The Legendary Moonlight Sculptor Volume 2 Chapter 5 Bahasa Indonesia

Volume 2 Chapter 5 – Orang Yang Melakukan Hal Terburuk

Weed dan anggota partynya berhasil dengan aman mengumpulkan tulang-tulang Skeleton Knight dari lantai pertama Memphis Hall dan menyelesaikan quest mereka.


Sayangnya, ada beberapa berita buruk juga. Rupanya, Pale, Romuna dan Irene adalah teman dikehidupan nyata yang tinggal dilingkungan yang sama. Dalam kenyataannya, Surka adalah adik Romuna.

Mereka tidak menyebutkan apa-apa agar tidak membuat Weed merasa canggung. Tetapi sekarang, mereka harus mengungkapkan kebenarannya.

“Maaf… orang tua kami…”

“Tampaknya kami tidak akan bisa online sementara waktu.” kata mereka dengan sedih.

Mereka telah kecanduan pada Royal Road dan bermain terus-menerus sampai ke tahap bolos sekolah tetapi orang tua mereka, yang sedang berlibur, segera mengetahui hal ini.

Jelas saja, mereka semua dihukum.

“Kalian… bermain game bukannya mengerjakan PR?”

“PERGI KE SEKOLAH SEKARANG!”

Lisensi log-in ke kapsul yang mahal dengan demikian telah disita, dan permintaan mereka untuk cuti dari sekolah telah dicabut. Tetapi beruntungnya mereka telah mempelajari sesuatu dari Weed yang sukses bergantung pada pada kemampuan untuk mendapatkan keuntungan bahkan di dalam sebuah situasi yang tak menguntungkan! Mereka hanya membuat orang tua mereka log-in ke Royal Road meminta mereka mengalaminya sendiri.

Seorang player baru tidak bisa keluar dari benteng sampai 4 minggu berlalu. Namun, orang tua mereka benar-benar puas walau terkurung di dalam dinding benteng.

Bagaimanapun juga, itu adalah sebuah versi sempurna dari sebuah dunia fantasi.

Para orang tua sendiri dibesarkan dengan bermain game dan membaca novel fantasi. Tetapi ketika mereka mendapatkan pekerjaan dan mulai membesarkan anak, mereka tak lagi bisa melakukan hal-hal ini. Namun, yang disini, ini adalah alam semesta yang baru bagi mereka. Surga yang telah mereka impikan sejak mereka masih anak-anak.

Game ini seperti sebuah dunia yang baru dimana mereka bisa lepas dari pekerjaan dan urusan-urusan mereka tanpa pergi ke negara yang jauh.

“Gamenya tak terlalu buruk.”

“Ini menyenangkan.”

“Ngomong-ngomong, Bu Junggee, aku dengar anda mendapatkan sebuah ‘quest’ di Toko Senjata?”

“Ya, itu lebih seperti sebuah tugas rumah. Aku harus membeli 5 batu gerinda untuk toko tersebut…”

“Apa anda punya cukup uang?”

“Yep. Aku mendapat 3 silver untuk membelinya. Harga Gerinda adalah 50 copper, jadi aku masih punya sisa 50 copper.”

“Bagi dengan kami!”

Para orang tua memulai di Benteng Serabourg bersama-sama. Mereka berkeliaran bersama-sama, mengerjakan quest dan berteman dengan NPC.

Dan seperti itulah, 4 minggu di dalam game telah berlalu, tetapi di dunia nyata hanya seminggu yang berlalu. Sekarang para orang tua telah bebas untuk keluar masuk benteng. Ketika Pale dan Surka memberitahu mereka bisa meninggalkan benteng sekarang, orang tua mereka hanya tertawa.

“Ayolah…. bagaimana bisa kita berburu monster?”

“Berburu adalah untuk kalian para anak muda.”

“Kami suka tinggal di benteng dan membantu orang-orang, melakukan pekerjaan rumah untuk mendapatkan uang, yang kemudian bisa kita gunakan untuk membeli makanan enak.”

Tetapi setelah meninggalkan benteng karena penasaran, sikap para orang tua berubah dengan drastis. Berikut adalah percakapan yang terjadi antara Romuna dan orang tuanya.

“Bastard Sword menghasilkan lebih banyak damage daripada Long Sword… Kenapa begitu?”

“Karena itu adalah sebuah pedang dua tangan. Pedang itu besar dan berat, jadi tak bisa diayunkan dengan cepat.”

