonton bioskop, tetapi
benar-benar menikmati makan diluar, dia benar-benar menantikannya.
“Tetapi dimana kita makan?”
Lee Hyun dan Lee Hayan mulai berjalan
dijalanan. Biasanya mereka tidak akan pernah makan diluar, jadi mereka tidak
tau akan pergi kemana. Saat mereka berjalan-jalan, Lee Hayan menunjuk sebuah
bangunan.
“Makanan disana enak. Semua teman-temanku
memberitahu bahwa makanan disana lezat. Mereka bilang bahwa kimbap, tempura dan
bahkan oden-nya juga enak.”
“Benarkah?”
Lee Hayan menunjuk pada jajaran toko kecil. Itu
tampak sangat biasa bagi Lee Hyun. Bagaimanapun juga, dia ingin memberi adiknya
sesuatu yang spesial hari ini. Jadi dia mengumpulkan keberaniannya. Mereka
berada di tengah-tengah kota, dan wajar mereka pergi ke pusat kota.
“Ayo makan di restoran.”
Lee Hyun menunjuk ke arah dimana hotel berada.
‘Sebuah restoran di hotel benar-benar berbeda.’
Melihat kualitas interiornya yang tampak mahal,
wajah tersenyum dari para pegawai penuh kelembutan, kesan keramahan dan
orang-orang yang memakan hidangan yang tampak mahal, suasana didalam restoran
ini benar-benar mewah. Kursi tamunya sangat nyaman saat dia menunggu untuk
dipanggil. Selain itu, semua dekorasi sekeliling tampak mahal.
‘Aku tidak akan kesini untuk yang kedua
kalinya, tetapi sekali-kali, itu bagus untuk makan ditempat seperti ini,
terutama pada hari seperti hari ini.’
Lee Hyun memeriksa dompetnya.
‘Ada 200.000 won, digunakan untuk taksi, pergi
nonton bioskop dan memainkan beberapa game. Masih ada 130.000 won yang
tersisa.’
Paling bagus, nasi akan cukup untuk dia.
Meski demikian, Lee Hyun masih tetap berharap.
Ada sebuah meja yang mencolok, dimana seekor lobster dihidangkan. Pada saat
ini, Lee Hyun langsung memikirkan kemungkinan harganya.
‘Kurasa harga bahannya sekitar 40.000 won.
Tapi, dengan hotel ini, mempertimbangkan biaya tenaga kerja dan keuntungan,
70.000 won?’
Dilihat dari berbagai sisi, mempertimbangkan
70.000 won untuk satu makanan sedikit keterlaluan, sesuatu yang tidak akan
dibeli atau dilakukan kakak. Lee Hyun berpikir sedikit lebih keras tentang
Royal Road dan berbicara untuk menghibur adiknya yang gugup.
“Tak apa-apa, mari kita makan banyak hari ini,
setidaknya, sekali-kali ditempat seperti ini.”
“Tetap saja, itu tampak mahal disini… Kak, ayo
keluar dan makan kimbap.”
Dalam kenyataannya, berada di restoran kelas
atas seperti ini untuk pertama kalinya begitu menegangkan, tetapi dia datang
kesini untuk bersantai dan dia menenangkan ketegangan dalam pikirannya.
‘Lihatlah karya seni yang mahal itu, bahkan
bangsawan Kerajaan Rosenheim tidak akan mampu membelinya.’
Pelayan mendekat setelah beberapa saat kemudian
dan membuka menu untuk mereka.
“Apa yang anda inginkan hari ini? Menu spesial
dari koki hari ini adalah Udang omar dengan Saus tiram…”
“Beri aku waktu untuk memutuskan.”
“Baik. Saya mengerti, tuan.”
Lee Hyun bersantai saat dia melihat menu
tersebut.
Kemudian dia memeriksa harganya!
Harga lobster adalah 120.000 won.
Hanya dengan sekitar 40.000 won untuk harga
bahannya, ketika kau melihat pada harga yang mencengangkan itu, mereka
merampokmu.
‘Kenapa mahal sekali!’
Harga tersebut membuat Lee Hyun sesak. Harga
hidangan lobster relatif tidak mahal. Selebihnya, menu itu berisikan
hidangan-hidangan yang mahal. Daging seharga 200.000 won, dengan wine harganya
menjadi 300.000, lalu jika kau meminta wine luar negeri harganya melampaui
500.000 won. Dengan uang miliknya, Lee Hyun tidak bisa membeli entah itu
minuman wine, ataupun makanannya.
Harga dari restoran hotel adalah pembunuh!
Menggunakan berbagai pelayanan dan bahan-bahan
terbaik, chef-nya juga tingkat tinggi. Termasuk biaya interior dan suasananya
saat makan, inilah yang membuatnya mahal. Namun, hal ini jauh melampaui
jangkauan perkiraan harga Lee Hyun.
‘Aku benar-benar tidak bisa untuk memakan ini.’
