The Legendary Moonlight Sculptor Volume 2 Chapter 4 Bahasa Indonesia
Volume 2 Chapter 4 – Kota
Langit, Lavias
Dr.
Cha Eunhee dari Pusat Rehabilitasi Masyarakat Hebat adalah seorang psikolog
yang terkenal di dunia medis, yang telah mematenkan sebuah metode baru terapi
untuk pengobatan penyakit psikologis. Jadwal kerjanya yang tak ada hentinya
biasanya tidak memberi dia waktu untuk beristirahat.
Dia
terus-terusan mendapatkan rentetan kunjungan pasien yang harus dia rawat dan
jurnal artikel mingguan yang harus dikirimkan dalam siklus yang tiada hentinya.
“Membosankan.
Membosankan. Membosankaaaaaaan.” Ini adalah keluhannya sehari-hari. Tetapi
meskipun dia ingin melarikan diri dari semua itu, dia tidak bisa mengabaikan
tanggungjawabnya.
Oleh
karena itu, dia sekarang berada ditengah-tengah sebuah sesi konseling dengan
seorang wanita setengah baya.
“Aku
benar-benar menyesal tentang keadaan putri anda.” kata Dr. Cha, berkedip-kedip
untuk menghilangkan kelembaban dimatanya.
“Aku
tau, sudah 5 tahun.” Wanita itu tersenyum sedih saat dia menceritakan pada Dr.
Cha.
“Tetapi
sejak anak itu mencoba untuk mengakhiri hidupnya, aku tak bisa berkonsentrasi
pada apapun.”
“Sudah
waktunya bagi anda untuk melepaskan pikiran anda dari kesejahteraan putri anda
dan mulai mencari tujuan anda sendiri dalam kehidupan.”
“Sebenarnya
dokter….” wanita itu berkata, memegang tangan Dr. Cha erat-erat.
“…Aku
yakin dia telah terjebak di suatu tempat… Dia….”
* * *
Heavenly
Tree itu secara acak terus naik keatas langit, tetapi segera mulai bergerak
menuju arah yang spesifik.
Weed
dan teman-temannya berpegangan erat-erat pada batang tersebut karena tumbuhan
itu tumbuh menuju targetnya dengan sangat cepat. Hantaman angin membuat mereka
babak belur dan tanah di bawah sudah sangat jauh jaraknya. Dalam hitungan
detik, desa Baran menghilang dari pandangan.
Mereka
melewati awan dan tiba di sebuah pulau yang sangat besar. Sebuah pulau
mengapung di langit! Menaiki tangkai yang tumbuh dari Heavenly Tree, Weed dan
rekan-rekannya melewati area yang penuh kabut yang mengaburkan.
“Ini
adalah Kota Langit!” party tersebut berseru, menikmati pemandangan disekitar
mereka.
Sebuah
labirin yang terbuat dari bangunan-bangunan muncul dihadapan mereka. Di pusat
dari labirin itu terdapat menara besar dengan banyak burung bertengger
diatasnya. Di belakang menara besar itu terdapat perbukitan dan lahan yang
subur.
“Oh!
Pohonnya mulai layu!” teriak Irene saat dia menatap pohon itu.
Batang
Heavenly Tree layu dan terpecah tepat dihadapan mereka. Pecahan-pecahan
tersebut menghilang di antara awan-awan, memisahkan pulau yang mengambang dari
tanah yang jauh berada dibawah.
“Jalan
kita untuk kembali telah hancur. Apa yang harus kita lakukan sekarang?” Surka
cemas. Disisi lain, rekan-rekannya tidak tampak sangat khawatir.
“Petualangan
yang sebenarnya dimulai dari sini. Karena pohonnya menghilang, masalah
bagaimana untuk kembali, kita pikirkan saja nanti kalau waktunya sudah tiba.”
kata Pale.
“Tapi,
Pale-nim….” Surka berada di ambang menangis, sudah merindukan tanah yang solid.
Weed
berusaha menghibur dia, “Dimana ada keinginan, disitu ada jalan.”
Tetapi
Surka tampak tidak yakin dengan kata-kata penyemangat Weed, lalu Weed
melanjutkan dengan acuh tak acuh. “Yah, jika kita tidak bisa menemukan jalan,
kita bisa melompat kan?”
“T-Tapi…”
“Yah,
kamu sudah pasti akan mati, tetapi kamu setidaknya sampai di tanah.”
Wajah
Surka menjadi pucat pasi. Sejujurnya, dia selalu takut pada ketinggian.
Saat
Heavenly Tree tumbuh, dia berpegangan erat-erat untuk hidupnya yang tersayang,
takut jatuh sampai mati.
Mungkin
dia tidak akan ikut pada petualangan ini jika dia tau itu akan membawa dia naik
sampai disini.
Party
itu terus berlanjut, menghibur Surka sepanjang jalan.
* * *
Kota
Langit adalah rumah bagi spesies unik.
“Mereka
tampak seperti burung…”
Berdiri
diatas dua kaki, dengan mata kecil seperti manik-manik, paruh tajam, sayap
besar, dan pipi bulat, mereka mirip burung pipit.
Burung-burung
yang tua tampaknya memiliki jenggot putih disekitar paruh mereka.
“Kyaaa!
Imut sekali!” Surka berseru, kecintaannya pada burung mengalahkan rasa takutnya
pada ketinggian. Dia tidak lagi gemetar ketakutan, tetapi sangat gembira.
Burung
tua pelan-pelan berjalan ke arah kelompok tersebut, mengabaikan kecintaan
Surka.
“Salam
pengembara, selamat datang di Lavias.”
Seluruh
party mengalihkan pandangannya pada Weed.