“Jadi maksudmu bukannya beberapa serangan kecil, namun menghasilkan satu serangan yang kuat?”

“Yep.”

“Senjata jenis itu yang aku inginkan… Tetapi Bastard Sword harganya lebih dari 10 gold di toko…”

“Mau aku belikan?”

“Yah… Aku hanya mengatakan ini sekarang… Tetapi kau pikir berapa banyak yang telah kami lalui untuk membesarkanmu? Ketika kau masih bayi, kami memberimu makanan terbaik dan menutupimu dengan pakaian terbaik. Karena kami sangat peduli padamu, kami tidak benar-benar mau memaksamu…”

Situasi Pale cukup mirip. Orang tuanya adalah guru sekolah dan dengan demikian mereka sangat ketat. Ketika dia masih kecil, dia tidak bisa membuat suara keras saat bernafas di depan orang tuanya. Ayahnya, yang adalah seorang polisi militer di masa mudanya, telah mengembangkan karisma yang signifikan dari tahun-tahunnya di militer. Di malam dia meninggalkan benteng untuk waktu yang singkat, Pale memiliki percakapan berikut dengan ayahnya saat makan malam.

“Hmm, tampaknya para rubah sialan itu sangat kuat?”

“….?”

Pale, nama sebenarnya adalah Oh Dongman, tengah berpikir keras untuk mengetahui apa yang ayahnya bicarakan.

Ayahnya sekali lagi memberi petunjuk. “Para rubah sialan. Mereka sangat kuat.”

Saat itulah Oh Dongman memahaminya.

“Mereka sedikit menantang pada awalnya. Jika ayah tak punya perlengkapan apapun.”

“Aku punya beberapa…”

“Ayah tidak mencoba untuk melawan mereka sendirian, kan?”

“Aku melakukannya…”

“Yah tentu saja itu sulit jika ayah mencoba melawan para rubah sendirian. Di level ayah sekarang, itu hampir mustahil.”

“L-Lalu maksudmu kau bisa mengalahkan mereka? Para rubah itu?”

“Tentu saja.”

Ayah Oh Dongman menggenggam tangan putranya.

“Balaskan dendam ayahmu!” perintahnya.

Jadi seperti itulah, para orang tua juga ikut-ikutan tenggelam ke dalam dunia Royal Road. Karena keluarga tetangga juga bermain game itu bersama-sama, Royal Road menjadi topik panas di arisan dan pertemuan keluarga.

Sekarang, bukannya membahas masalah keuangan dan real estate, para orang tua mengobrol tentang Royal Road sambil minum. Rupanya, ada banyak orang di usia mereka yang bermain game itu. Dalam kenyataannya, mereka telat untuk menemukan kesenangan dari Royal Road.

Lee Hyun telah lama memprediksi bahwa hari seperti ini akan tiba. Dalam kebanyakan game, harga dari item-item akan jatuh seiring berjalannya waktu. Sama juga untuk mata uang seperti gold dan silver. Ini alami karena rata-rata level para player naik seiring waktu. Namun, jika para player tidak terbatas pada usia 10 sampai 20 tahun, dan jika para orang dewasa yang sudah berkecukupan menjadi kecanduan Royal Road, nilai dari mata uang game tidak akan berkurang.

Ketika ada item yang bagus, orang-orang memulai perang penawaran. Mereka membeli senjata, armor dan aksesoris dengan cara yang sama ketika mereka membeli mobil yang bagus.

Sebenarnya ini memberi lebih banyak manfaat daripada di dunia nyata. Jika seseorang pergi ke pertempuran mengenakan perlengkapan yang bagus, lalu mereka bisa benar-benar merasa diri mereka sendiri menjadi yang terkuat dan merasakan manisnya kemenangan.

Seiring waktu berlalu, lebih banyak player paruh baya yang muncul, membeli item-item dengan harga yang semakin tinggi seolah-olah mereka membeli mobil balap. Hal ini juga yang membuat para orang tua tertarik bermain Royal Road.

Namun, karena hal ini, Pale dan anggota partynya yang lain tak lagi bisa berlatih di Lavias.

“Maaf, tetapi kami harus membantu orang tua kami. Setidaknya sampai mereka terbiasa dengan game…”

Pale berbicara tanpa menyembunyikan kekecewaannya. Weed mengerti bahwa mereka harus pergi. Hal itu tak bisa dihindari karena mereka melakukannya untuk orang tua mereka. Namun, Weed masih punya sesuatu untuk dilakukan, jadi dia tetap berada di Lavias sendirian.