Uang yang berharga yang tersisa terlalu sedikit
untuk makan ditempat seperti ini, dia mengerutkan kening. Secara naluri, Lee
Hyun dan Lee Hayan saling menatap pada saat yang bersamaan. Mata mereka
terkunci. Hayan sangat gugup.
‘Tidak, aku yang membawa kita kesini, meskipun
mahal, aku tidak akan meninggalkan tempat ini sebelum makan.’
Tak peduli seberapa sedikit uang yang dia
miliki, dia tidak mau menunjukkan kekurangannya dan tampak miskin. Dengan
seorang siswa SMA bersama dia, Lee Hyun tidak mau dia diusir saat
ditengah-tengah meja makan. Beruntungnya, hidangan lobster adalah 120.000 won,
uangnya masih tersisa 10.000 won.
“Hayan, apa lobster tidak apa-apa?”
“Ya tapi, apa kakak yakin…”
“Kami pesan hidangan lobster.”
“Apakah hidangannya untuk anda berdua?”
“Ya.”
“Terimakasih, silahkan tunggu sebentar.”
Apa yang Lee Hyun tidak tau.
Harga yang tertera pada menu restoran tersebut
tidak termasuk pajak pemerintah dan biaya pelayanan sebesar 10%. Harga hidangan
lobster itu pada dasarnya lebih dari 130.000 won. Tetapi itu belum seberapa.
Meskipun mahal, mereka bisa berbagi, tetapi secara alami pesanan itu untuk dua
orang. Hidangan lobster harganya masing-masing 120.000 won. Oleh karena itu,
harga untuk makanannya totalnya diatas 250.000 won.
“Makanannya pasti lezat. Makanlah sepuasmu.”
“Kakak. Apa kamu yakin tidak berlebihan?”
“Tidak apa-apa. Aku punya cukup uang.”
Lee Hyun menepuk sakunya.
Makanannya segera datang. Masakan yang dibuat
oleh kepala chief dengan kaliber tertinggi dengan bahan-bahan segar.
“Wow! Ini benar-benar enak.”
“Ya, rasanya sangat nikmat.”
Lee Hyun menikmati rasa dari makanan tersebut.
Seperti Royal Road, beberapa hal bisa membuat perbedaan yang besar dalam rasa
dari masakan itu sendiri. Dia memahami keahlian yang dibutuhkan, terutama
dengan seafood. Bahan-bahan seafood mudah rusak dan perlu disimpan. Juga
harganya sangat mahal dan tidak bisa dimakan secara sering. Efek dari masakan
dan memakannya memiliki efek yang besar ketika melakukan pertempuran.
* * *
Di restoran yang sama, 2 gadis SMA memakai
seragam sekolah mereka sedang makan di meja terdekat.
“Woah! Makanan ini sangat lezat!”
“Sausnya tidak buruk juga.”
“Kepala koki berasal dari Perancis, dia sering
muncul di majalah memasak.”
“Jadi begitu.”
“Kita datang lagi minggu depan.”
Gadis-gadis ini berasal dari keluarga kaya, dan
mereka juga pecinta makanan, kadang-kadang mereka akan menabung untuk makan
makanan di restoran seperti ini.
Kebahagiaan terbaik adalah ketika kau bisa
makan makanan yang lezat.
Kedua gadis ini berbagi moto yang sama. Mereka
akan berkunjung ke tempat seperti ini sepulang sekolah sebagai salah satu hobi
mereka. Tetapi kemudian mata mereka memandang kearah meja yang berbeda dan
melihat Lee Hayan yang gembira yang sedang makan.
“Ah? Itu Hayan, kan?”
“Aku tau.”
“Oh! Itu pasti kakaknya.”
Lee Hayan adalah sahabat kedua gadis itu.
Sejujurnya, di sekolah tak seorangpun tidak
menyukai Lee Hayan. Berkeinginan kuat, pintar, dan atletis. Dengan
kepemimpinannya, para gadis SMA yang lainnya akan selalu berkumpul dengan Hayan
sebagai pusatnya. Dia juga pelit, hal itu juga menakjubkan, karena dia tidak
ikut serta dalam belanja atau makan diluar.
Dia kemudian berpikir.
‘Sialan. Dia hanya menghabiskan waktu dengan
kakaknya, itu tidak adil.’
Isane memiliki tatapan jahil di matanya.
Lee Hayan selalu membanggakan pria ini, namun
mereka tidak tau kenapa. Teman-temannya sudah jelas tidak mengetahui alasannya.
Gadis berpenampilan sempurna ini tergila-gila
pada tingkat akut mengikuti kakaknya. Tetapi saat kakaknya muncul di festival
itu. Teman-temannya tidak mengerti kenapa dia begitu membangga-banggakan pria
yang tampak begitu biasa ini, mereka berpikir itu hanyalah lelucon.