Berdasarkan
pengalaman sebelumnya, Weed dianggap paling cocok untuk memimpin.
Selain
itu, sudah jelas bagi party tersebut bahwa setiap tindakan Weed telah
diperhitungkan, karena dia adalah tipe orang yang berbicara manis pada setiap
NPC untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
“Terimakasih.
Kami telah melalui perjalanan panjang dari negeri yang jauh sebelum
menginjakkan kaki kami ditempat yang indah ini. Tapi dihadapkan dengan
keindahan yang tak terbayangkan seperti ini, kelelahan kami telah menghilang.
Apakah tempat ini adalah Lavias?”
“Memang!
Kota kami adalah rumah bagi Avian yang terhormat dan bermartabat. Hanya disini
kau melihat matahari yang sangat cerah, dan udara yang begitu segar!”
Burung
berjenggot putih itu berkata dengan bangga sambil dia mengepakkan sayapnya.
Bahkan bulu-bulunya tampak bergetar dengan senang karena pujian itu.
“Udara
disini memang lebih segar dan sinar matahari yang paling mengesankan. Tak
diragukan lagi awan-awan yang lewat melukis gambaran yang indah. Tetapi apakah
keahlian khusus yang ada disini di Lavias?”
Weed
langsung mengambil kesempatan untuk mempelajari tentang bidang keahlian dari
kota tersebut. Jika ada item-item eksklusif ditemukan di Lavias, dia akan
menghasilkan banyak uang dengan membelinya dengan jumlah yang besar dan menjual
kembali di Kerajaan Rosenheim.
“Kita
belum saling kenal untuk mengijinkanmu untuk menanyakan pertanyaan yang kurang
sopan seperti itu. Kau harus mengenal aku lebih baik terlebih dulu. Itu akan
membantu jika kau memberiku sesuatu yang lezat. Dalam kenyataannya, aku sangat
mengharapkannya.”
Burung
berjenggot itu mengepakkan sayapnya dan menjauh dari mereka.
Weed
mencoba untuk mengejar burung itu, tetapi segera menyerah dan kembali ke
partynya.
“Oke,
mari kita berpencar untuk menjelajahi kota dari sini.”
Jika
mereka berlima menjelajahi kota bersama-sama, itu akan sangat memakan waktu.
Oleh
karena itu, mereka memutuskan untuk berpencar agar bisa menjelajahi lebih luas.
“Kota
ini tampaknya aman karena tidak ada zona berbahaya.”
“Tetap
saja, Lavias adalah kota yang terlalu besar untuk dijelajahi sendirian. Mari
kita bertemu disini lagi dalam 2 jam.”
“Jika
kalian menemukan quest yang bagus selama eksplorasi kalian, kembalilah dulu,
dan berbagi dengan anggota party yang lain. Kita akan memutuskan bersama quest
mana yang terbaik. Sekarang, mari kita mulai.”
“Oke,
dipahami.”
Dan
dengan demikian mereka berangkat menjelajahi kota.
Pertama-tama,
Weed menuju pusat kota yang ramai untuk melihat apakah ada toko disana.
Para
pedagang yang tampak seperti bebek yang bergoyang-goyang dijalanan, menjajakan
dagangan mereka pada para pejalan kaki.
Sesuai
namanya, warga Kota Avian memiliki ciri-ciri yang sama dengan burung dan tubuh
gemuk serta kaki yang kekar seperti normalnya burung, kepala mereka
berbeda-beda, berkisar dari burung hantu sampai elang.
‘Tak
terpikir ada kota seperti ini, menakjubkan….’ pikir Weed.
Membuka
restoran ayam disini sudah pasti tindakan yang salah disini, karena penduduk
lokal bisa menganggap hal itu sebagai kanibalisme.
Tak
seperti kota-kota manusia, kereta kuda tidak ada disini karena burung-burung
itu sendiri sudah cukup besar untuk membawa kuda. Jika jalan diblokir, mereka
hanya perlu membuka sayap mereka dan terbang.
Dari
semua tatapan yang dia terima, Weed merasa seperti seekor monyet di kebun
binatang saat dia berjalan diantara para Avian.
Weed
memasuki sebuah toko senjata.
“Selamat
siang.” kata Weed saat dia masuk.
“Ah!
Seorang pengembara manusia! Apakah ada sesuatu yang kau butuhkan?”
“Ada
banyak hal yang aku butuhkan. Namun, aku tidak akrab dengan item-item yang
dipamerkan. Aku ingin melihat lebih dekat.”
“Silahkan.”
Weed
memeriksa beberapa item.
*Ding*
Item
: Baravo’s Stell Beak (Paruh Baja Baravo)
Ketahanan
: 90/90
Damage
: 21-23
Efek
:
Kemampuan
untuk mendapatkan item makanan yang memiliki bonus.
Ukurannya
yang panjang membuatnya mudah untuk mencapai cacing yang terpendam.
Harga
: 100 gold
|
Weed
mendesah dan mengalihkan perhatiannya pada item yang berbeda.
*Ding*
Item
: Silver Pitchfork of Saigon (garpu rumput perak Saigon)
Ketahanan
: 30/30
Damage
: 17-19
Bagian
dari sebuah set. Daya tahan rendah karena terbuat dari perak.
Bagus
untuk menyambar kepala undead sambil terbang rendah.
Harga
: 70 gold
|
*Ding*
Item
: Feather of the Goddess (bulu dewi)
Ketahanan
: 15/15
Persyaratan
: Hanya untuk perempuan
Efek
: Pesona.
Bulu-bulu
yang indah dan berkilauan multi-warna bisa menghentikan serangan musuh ketika
digunakan.