* * *

“328.200 won dihabiskan pada makanan bulan ini. Aku dengar harga beras telah naik. Tetapi kami masih harus menghindari beras import….”

Lee Hyun tengah menulis di buku catatan keuangan miliknya.

Dia tidak mau Hayan atau neneknya makan nasi Amerika, yang mungkin dimodifikasi secara genetik. Terlepas dari seberapa murahnya itu, itu hanya tak bisa dipercaya.

“Kami telah menghabiskan terlalu banyak. Aku harus berhenti menggunakan resep yang aku pelajari secara online. Selanjutnya adalah pemanas… tapi tak mungkin untuk menghemat uang pada hal itu karena digunakan nenek.”

Hyun memeriksa semua biaya dalam satu bulan. Dia berbelanja untuk bahan makanan, memasak makanan, membersihkan rumah dan menangani keuangan sendirian.

Hanya tersisa 90.000.000 won dari seluruh harta keluarganya setelah rentenir mengambil 3.000.000.000 won miliknya. Pada suatu waktu, kemarahannya telah menyebabkan tak bisa tidur beberapa malam, tetapi pada akhirnya dia mampu menenangkan dirinya sendiri. Itu semua adalah masa lalu. Bahkan merasa lega mengetahui semua itu telah berakhir. Dia akan terus menderita jika hutangnya belum dibayar.

Mereka memburu Hyun selama 8 tahun, menunggu Hyun dewasa agar mereka bisa memaksa dia ke dalam pekerjaan berbahaya seperti berurusan dengan narkoba atau lebih buruk lagi — membunuh anggota kelompok saingan. Jika Hyun tertangkap, mereka bisa saja menyuap polisi dan menjebak dia untuk semua kejahatan mereka. Itulah cara mereka menghindari masalah terbesar mereka dengan para penegak hukum.

Hyun telah menjalani masa kecil yang sulit hingga para wartawan dan publik akan mengasumsikan itu adalah hal yang wajar bagi dia untuk melakukan kejahatan-kejahatan ini.

Bahkan bisa dikatakan orang-orang seperti ini layak dihukum karena tak ada harapan keselamatan bagi mereka. Tetapi orang yang bijaksana akan memahami bahaya yang telah dialami oleh orang-orang seperti ini. Sudah pasti mereka sangat takut masuk penjara? Lagian, apa yang akan terjadi pada keluarga mereka jika mereka tertangkap?

Hyun hanya punya nenek dan adik perempuannya.

Pemikiran mereka menunggu Hayan menjadi dewasa benar-benar mengerikan. Atau mungkin mereka bahkan tak repot-repot menunggu selama itu. Perempuan muda bisa dijual dengan harga yang lebih baik. Dalam kasus Hyun, seorang pria muda berurusan dengan narkoba dan membunuh anggota geng lain tak diragukan lagi akan menarik perhatian.

Kebanyakan orang tidak bisa memahami kenapa anak laki-laki muda akan melakukan sejauh menjual narkoba dan membunuh anggota geng. Mungkin karena mereka dipaksa atau mungkin mereka dijebak.

Jika Hyum di penjara karena masalah seperti itu, meninggalkan adiknya untuk menjalani kehidupan yang keras dan kejam, Hyun mungkin akan gila. Membersihkan hutang telah mencegah terjadinya itu semua.

“90.000.000 won. Ditambah 9.000.000 jika kita menambahkan yang 5.000.000 kita dapatkan dari menjual rumah lama dan 4.000.000 yang kita simpan untuk keadaan darurat.”

Namun, mereka telah menghabiskan 50.000.000 untuk membeli rumah baru. Mereka bisa membeli rumah semurah itu karena terletak di lingkungan yang kurang diminati. Meski mereka masih punya 49.000.000 won yang tersisa setelah itu, mereka menghabiskan sekitar 20.000.000 selama setahun terakhir. Menengok kebelakang, itu adalah kerugian yang luar biasa. Dimulai dengan kapsul untuk bermain Royal Road seharga 10.000.000 won untuk membeli dan memasangnya, belum lagi biaya berlangganan bulanannya adalah 300.000 won. Sisanya digunakan untuk biaya hidup dasar dan biaya sekolah Hayan.

“29.000.000 won… Hanya cukup sekitar 2 tahun lagi.”

Hyun, memakai seragam, jatuh ke dalam keputusasaan. Sudah waktunya untuk memulai gaya hidup yang lebih hemat.