Mereka kemudian mengetahui bahwa Lee Hyun putus
SMA karena uang. Di festival SMA, dia dengan cepat menyelesaikan tantangan sang
putri dan membuatnya tampak seperti sangat mudah, membuat dia menjadi
selebritis top. Dia berjalan dengan mudah diatas jembatan kayu sempit yang
licin, menendang balon air yang terbang kearahnya di tengah udara. Di akhir,
dia melompati tembok seperti layang-layang, membebaskan sang putri dengan waktu
tercepat. Ketika si kakak membuka jeruji dan menyelamatkan Hayan, betapa
tampannya dia, dia tampak seperti seorang pria sejati! Sejak saat itu, para
gadis SMA lebih tertarik pada tubuh Lee Hyun. Sekarang ketika Lee Hayan bersama
kakaknya, bahkan iblis pun tidak akan berani mendekat dan mengganggu dia.
Masih dimejanya, Isane berbisik.
“Ayo gabung dengan mereka.”
“Ingatlah sikap Hayan…. apa masih tidak
apa-apa?”
“Tidak apa-apa. Dengan kakaknya di depan dia,
dia akan bertindak sopan.”
Isane bangkit dan berjalan dengan percaya diri
ke tempat Lee Hayan dan tiba-tiba memeluk dia.
“Tak terpikir kita akan bertemu di tempat
seperti ini! Boleh kami duduk?”
“…….”
Tiba-tiba, teman-teman Lee Hayan muncul dan
membuat dia terkejut.
“Kalian!”
Tak sedikitpun Lee Hayan menduga kemunculan
yang tak menyenangkan ini.
Isane buru-buru menyapa Lee Hyun.
“Hai, kami teman sekelas Hayan. Apa kamu
keberatan jika kami bergabung?”
“Silahkan. Jangan sungkan-sungkan.”
Mendapati teman adiknya duduk di meja yang
sama, itu bukanlah masalah. Sebaliknya, itu mungkin hal yang bagus.
“Terimakasih!”
Lee Hayan mengerutkan kening saat dia melirik
pada Isane yang tengah tertawa.
“Sekarang aku bisa sedikit santai. Hayan, apa
kamu baik-baik saja?”
“Sheesh!”
Ini tak terhindarkan lagi, Lee Hayan tidak bisa
melakukan apa-apa untuk menghentikan hal ini. Dia tidak menyukai tamu yang tak
diundang mengganggu ke dalam saat-saat yang membahagiakan bersama keluarga. Namun,
dia harus dengan cepat memperbaiki ekspresinya. Dia tidak lupa bahwa dia masih
duduk di depan kakaknya. Marahnya bisa disimpan untuk nanti.
‘Lihat saja disekolah! Mampus kalian!’
Apapun situasinya, Lee Hyun senang melihat
teman-teman adiknya. Dengan berbagai macam hidangan yang disajikan, keempat
orang menikmati makan malam dengan santai.
‘Meski demikian, sepertinya Hayan merasa nyaman
disekolah.’
Dimata Lee Hyun tampak seperti bahwa kehidupan
sekolah adiknya tidak buruk. Sehari-harinya, dia sangat sibuk berburu di Royal
Road, dan sekarang dia mengistirahatkan jiwanya yang kelelahan.
“Oh! Indah sekali.”
Selama makan, mereka melihat dari sisi meja,
patung es yang diangkut dekat jendela.
“Lihat itu.”
Lee Hyun memutar kepalanya dan menatap patung itu.
Itu adalah sebuah patung dari wanita Korea yang mengenakan pakaian elegan
dengan pita kepang yang halus di rambutnya. (Pita kepang adalah sebuah ornamen
pernikahan)
‘Lumayan.’
Karena Lee Hyun punya sedikit pengalaman dengan
patung es, dia bisa memahami bahwa patung itu dibuat dengan kemampuan yang
sangat mengagumkan.
‘Patung itu memberi getaran perasaan, namun
juga cukup lembut. Buatan tangan seorang ahli.’
Saat Lee Hyun dan adiknya berpikir tentang
patung tersebut, seorang pelayan mendekat.
“Para tamu sekalian, saya minta maaf tetapi
disini akan sedikit ramai karena kami sedang ditengah-tengah persiapan acara
ulang tahun pernikahan untuk seorang tamu spesial kami. Saya harap anda
sekalian bisa memaklumi.”
“Kami baik-baik saja.”
Dibelakang tampak beberapa pegawai restoran
sedang mengatur posisi patung es itu, tetapi segera setelahnya Lee Hyun dan
adiknya selesai makan. Akhirnya, hidangan penutup dari buah-buahan dan es krim
datang dan mereka berempat memakannya dalam sekejap.
“Ah, aku kenyang.”
“Itu benar-benar lezat.”
Mereka berempat pergi ke kasir untuk membayar.
Yang pertama adalah Isane dan Song Miyong. Kemudian Lee Hyun mengeluarkan
dompetnya untuk membayar.
*Craak! Crush*
Komentar
Posting Komentar