Cukup
ringan bahwa kamu bahkan tidak bisa merasakannya. Memungkinkan meluncur
sangat cepat, menjamin untuk mencegah jatuh.
Harga
: 45 gold
|
Item-item
tersebut berkisar dari garpu rumput dan teleskop sampai senjata yang aneh dan
berongga berbentuk kerucut runcing di ujungnya. Ini sepertinya pilihan senjata
untuk Avian.
“Apa
kau punya senjata yang cocok untuk manusia?” tanya Weed pada si penjaga toko,
yang sangat mirip seekor musang.
“Tentu
saja aku punya! Tunggu sebentar. Karena pembeli manusia begitu jarang, aku
menaruhnya di gudang.”
Saat
Weed menunggu, dia merasakan tatapan-tatapan tajam dari luar.
Satu
demi satu, para Avian yang lewat berhenti untuk melihat Weed layaknya seekor
monyet yang kabur dari kebun binatang.
“Aku
dengar orang itu adalah seorang manusia!”
“Sungguh
aneh. Pasti sangat sulit untuk makan dengan paruh yang datar.”
“Lihat
itu. Tak ada bulu juga. Dia pasti membeku selama musim dingin, kasihan sekali.”
Tak
ada burung yang normal yang menikmati rasa dingin. Dari sudut pandang mereka,
Weed tampak seperti dia akan dengan mudah mati kedinginan.
Seorang
Avian di Rosenheim, atau di kota manapun di benua di bawah, akan menarik
perhatian orang-orang juga. Tetapi di Lavias, Kota Avian, Weed sang manusia lah
yang menjadi tontonan.
“Ini
benda yang kau minta.”
Pemilik
toko itu mengeluarkan beberapa armor, sebuah perisai, dua palu dan lima pedang
yang berbeda. Weed tidak menggunakan perisai, jadi dia segera berpindah ke
pedang dan armor. Bagaimanapun juga, dia hanya punya 70 gold dari menjual
item-item jarahan dari lizardmen.
*Ding*
Item
: Clay Sword
Ketahanan
: 90/90
Damage
: 23-25
Sebuah
pedang sihir yang diimbuhi roh es.
Memberi
2~5 bonus damage pada target yang menggunakan armor dan mengurangi
pergerakan.
Persyaratan
:
Level
60
STR
200
Efek
: Memberi tambahan damage Elemen Es 2-5
Harga
: 188 gold
|
*Ding*
Item
: Sword of the Dusk Wraith (pedang hantu senja)
Ketahanan
: 200/200
Damage
: 14-15
Karya
dari Dwarf Theodore.
Ditempa
dari baja yang di tambang dari Forest of Death (hutan kematian).
Menurunkan
vitality, memiliki kesempatan kecil untuk menghasilkan 3X damage pada
serangan kritikal.
Efek
status : Item Terkutuk
Persyaratan
:
Level
70
STR
250
Efek
: Kesempatan langka untuk mengeluarkan serangan mematikan.
Harga
: 160 gold.
|
Weed
berhenti melihat-lihat dan menggelengkan kepalanya.
Harganya
benar-benar mahal meskipun tak sepenuhnya mengejutkan karena ini adalah kota
Avian. Meskipun Clay Sword dan Sword of the Dusk Wraith adalah item langka,
mereka akan menjualnya setengah harga di Benteng Serabourg.
“Aku
tidak punya cukup uang sekarang ini, jadi aku tidak akan membeli apapun.”
“Jika
begitu, kembalilah nanti, kecuali item-item ini mungkin sudah terjual, jadi kau
lebih baik mendapatkan uang secepat yang kau bisa.” kata si pemilik toko yang
seperti musang, terdengar kecewa.
Party
Weed adalah satu-satunya pengembara manusia di sini, dan bagian paling penting,
melakukan bisnis adalah fokus utamanya.
Weed
meninggalkan toko tersebut dan pelan-pelan berjalan ke sisi timur kota.
Diluar
pinggiran kota terhampar bidang luas yang hampa dimana-mana.
“Chirp
Chirp!”
“Cheep!”
“Tweet
Tweet!”
Anak-anak
Avian yang lucu tengah bernyanyi, bertengger diatas tali jemuran. Di antara
mereka anak ayam berwarna kuning sangat menggemaskan.
“Hiya?”
kata Weed pada mereka, berjalan mendekat. Tetapi mereka hanya terkikih dan
tidak memberi balasan lain.
“Selamat
siang.” Weed menyapa setiap Avian yang dia temui.
Salah
satu Avian, yang melihat Weed di depan toko senjata, dengan semangat bertanya.
“Kau seorang pengembara yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Apa kau bagian
dari kelompok orang-orang kuat dari tanah di bawah?”
“Aku
masih belum kuat, meskipun aku cinta damai dan mengagumi langit, aku juga
menghormati seni militer. Kekuatan diperlukan untuk menjamin perdamaian.”
“Aku
merasakan hal yang sama. Aku kebetulan punya sebuah permintaan yang kau mungkin
bisa memenuhinya. Sejujurnya, Lavias tak sedamai yang terlihat. Ini adalah
sebuah negeri kuno dan ada kejahatan besar terdapat di bawah tanah,
mengumpulkan kekuatan mereka untuk menghancurkan kami. Maukah kau membantuku?”
*Ding*
Quest :
The Undead Of Lavias
Undead
mengintai di kedalaman Kota Langit, Lavias.
Warga
Avian tidak bisa tidur dengan nyenyak karena undead.
Jika
kamu kembali setelah membunuh setidaknya 30 Skeleton Soldier di Underground
Passage, hal bagus mungkin akan terjadi.