“Oppa”.’Oppa”’ adalah istilah hormat yang digunakan oleh perempuan untuk memanggil laki-laki yang lebih tua seperti kakak laki-laki atau teman di Korea. , “aku pulang!”

Pada saat itu, Hayan membuka pintu dan memasuki ruangan. Terkejut, Hyun dengan cepat menyembunyikan buku keuangan dan buku bank miliknya di dalam seragamnya.

“Kau pulang lebih awal. Nilai rapormu keluar hari ini, kan?”

“Ya, ini dia.”

“Coba lihat…”

Hyun secara tak sabar membuka rapor tersebut. Ini adalah saat-saat yang penting bagi Hayan, yang berada di tahun kedua SMA.

“Ranking 3 di kelasmu, ranking 14 di angkatanmu… Peringkatmu naik sedikit dari yang kemarin.”

“Tentu saja! Kau pikir adik siapa aku ini?”

“Yah, mari kita berhenti disini.”

“Ada apa dengan nada itu?” Hayan cemberut.

Hyun kemudian melihat pada daftar calon perguruan tinggi dibawah rapor itu. Korea University berada di urutan paling atas, dengan 98% kesempatan bagi Hayan untuk diterima. Sampai beberapa waktu yang lalu, Hayan selalu bergaul dengan anak-anak yang mungkin memiliki pengaruh yang buruk, tetapi Hayan masih memiliki otak yang cerdas. Setelah dia kembali menjadi adik Hyun yang lembut, nilai-nilainya meningkat dengan cepat. Pada akhirnya, sudah hampir pasti bahwa dia akan bisa masuk ke universitas.

‘Namun….’

Seseorang bisa menghabiskan lebih dari 10.000.000 won seminggu untuk kuliah. Bukan hanya untuk membayar pelajarannya, tetapi juga transportasi, makanan dan buku-buku, sehingga dia bisa bersaing dengan teman-temannya.

* * *

“Hasil tes ini sangat bagus. Pandangan mata tidak buruk, hati dan ginjal sangat sehat.”

“Bagaimana dengan sumsum?”

“Bagus. Meskipun untuk transpalantasi tulang sumsum, dibutuhkan penerima yang cocok. Tetapi aku yakin seorang pembeli akan muncul dengan segera. Reaksi dari usus sangat baik, dan aliran darah juga bebas dari infeksi.”

Hyun mendengarkan setiap kata yang diucapkan oleh dokter.

“Kalau begitu tesnya selesai?”

“Ya.”

“Terimakasih. Tolong kirimkan dokumennya padaku. Aku akan menjual apapun yang memberiku uang paling cepat. Tetapi biarkan aku menunggu 1 tahun 4 bulan. Jika aku masih membutuhkan uang, aku akan melakukan operasi.”

“Aku akan mengirim dokumennya.”

Keluar dari rumah sakit, Hyun tidak merasa lebih baik mendengar dia sehat secara fisik.

Menjual organ.

Dia menemukan rumah sakit ini melalui pasar gelap. 50.000.000 won untuk satu bola mata, 30.000.000 untuk ginjal. Meskipun hati dan sumsum tulang membutuhkan penerima yang cocok, mereka masing-masing bisa dijual sekitar 20.000.000 won. Dia hanya punya sekitar 1 tahun 4 bulan yang tersisa.

Royal Road akan menjadi uang, dia yakin tantang hal itu. Namun, dia perlu mempertimbangkan kemungkinan alternatif. Jika Hayan membutuhkan lebih banyak uang untuk pergi ke perguruan tinggi, Hyun telah siap untuk menjual bagian tubuhnya.

Royal Road, adalah sebuah game untuk dinikmati. Tetapi Hyun tidak bisa menikmati kemewahan tersebut dengan begitu riang. Dia harus memaksa dirinya sendiri untuk bekerja lebih keras untuk mendapatkan lebih banyak uang dan menjadi orang terkaya di Royal Road.

‘Lee Hayan, kamu harus melanjutkan mimpiku yang tak terpenuhi. Aku akan memastikan kamu tidak harus membuat pengorbanan seperti yang aku lakukan.”

Hyun, memakai pakaian usang, pulang sambil bergumam seperti orang kesurupan. Dia tidak peduli apa yang terjadi padanya. Kehilangan satu mata tidak akan banyak mempengaruhi kehidupannya, tidak ketika itu untuk mendapatkan uang.