Tingkat
Kesulitan : D
Persyaratan
Quest :
Kegagalan
akan menurunkan tingkat kedekatan dengan para Gagak.
Hadiah : Tak diketahui
|
Weed
dan partynya tak menduga bahwa Kota Langit lebih dari sebuah kota biasa yang
belum ditemukan dan hanya berharap untuk membeli atau mendapatkan item unik
yang tak bisa ditemukan di Benteng Serabourg.
Mereka
beranggapan bahwa sebuah quest yang berkaitan dengan Kerajaan Rosenheim adalah
yang paling bagus yang bisa mereka dapatkan.
Secara
mengejutkan, ada tempat berburu di Kota Langit. Belum lagi, itu adalah tempat
berburu undead yang langka. Skeleton Soldier diketahui berada disekitar level
80’an.
Weed
berpikir untuk sesaat, dan menggelengkan kepalanya.
“Aku
mengerti bahwa mengalahkan undead adalah misiku, tetapi aku disini bersama
dengan teman-temanku. Aku akan kembali setelah aku berbicara dengan mereka.”
Weed
melanjutkan berkeliling dan berbicara dengan para Avian yang dia temui.
Untuk
beberapa dari mereka, ini adalah pertama kalinya mereka melihat seorang
pengembara manusia, jadi mereka membuat permintaan-permintaan tertentu.
Sebagian besar berkaitan dengan undead yang melanda wilayah tersebut.
Melalui
berbagai percakapan dengan penduduk kota, Weed mengumpulkan informasi tentang
area bawah tanah di dalam dan di sekitar Lavias dan jalan menuju kesana. Namun,
tempat itu pada dasarnya adalah zona perang. Mayoritas yang menghuninya adalah
skeleton, serta Death Knight, Demonic Warden, Dullahan, Lich, Specter dan Shade.
Dullahan
sangat kuat dan undead sempurna, yang memegang kepala mereka sendiri. Bukan
hanya mereka berlevel sekitar 140, mereka sangat cepat dan memiliki kemampuan
tempur yang sangat baik, membuat mereka sangat sulit untuk dikalahkan.
Lich
terspesialisasi dalam black magic dan karena kecerdasan mereka yang tinggi,
mereka diketahui sering melarikan diri jika mereka mendapati diri mereka dalam
bahaya.
Tak
perlu dikatakan, Death Knight adalah pertanda kematian. Mereka menunggangi kuda
sama seperti Ringwraith dari film The Lord of the Ring. Mereka adalah mimpi
buruk! Dalam hal level mereka mendekati 200!
Tak
terpikir bahwa undead yang kuat seperti itu ada di bawah tanah, jantung Weed
mulai berdebar-debar.
‘Ah,
EXP tercinta.’ dia berpikir sambil seringai serigala muncul diwajahnya.
Saat
berkeliling kota, Weed menemukan sebuah papan nama yang besar. Dalam huruf yang
besar, itu dibaca “Kelas Pelatihan Pemula”. Weed masuk seolah-olah di dorong
oleh suatu kekuatan mistis.
“Selamat
datang. Aku melihat kau adalah seorang manusia.” sapa sang instruktur, yang
tampak seperti seekor ayam jantan. Rambutnya, yang menyerupai jengger ayam
jantan, tampak mencolok.
“Aku
hanya lewat dan mampir untuk memberi salam. Aku sudah menyelesaikan Kelas
Pelatihan Pemula di Kerajaan Rosenheim.”
Semua
Instruktur di Training Hall menganggap tinggi mereka yang menghormati seni
militer dan membenci kejahatan. Menyelesaikan pelatihan juga memberi beberapa
reputasi. Weed telah memasuki Training Hall mengharapkan untuk membangun
hubungan instan dengan sang Instruktur dan mendapatkan beberapa informasi yang
berguna. Tetapi reaksi yang dia terima sangat jauh dari dugaannya.
“Mmph?”
Instruktur Avian itu menahan tawa. Matanya menunjukkan rasa geli meskipun
paruhnya tetap tak diam.
“Tak
mungkin. Itu sangat tidak mungkin bagimu untuk menyelesaikan Kelas Pelatihan
Pemula. Kau tak tampak seperti itu.”
“Huh?
Tapi aku sudah menyelesaikan Kelas Pelatihan Pemula di Benteng Serabourg.”
“Mereka
hanya punya Basic Training Hall.”
Mata
Weed menyala dengan api keinginan.
‘Basic
Training Hall! Kalau begitu tempat ini adalah tahap selanjutnya!’ pikirnya
penuh semangat.
“Bisakah
aku mencoba Pelatihan Pemula sekali?”
“Bisa.
Mereka yang menyelesaikan Pelatihan Dasar memiliki hak untuk itu. Namun, yang
disini berbeda dari Basic Training Hall ditempatmu. Ada kemungkinan bahaya yang
tinggi jadi jangan memaksakan diri.”
“Aku
ingin mencobanya.” Weed berkata dengan semangat.
“Maksudmu
Pelatihan tersebut?”
“Itulah
yang aku katakan.”
“Semangatmu
sangat mengagumkan. Kalau begitu, ikuti aku.”
Weed
mengikuti sang insrtuktur.
Dia
membawa Weed ke sebuah bangunan di belakang balai pelatihan. Pintu masuknya
adalah paruh yang terbuka dan gelap gulita yang di dalamnya terdapat lorong
yang gelap.
“Yang
harus kau lakukan adalah melewati lorong ini dan keluar dengan selamat di pintu
keluar diujung sana. Sederhana kan? Namun, skill tempurmu tidak akan bisa
digunakan. Dan sedikit saran, jangan nyalakan api, itu akan membuatnya terlalu
mudah, bukan, amat sangat mudah.”
“Dimengerti.”
jawab Weed dengan singkat. Dengan langkah panjang, dia memasuki lorong
tersebut.
Pada
awalnya, tidak ada yang bisa membuat Weed cemas. Namun, saat dia berjalan lebih
dalam, keyakinannya perlahan-lahan mulai memudar.
Dia
mulai menggunakan tangan dan kakinya untuk merasakan jalan yang ada didepannya.
Dia tidak tau apa yang akan muncul dari lorong yang tenang dan gelap ini. Lalu…
*PYIING!*
Weed
secara reflek menundukkan kepalanya menghindari serangan tebasan. Saat beberapa
helai rambutnya terpotong, dia menyadari bahwa ketenangan telah berakhir.
‘Sebuah
serangan? Bagus.’ tubuhnya bergerak segera setelah menyadari hal ini.
Weed
sudah menarik pedangnya dan menusukkan ke depan. Meskipun dia tidak bisa
melihat, dia bisa merasakan sesuatu mendekat.
*CLANG!*
Pedang
besi tersebut berbenturan melawan sesuatu yang terbuat dari logam. Menilai dari
dampaknya, serangan itu tidak diblokir oleh perisai. Tubuh musuh terasa sekeras
batu!
‘Dari
kanan!’ Weed merasakan serangan datang saat serangan itu memotong udara.
Sekarang dia yakin bahwa yang selanjutnya juga akan datang dari kanan. Karena
dia tidak bisa melihat, dia tak punya pilihan selain mengandalkan indra yang
lain. Weed percaya pada insting miliknya.
Pada
saat itu pedang milik Weed bergerak seolah-olah pedang itu memiliki pikirannya
sendiri. Dengan halus mengayun untuk menangkis serangan didalam kegelapan.
Seseorang yang tak memiliki pengalaman dalam kehidupan nyata dengan pedang
tidak akan bisa melakukan ini.
‘Sepuluh,
mungkin lebih!’ pikir Weed.
Serangan
yang terus-menerus membuat dia tak bisa istirahat.
“Yatz!”
Weed meneriakkan teriakan pertempuran saat dia meluncur ke udara. Saat dia
berguling di tanah, dia dengan tegas memegang pedangnya kesamping, bertujuan
untuk menebas pergelangan kaki. Percikan api beterbangan saat pedangnya
menggores sesuatu yang terbuat dari besi. Untuk sesaat, area tersebut terlihat
jelas.
Ada
puluhan Barbarian berpakaian sepenuhnya dalam baja. Mereka memegang pedang,
tongkat, palu, kapak, stik, dan gada.
‘Sial!’
Rasa
dingin menjalar pada tulang punggung Weed saat kehendaknya yang berkobar-kobar
telah padam seperti sebuah lilin tertiup angin. Tetapi serangan dari Barbarian
Baja belum berakhir.
Dia
bisa menangkis beberapa serangan tersebut, tetapi didalam lorong yang gelap
gulita tersebut, mustahil untuk menangani semua serangan sekaligus. Sebuah
serangan mendarat pada punggungnya, menghempaskan dia ketanah. Para Barbarian
langsung menyerang dia dari segala arah seperti hyena.
* * *
“Kau
gagal.” Mendengar suara sang Instruktur, Weed pelan-pelan berdiri. Seluruh
tubuhnya terasa sakit.
‘Tempat
macam apa ini?’ Pikirnya sambil melihat ke sekitar. Dia segera menyadari dia
sudah kembali ke pintu masuk Training Hall. Sang Instruktur pasti telah membawa
dia kesini. HPnya telah berkurang. Dia telah diserang sampai HPnya sekarang
tersisa kurang dari 30, bahkan pukulan ringan bisa membunuh dia. Beruntungnya,
dia tidak berdarah, jadi HPnya tak lagi berkurang.
“Inilah
yang terjadi ketika mereka yang tak punya cukup kemampuan menantang tempat ini.
Aku menyelamatkanmu kali ini, tetapi jika kau mencobanya lagi, kau akan mati.”
Weed
menggelengkan kepalanya untuk mendapat kembali akalnya dan bertanya, “Apakah
aku harus berada dilevel yang lebih tinggi agar bisa berhasil?”
“Bukan
itu. Infinite Steel Man menyesuaikan dengan level penantangnya.”
“Lalu
itu artinya kemampuanku yang sebenarnya belum cukup kuat.”
“Begitulah.”
“Sudah
berapa lama sejak aku masuk?”
“Sekitar
4 jam.”
“Teman-temanku
pasti telah menunggu aku. Aku pasti akan kembali lagi.” Weed berjanji dan
meninggalkan Training Hall lalu menuju ke tempat pertemuan yang telah
ditentukan.
* * *
Weed
berlari dengan cepat! Dititik pertemuan, dia melihat para anggota party, wajah
mereka bersinar dengan kegembiraan.
“Maaf
aku terlambat…” kata Weed dengan nada meminta maaf.
“Weed-nim!”
Surka berseru, dengan cepat berlari ke arahnya.
“Kami
menemukan sebuah quest besar!”
“Kami
menunggumu, Weed-nim, jadi kita semua bisa memutuskan apakah kita harus
menerimanya.”
Saat
Weed tidak ada, para anggota dari party telah menjelajahi Lavias dengan
sungguh-sungguh untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin.