Dia ingin memastikan bahwa setidaknya adiknya akan tumbuh dengan riang jauh dari kerasnya kehidupan.

Jika seseorang melalui terlalu banyak kesulitan, sebuah bayangan akan muncul diwajahnya. Tidak bisa dipungkiri karena mereka berbeda dari orang-orang yang tumbuh didalam lingkungan yang baik. Pikiran akan melemah, memberi jalan pada ketakutan yang akan mengikis kepercayaan diri. Keserakahan, Hyun telah berusaha keras bahkan di usia muda untuk mencapai kepercayaan diri dan kecerdasan yang dimiliki anak-anak kaya.

Bahkan jika dirinya sendiri tidak bisa makan atau berpakaian dengan baik, dia akan memastikan adiknya tidak akan pernah iri dengan orang lain. Tidak banyak orang yang akan melakukan ini untuk adik perempuan mereka. Mungkin tidak semua kakak laki-laki seperti ini, tetapi perasaan Hyun untuk adik perempuannya tak tertandingi. Hayan bukan hanya adiknya, dia hampir seperti putrinya sendiri.

Hayan telah kehilangan orang tuanya di usia dini. Sejak saat itu, orang yang merawat dia dan membesarkan dia bukanlah sang nenek yang sibuk, tetapi Hyun sendiri.

* * *

Sekarang, tak ada lagi sihir suci milik Irene, maupun mantra AOE atau pelacak milik Romuna dan tinju Surka yang tak ada hentinya tak bisa ditemukan dimanapun, ataupun serangan jarak jauh yang sangat cepat milik Pale. Meski demikian, Weed masih punya dirinya sendiri.

Berburu dalam party memang bagus, tapi dengan lebih banyak orang biasanya mereka akan beragumen satu sama lain dan menyia-nyiakan waktu. Dalam kasus yang paling parah, perburuan selesai bahkan sebelum sempat dimulai.

Dibandingkan itu, berburu solo mempunyai keuntungan karena simpel. Tak ada waktu yang terbuang percuma dan terbukti bagus untuk meningkatkan skill level. Lebih baik berburu solo untuk meningkatkan Sword Mastery dan teknik bertempur lainnya.

“Grr, manusia!”

Sebuah Skeleton Knight, memancarkan aura pertempuran, mengayunkan pedangnya pada kepala Weed. Skeleton Knight yang memakai armor dengan gerakan yang sangat cepat sudah jelas sangat mengintimidasi, namun gerakan Weed juga unik. Bergerak dengan mulus, dia menghindari serangan Skeleton Knight sambil dia mengurangi HP musuhnya perlahan-lahan. Sebagai hasilnya, gerakan Skeleton Knight mulai melambat.

“Sculpting Blade!” dia berteriak.

Akhirnya, pedang Weed menghancurkan tulang-tulang Skeleton Knight dan cahaya dari rongga matanya meredup, sebuah tanda yang memastikan kematiannya. Pertarungan di dalam Royal Road sangatlah nyata. Efek spesial untuk sesuatu yang rusak atau dihancurkan benar-benar sempurna.

Seorang solo player memiliki kesempatan besar untuk meningkatkan statistik Strength. Statistik ini menentukan kekuatan dibalik tiap serangan, sama seperti di dunia nyata. Seorang player menggunakan kekuatan itu ketika melawan monster. Damage maksimal tak akan bisa dikeluarkan jika serangan tak menggunakan cukup strength. Contohnya, tinju yang dihantamkan sambil berlari menjauh memiliki kekuatan penghancur yang jauh lebih rendah daripada tinju yang dihantamkan pada jarak dekat. Oleh karena itu, damage ditentukan oleh seberapa banyak seseorang bisa mengontrol kekuatannya sendiri. Posisi tubuh, penggunaan otot, jarak, dan ledakan kekuatan.

Royal Road adalah game virtual reality yang mengijinkan player untuk memanfaatkan kelemahan lawan. Para player dari Royal Road, seperti prajurit veteran, mengetahui dengan jelas kemampuan mereka sendiri. Tak hanya dari angka-angka di jendela status mereka, namun dengan benar-benar merasakan kekuatan mereka sendiri. Ada suatu rasa kenikmatan dalam kehancuran! Tentu saja, Weed bukanlah pengecualian.