Pertama,
bagaimana untuk kembali ke tanah dibawah. The Feather of Lightness, dijual di
toko, akan memperlambat turunnya benda yang jatuh. Menggunakan bulu tersebut
untuk melompat dari Lavias mungkin menyenangkan bagi Weed, tetapi itu akan
menjadi pengalaman yang mengerikan bagi seseorang pengidap acrophobia (takut
ketinggian) seperti Surka.
Yang
kedua adalah berita yang sedikit mengecewakan bahwa party Weed bukanlah yang
pertama menemukan Lavias. Mereka telah menduganya sampai batas tertentu karena
Fame mereka tidak meningkat ketika mereka menginjakkan kaki di Kota Langit.
Yang
berikutnya adalah quest-quest!
Irene
telah menemukan sebuah quest untuk membunuh 20 Skeleton Knight. Hadiahnya
adalah sebuah Cincin yang meningkatkan tingkat regenerasi MP sebesar 10%.
Tentu
saja, Skeleton Knight adalah musuh yang sulit untuk dihadapi dengan level
mereka berkisar disekitar 100an. Tetapi party tersebut merasa tergoda oleh
hadiahnya. Bagaimanapun juga, sebuah cincin yang meningkatkan tingkat
regenerasi MP sangatlah langka. Harga jualnya di kota besar manapun di Benua
Versailles tak bisa dinilai!
“Dimana
tempatnya?” tanya Weed, juga tertarik dengan hadiahnya.
Seperti
itulah, mereka menerima quest untuk membunuh Skeleton Knight tersebut.
*Ding*
Dungeon
Baru : Kamu adalah orang pertama yang menemukan Memphis Hall
Hadiah :
Fame
meningkat sebesar 200 (+200 FAME)
Dobel
EXP dan dobel rate item drop.
Monster
pertama yang terbunuh akan menjatuhkan item qualitas terbaik yang bisa dijatuhkan
oleh monster tersebut.
|
Kata-kata
yang terdapat di jendela pesan saat Weed dan rekan-rekannya memasuki dungeon.
Mereka segera membeku di tempat.
“Ini
adalah….”
“Kita
adalah pengunjung pertama!” Surka dan Romuna berseru penuh suka cita.
Pale
juga memiliki senyum besar di wajahnya. Lahan berburu yang memberi dobel EXP
sangat layak dimasuki, tak peduli seberapa berbahayanya. Sungguh sayang untuk ditinggalkan
dan kehilangan semua EXP yang potensial itu.
‘Orang
lain mungkin telah datang ke Lavias duluan, tetapi mereka tidak datang ke lahan
berburu ini. Tidak, mungkin mereka tidak bisa menemukannya. Jangan terlalu
menaruh harapan yang tinggi.’ pikir Weed.
Weed
berusaha keras untuk mempertahankan ketenangannya, tetapi kegembiraannya tak
bisa disangkal.
“Untuk
saat ini, mari kita lihat-lihat dulu. Tujuan utama kita adalah untuk membunuh
Skeleton Knight, namun, karena kita perlu tau apakah kita bisa melakukannya,
kita harus memburu apapun yang kita temui terlebih dulu. Irene-nim”
“Ya!”
“Tolong
support kami, terutama dengan penyembuhanmu.”
“Ya,
dan karena tempat ini dipenuh dengan undead, aku akan memberi Blessingku juga.”
Blessing
dan Holy Magic milik priest sangat fatal bagi undead. Blessing berfungsi untuk
meningkatkan damage 1.5 kali terhadap musuh-musuh yang berbeda, dan memberikan
damage tambahan jika lawannya adalah undead.
“Ayo
pergi.”
Semua
orang dalam party Weed mendapatkan seluruh buff yang tersedia, meningkatkan
Strength dan Vitality mereka. Buff Defensive difokuskan terutama pada Weed dan
Surka. Mereka kemudian mulai bergerak.
“Manu…sia?
Ada… ma-manusia hidup.” 4 sampai 5 Skeleton berkumpul di lorong bawah tanah.
Kelompok
kecil undead terdiri dari 2 Skeleton Mage, 1 Skeleton Soldier dan 1 Skeleton
Archer.
“Manu…sia.”
rongga mata kosong Skeleton itu menyala. Aura merah pembunuh memancar saat
mereka berlari kearah party tersebut, tulang-tulang mereka berderak saat mereka
bergerak.
“Bersiap
untuk pertempuran.”
*CLANG*
Weed
adalah yang pertama kali maju, memblokir pedang Skeleton Warrior. Bukannya
sekedar menghentikan, Weed dengan mulus membelokkan serangan tersebut kesamping
dan meluncurkan serangan balik.
Itu
bukanlah sebuah skill dalam game. Weed secara alami melancarkan seni pedang
dengan menggunakan pergerakan yang sesuai dari pergelangan tangan.
“Triple!”
*POP*
*SNAP* *CRACK*
Dia
mengeluarkan 3 serangan beruntun. Secara alami, Triple adalah sebuah skill yang
sangat sulit untuk diikuti mata. Menusuk kedepan, lalu menebas secara diagonal,
dan saat pedang ditarik munndur itu memanfaatkan momentum seluruh tubuh untuk
menebas sekali lagi dalan sebuah serangan beruntun! Pengguasaan dari skill
tersebut memberi potensial untuk serangan tebasan tambahan, tetapi meski
begitu, itu akan tetap disebut Triple karena nama itu berasal dari 3 serangan
originalnya.
Ditengah-tengah
pertarungan yang sengit, Weed mengeluarkan skill tanpa meneriakkan ‘Triple’.
Bahkan
sepersekian detik bisa menentukan perbedaan antara hidup dan mati. Terutama
jika seseorang mampu memanfaatkan momen itu untuk menargetkan kelemahan musuh.
Jika
tiga serangan beruntun itu diblokir entah bagaimana caranya, akan ada
kesempatan untuk tebasan keempat bisa dieksekusi. Bila serangan yang keempat
ditahan juga, akan selalu ada kemungkinan untuk tebasan yang kelima.
‘Triple’
awalnya berarti 3 tebasan cepat, yang mengambil keuntungan dari kelemahan musuh
untuk memberikan serangan yang sukses. Di atas semua ini, Weed mampu untuk
memanuverkan pedangnya menggunakan kemampuan bawaannya untuk menciptakan celah
pada pertahanan lawan. Tak mengherankan, rusuk Skeleton Soldier itu sepenuhnya
hancur akibat serangan pedang Weed.
Hanya
seseorang yang seperti Weed yang bisa berpikir untuk menggunakan sebuah metode
yang kejam untuk membunuh musuhnya.
Pada
saat itu, Skeleton Mage dibelakang mulai merapak mantra menargetkan Weed.
Namun, mantra Romuna yang duluan dilemparkan.
“Fire
Strike!”
Karena
kemampuannya yang tinggi dalam menggunakan skill ini, 6 bola api ditembakkan
dengan sukses pada kedua Skeleton Mage itu. Ini bertindak sebagai pengganggu
dan dengan efektif membatalkan mantra yang hendak mereka lemparkan.
“Kau
milikku!”
Pale
terfokus pada Skeleton Archer satu-satunya. Keduanya dengan ganas menembakkan
panah pada satu sama lain.
“Makan
ini! Blessed Arrow!” Pale melepaskan sebuah panah yang memancarkan kilatan
cahaya menyilaukan.
Secara
alami, undead membenci cahaya, dan Skeleton semacam ini sangat lemah terhadap
cahaya. Namun, undead yang berlevel lebih tinggi, bisa berjalan-jalan di siang
hari tanpa masalah apapun.
Panah
Pale meluncur pada Skeleton tersebut dan bersinar terang.
Sementara
itu, Surka mengirimkan pukulan pada Skeleton Mage pada jarak dekat dengan
Romuna mensupport dia. Karena ini adalah pertama kalinya mereka melawan lawan
yang tangguh, mereka semua mempertaruhkan nyawa mereka.
Weed
hanya harus menangani Skeleton Soldier.
“Matiiiiiiii….”
Tulang-tulang
dari Skeleton Soldier berderak saat dia melompat ke udara dan mengeluarkan
serangan yang kuat saat dia turun. Meskipun pedangnya penuh dengan retakan,
kekuatan di balik serangan tersebut terlalu besar untuk diabaikan.
‘Meski
begitu, pergerakannya terlalu jelas.’
Weed
mengaktifkan skill.
“Backstab!”
Saat
pedang skeleton itu menjangkau targetnya, hanya afterimage Weed yang tersisa.
Weed, yang sudah dibelakang musuhnya, menebas pada leher Skeleton itu.
*Ding*
Critical Hit
|
Sebuah
serangan kritikal!
Membutuhkan
waktu yang tepat yang bahkan seperseribu detik akan berpengaruh pada kesuksesan
serangan kritikal.
Namun,
berusaha melakukannya memiliki resikonya sendiri, oleh karena itu, keberhasilan
dalam melakukannya akan sangat memuaskan.
Menerima
damage dari Triple dan Backstab, tulang-tulang Skeleton itu jatuh berserakan
menjadi tumpukan tak bernyawa.
“Weed-nim,
sebelah sini!” teriak Surka, kelelahan yang jelas ada di dalam suaranya.
Melawan
dua Skeleton Mage sangat berlebihan bagi dia, dan dia secara bertahap
kehilangan pijakan.
Sebagai
seorang Monk, dia memiliki Agility yang tinggi jadi pergerakannya seharusnya
cukup cepat. Tetapi pada saat ini bukan itu yang terjadi.
*Ding*
Kamu telah keracunan!
|
Kamu telah dikutuk!
|
Strength Berkurang
|
Agility Berkurang
|
Keduanya
dihasilkan dari luka yang diracuni dan kutukan yang membuat Surka mengalami
pendarahan tanpa henti. Tersiksa karena kutukan Skeleton Mage, Surka
terselubungi dalam asap hitam. Kutukan itu lebih kuat dan lebih cepat daripada
mantra pemulih Irene.
“……”
Weed
dengan cepat mendekat untuk menyelamatkan dia.
“Sculpting
Blade!” dia berteriak saat dia menyerbu ke pertempuran.
Setiap
kali Weed memulihkan MP yang cukup untuk menggunakan skill Sculpting Blade,
Skeleton Mage dengan HP rendah akan menghilang dalam cahaya abu-abu. Mereka
mati lebih cepat daripada yang diduga karena Romuna telah membombardir mereka
mantra sampai MPnya habis. Skeleton Archer yang tersisa dengan cepat dihabisi
oleh combo dari Pale dan Romuna, yang memulihkan MPnya.
“Wow!
Kita menang!” Surka berteriak girang segera setelah pertempuran berakhir.
“Bahkan
level kita naik.” kata Pale, menyeringai.
Skeleton
level 80, yang memiliki 15 level lebih tinggi dari mereka, ditambah dengan
dobel EXP, memberikan jumlah EXP yang luar biasa pada party. Mereka sudah dekat
dengan naik level hanya dengan membunuh satu kelompok.
Setelah
menggunakan semua MP mereka pada menghilangkan kutukan dan penyembuhan, Romuna
dan Irene duduk untuk memulihkan MP melalui Meditasi.
Meditasi
menggandakan kecepatan pemulihan MP. sayangnya, itu adalah skill eksklusif
untuk profesi Mage dan Priest, artinya Weed tak bisa mempelajarinya.