Dia mendedikasikan dirinya untuk belajar ilmu pedang selama setahun untuk menguasai akurasi, hindaran dan dasar-dasar dari pertempuran. Melalui banyak pertarungan latihan, membuatnya tak takut akan pertempuran sampai ke titik benar-benar menikmati pertarungan melawan lawan yang kuat.

Pedang menjadi alat dan jalur pilihannya. Pedang adalah alat yang paling baik saat digunakan untuk memahami dasar-dasar dari pergerakan tubuh dan pertempuran. Tentu saja, seseorang yang memulai Royal Road tanpa mempelajari ilmu pedang atau seni bela diri masih bisa terbiasa dengan skill pertempuran. Sebenarnya, itulah yang dilakukan oleh kebanyakan player, yang berpikir bahwa hal tersebut hanyalah bagian lain dari game yang harus mereka biasakan. Namun sudut pandang Weed berbeda.

Pohon yang akarnya tertanam lebih dalam akan tumbuh lebih tinggi. Seorang player yang melawan monster tanpa fondasi dalam ilmu pedang hanya bisa tumbuh cacat. Weed telah belajar ilmu pedang selama satu tahun bahkan sebelum dia menghadapi monster! Dan dengan terus menerus melawan monster yang lebih kuat, keahliannya juga bertambah. Ini adalah alasan kenapa Weed bahkan lebih kuat dari apa yang disugestikan oleh statistiknya.

“Hmmm… Dengan ini, Aku sudah punya semua item yang aku butuhkan untuk menyelesaikan quest.”

“Whew… Aku harus mengisi ulang MP.” MP milik Weed sudah hampir habis, jadi dia memutuskan untuk istirahat sebentar.

Karena Weed melakukan tugas untuk banyak orang sendirian, dia selalu waspada, tak pernah benar-benar santai. Ketika dia menunggu MPnya penuh kembali, dia duduk dan mengukir patung dengan antusias. Patung yang tengah dia buat berbentuk burung gagak.

Menciptakan patung untuk pertama kali menaikkan statistik Art dan Sculpture mastery dalam jumlah banyak. Sejak Weed memutuskan untuk membuat tiap patung secara unik, statistik Art dan Sculpture mastery nya naik dengan cepat. Tujuannya adalah untuk membuat patung untuk tiap suku Avian yang ada di Lavias.

Weed kembali ke Lavias dan membagikan patung yang telah dia buat pada para Avian.

“Patung ini hanya ada satu jenis di seluruh dunia. Aku mengukir seluruh penampilan kalian dengan tanganku sendiri!”

“Terima kasih.”

Tiap Avian menerima sebuah patung yang mirip dengan mereka. Saat mereka menerimanya, mereka berkata, “Aku tak bisa menerima ini dengan cuma-cuma.”

“Berapa banyak uang yang kau inginkan?”

Tiap kali mereka bertanya, Weed memberikan jawaban sama. “Jangan merumitkan hubungan kita dengan melibatkan uang. Namun aku sangat tertarik dengan Lavias. Bisakah kau menceritakan padaku sesuatu tentang kota ini?”

“Mmm… Kalau begitu aku akan memberitahumu tentang Northen Nest…”

“Aku akan memberitahumu tentang kebiasaan para undead di bawah tanah.”

Cerita dari para Avian menjadi sumber informasi yang penting. Meskipun kebanyakan adalah gosip yang tak berguna, kadang-kadang ada informasi tentang quest dan tempat berburu.

Weed pergi ke burung gagak yang berdiri di depan toko armor.

“Apa ini?”

“Aku membuat patung ini untuk Crow-nim.”

“Hoh, terima kasih,” kata burung gagak itu, sambil mengepakkan sayapnya tanda berterima kasih. Lalu dia berkata, seolah-olah sesuatu lewat secara tiba-tiba dalam pikirannya. “Pernahkah kau pergi ke Dead Warrior’s Cave?”

“Dead Warrior’s Cave?”

“Ya, jika kau keluar dari Memphis Hall dan berjalan ke utara selama 30 menit, kau akan melihat pintu masuknya. Tapi hati-hati, ada Ghoul, Skeleton Mercenary, dan Dullahan disana. Kau tak akan bertahan hidup jika kau masuk tanpa persiapan yang matang.”

Di Royal Road, level naik lebih cepat ketika melawan monster yang memiliki level di atas levelmu. Skeleton Soldier dan Skeleton Mage tak lagi menjadi ancaman bagi Weed, dan dia mulai bosan dengan Skeleton Knight yang hanya berkeliaran sendirian.

Weed mengisi tasnya dengan banyak ramuan obat-obatan, makanan, dan air segar. Di Benua dibawah, Weed hanya butuh barang seperti bumbu dan rempah, karena dia bisa menemukan tumbuhan yang bisa dimakan atau menangkap dan memasak hewan dengan Skill Memasaknya. Tapi karena Memphis Hall hanya dipenuhi oleh undead, dia harus membawa makanan jadi.

Dalam perjalanannya menuju toko pangan, dia bertemu Avian yang mirip burung beo. “Oh, pengembara manusia. Silahkan, silahkan!”

“Senang bertemu denganmu,” jawab Weed dengan menghela nafas.

‘Bah, sungguh berotak burung!’

Weed telah bertemu dengan Avian yang mirip burung beo ini sebelumnya, dan tentu saja dia memberikan satu patung sebagai tanda persahabatan. Dia sangat menyukainya pada saat itu. Namun beberapa hari kemudian, Weed mengunjungi dia lagi dan dia sudah lupa semua tentang Weed.

Weed mencoba mengingatkannya tentang patung yang dia berikan, namun Avian itu dengan marah mengatakan pada Weed untuk tidak mengatakan omong kosong. Dia lalu menyebut Weed seorang pencuri dan mengusirnya. Jengkel, Weed mengunjunginya lagi dan ternyata dia malah diterima dengan hangat sebagai pembeli. Saat itulah Weed menyadari sesuatu tentang Avian.

‘Mereka punya ingatan yang mengerikan!’

Bukankah orang-orang berkata bahwa ikan emas tak bisa mengingat apapun lebih dari 3 detik?

Para Avian ini lebih baik daripada ikan emas, namun fakta menunjukkan bahwa mereka memiliki otak yang kecil seperti burung. Mereka lupa dengan eksistensi Weed bahkan setelah dia mengenalkan diri beberapa kali. Karena ini, strategi Weed untuk menjadi teman dengan mereka tidak bisa berhasil.

Akhirnya dia harus membeli semua yang dia bisa dari mereka tepat ketika mereka masih bersahabat. “Aku datang untuk membeli kacang, biji wijen, jagung, kenari, ikan, daun bawang, daging babi, kacang tanah, dan bayam.”

“Oh, begitukah?”

Avian yang mirip burung beo itu mengeluarkan makanan yang dipesan oleh Weed satu demi satu dan memeriksa beberapa item sebelum berkata, “Semuanya 19 gold.”

“Ini. Ah, tapi aku cuma punya 18 gold dan 50 silver. Bisakah aku memberikan sisanya saat aku datang lagi?”

Pedagang Avian itu mengamati Weed cukup lama.

“Kau bukanlah seorang pedagang. Aku tak bisa memberimu diskon karena kau tak memiliki pengalaman dalam pertukaran. Kau adalah petualang yang lumayan terkenal, sekalipun tak terlalu terkenal juga. Tapi kau memiliki bakat seni. Aku tak bisa menolak seseorang yang mungkin akan menjadi seniman terkenal nantinya. Aku percaya padamu dan berikan 50 silver itu nanti.”

Weed pergi dengan membawa barang-barangnya, setelah membayar 50 silver lebih murah.

Makanan yang dia beli bisa menaikkan MP sementara waktu, jadi tentu saja harganya tinggi.

Sekarang pertanyaannya adalah apa bisa Avian yang mirip burung beo itu mengingat untuk menagih 50 silver itu? Melihat bahwa dia telah lupa dengan 40 silver yang dijanjikan oleh Weed sebelumnya, sepertinya tak mungkin.

Dengan begitu, langkah pertama persiapannya selesai. Berikutnya dia harus meningkatkan keahlian bertempurnya.

”'”Open Stat window””’

Nama
Weed
Sekutu
Netral
Level
109
Profesi
Legendary Moonlight Sculptor
Judul
Tidak ada
Fame
250

Hp
5260
Mp
1521
Strength
335 + 20
Agility
305 + 20
Vitality
89 + 20
Wisdom
16 + 20
Intelligence
24 + 20
Fighting Spirit
143 + 20
Stamina
174 + 20
Endurance
55 + 20
Art
84 + 100
Leadership
74 + 20
Luck
5 + 20
Attack
231
Defense
76

Magic Resistance
Fire
0%
Water
0%
Earth
0%
Black Magic
0%
·        +20 poin untuk semua statistik (+20 ALL STATS)
·        +80 poin ditambahkan pada Art (+80 ART)+30% peningkatan pada Statsistik di Malam Hari
·        Memperoleh kemampuan untuk memakai dan menggunakan item-item profesi tertentuMemperoleh kemampuan untuk mempelajari semua skill kerajinan sampai tahap Master
·        Skill crafting adalah opsional dan lanjutan skill yang tersediaMemberikan efek ekstra pada item yang diproduksi atau diperbaiki
·        Menurunkan Konsumsi MP untuk teknik Sculpting Blade
·        Memungkinkan kamu mempelajari skill rahasia berdasarkan levelmu dalam Sculpture Mastery
·        Meningkatkan Fame dengan cepat dengan menciptakan patung-patung yang sangat indah atau bernilai artistik

Level Weed sudah di atas 100. Jadi ketika Weed dan party nya menemukan Memphis Hall dan menerima dobel EXP, mereka telah terfokus pada berburu sepanjang waktu.

Mereka mengurangi waktu tidur mereka selama 2 jam, dan bahkan tetap login ketika mereka tidur. Dengan cara seperti itu, Weed mencapai level 95. Berburu solo, dia telah menaikkannya menjadi 109.

Statistiknya naik dengan pesat karena level yang dia dapat. MP miliknya sekarang sudah cukup tinggi hingga memungkinkan dia menggunakan gerakan keempat Imperial Formless Sword Technique, Sword Dance; sekalipun cuma sekali.

Satu-satunya yang tak memuaskan adalah tak ada kenaikan dalam Charisma. Skill ini tak hanya naik karena memberi perintah pada NPC, namun juga ketika seseorang menjadi ketua party. Namun, karena dia berburu sendirian, tak mungkin untuk menaikkan statistik Charismanya dan beberapa skill lain juga meningkat sangat sedikit.

Memasak (Pemula Level: 8 | 45%)
Sculpture Mastery (Pemula Level: 9 | 99%)
Repair (Pemula Level: 7 | 25%)
Handicraft (Menengah Level: 2 | 6%)
Sword Mastery (Pemula Level: 8 | 88%)
Archery (Pemula Level: 5 | 98%)
Sculpting Blade (Pemula Level: 7 | 49%)
Imperial Formless Sword Technique (Comprehension 5%)
Bandage (Pemula Level: 7 | 11%)
Identifikasi (Pemula Level: 5 | 14%)

Sculpture Mastery hampir mencapai tahap menengah. Adapun untuk Sculpting Blade, konsumsi MPnya berkurang dengan banyak setelah mencapai level 7.

Weed menggunakan Sword Kaiser beberapa kali belakangan ini, namun untuk berburu solo lebih efektif menggunakan teknik Sculpting Blade, karena kemampuannya untuk menebas dan menembus armor yang tak terlihat. Ini sangat penting ketika melawan dengan Undead karena itu efektif memisahkan jiwanya. Oleh karena itu, teknik pedang ini sejenis dengan holy magic dalam kemampuannya untuk menghancurkan para undead.

“Lumayan.”

Weed tersenyum selagi dia pergi menuju market untuk membeli penawar racun, obat-obatan, dan perban.

Matanya tampak sedih saat memikirkan bahwa dia harus mengeluarkan uang lagi. Sejujurnya, dia tak pernah membeli item sebelumnya. Dia membuat makanannya sendiri, dan bahkan kadang-kadang menjualnya.

Patung yang diukir dari bahan murah bisa dijual 1 atau 2 gold. Tentunya, itu bukanlah jumlah yang kecil.

Ketika dia bersama Pale dan yang lain, dia selalu berkata pada mereka bahwa dia hanya memiliki 30 gold, bahkan setelah mengambil bagiannya dari berburu. Namun keuntungannya dari menjual patung dan makanan sebenarnya 200 gold! Dia telah mengumpulkan 650 gold dari berburu, menjual barang, dan mengoleksi hadiah quest.

Namun untuk berada dalam posisi dimana dia harus mengeluarkan uang adalah derita yang lebih besar daripada tak memiliki uang. Pundak Weed tampak lesu dan wajahnya seperti orang yang menghadapi kematian, tiap saat dia masuk ke sebuah toko.

Terutama ketika membayar, dia seperti orang sekarat di ambang kematian. Oleh karena itu, tak ada yang bisa mengerti kenapa hatinya selalu tampak tersiksa, atau kenapa dia selalu kekurangan beberapa silver saat membeli.


Komentar