“Haruskah
kita lihat item apa yang kita dapat?”
Biasanya
mereka hanya akan mengambil apapun yang mereka inginkan, tetapi kali ini, hanya
satu pertempuran telah terasa seolah-olah mereka telah berjalan diatas lapisan
es yang tipis. Jadi party mengumpulkan item-item yang para skeleton itu
jatuhkan.
*Ding*
Item
: Worn Bloodstained Gloves (Sarung Tangan usang Berlumuran Darah)
Ketahanan
: 7/40
Defense
: 6
Sebuah
item yang dipenuhi dengan kebencian dan keingingan akan kematian.
Meskipun
memperkuat si pemakai, akan lebih baik untuk dihindari.
Persyaratan
:
Level
50
Strength
100
Efek
:
Meningkatkan
Strength sebesar 20
Meningkatkan
Kekuatan Serangan sebesar 10%
Mengurangi
HP sebesar 200
|
*Ding*
Item
: Boots of the Cold Ones (sepatu berdarah dingin)
Ketahanan
: 9/50
Defense
: 5
Sepatu
yang dibuat untuk melawan pelukan dari tanah.
Karena
terbuat dari kulit kerbau air, akan memberikan perasaan nyaman ketika
dipakai.
Persyaratan
:
Level
60
Efek
:
Meningkatkan
Resistansi Sihir Es sebesar 15%
|
Item-item
seperti ini tidaklah buruk sama sekali. Mereka bisa dijual pada para pedagang,
tetapi memakainya akan jauh lebih baik. Sarung tangan itu mungkin mengurangi HP
tetapi pertahanannya cukup tinggi bahwa memakainya akan cukup layak.
Pada
saat ini, sebagai bagian dari efek menemukan dungeon tersebut, rate item
dropnya digandakan dan item terbaik bahkan belum di identifikasi. Jadi Weed dan
partynya berjalan kearah pedang yang dijatuhkan oleh Skeleton Soldier.
*Ding*
Item
: Clay Sword
Ketahanan
: 12/65
Damage
: 23-25
Sebuah
pedang sihir yang diimbuhi roh es.
Memberi
2-5 bonus damage pada target yang menggunakan armor dan mengurangi
pergerakan.
Persyaratan
: Level 60 | STR 200
Efek
: Memberi tambahan damage Elemen Es 2-5
|
Sebuah
senyum muncul diwajah Weed.
‘Jackpot!’
Sebuah
pedang yang ditoko dijual lebih dari 100 gold juga bisa diperoleh sebagai item
drop. Tentu saja, dibandingkan dengan Clay Sword yang dibeli di toko, item drop
jauh lebih rendah dalam ketahanan. Selain itu, maksimal ketahanan dari pedang
akan berkurang sedikit demi sedikit jika pedang tersebut patah dan tetap dalam
keadaan belum diperbaiki.
“Ini
adalah….”
Pale
menatap item tersebut selama beberapa saat.
Dia
merasa keserakahan merayap dalam dirinya. Bagaimanapun juga dia adalah manusia,
jadi kenapa dia tidak harus merasakan itu? Namun, Weed dengan pelan berjalan ke
tengah-tengah kelompok. Yang dia pakai hanyalah pakaian kulit sederhana yang
diperkuat. Tak ada armor maupun sepatu. Weed berbicara ke arah Pale.
“Serangan
bajingan itu benar-benar sesuatu. Jika mereka ada dua, mereka mungkin akan
menjadi masalah serius.”
“…..”
Pale
menahan air matanya saat dia menepi, mengijinkan Weed untuk mengklaim ketiga
item itu. Jika Weed yang merupakan perisai daging mereka, tidak memiliki
perlengkapan yang bagus lalu siapa yang akan menggantikan dia?
“Item-item
seperti ini harusnya milik Pale-nim….” kata Weed menggunakan ‘suara kecewanya’.
“……”
“Namun,
karena aku adalah orang yang harus melawan mereka secara langsung, itu akan
menjadi sebuah bonus untuk menggunakan perlengkapan yang baik. Tetapi tenang
saja, item drop selanjutnya sudah pasti akan diberikan pada Surka-nim dan
Pale-nim.” Ini adalah contoh klasik dari ‘memberikan penyakit dan kemudian
menawarkan obatnya.’
Weed
adalah orang yang akan mendapatkan manfaat paling besar dari item-item itu,
jadi ini bisa disebut sebuah keputusan kelompok. Weed akhirnya akan terbebas
dari Hard Iron Sword yang dia terima dari Instruktur Taining Hall. Tiba-tiba,
sebuah suara muncul.
“Manusia….
prajurit tercinta dari undead…”
Sebuah
Skeleton Knight muncul tanpa peringatan.
Semua
orang membuat kesalahan, tetapi yang satu ini berpotensi fatal. Sampai
sekarang, musuh-musuh di lahan berburu yang telah mereka jelajahi kebanyakan
bertahan didalam wilayah yang telah ditentukan. Disisi lain, para Skeleton
Knight berkeliaran kemanapun sesuka mereka. Tak mengetahui fakta ini, party
telah beristirahat tanpa kekhawatiran ketika Skeleton Knight tiba-tiba muncul.
Sebuah
Skeleton Knight, dengan matanya yang bersinar menakutkan, memakai armor
menutupi seluruh tubuh tulangnya, adalah seekor monster yang levelnya diatas
100. Mahluk tangguh ini saat ini menyerang party Weed.
“Kyaaa!”
Skeleton
Knight itu mengayunkan pedangnya dengan jarak yang lebar, menebas pinggang
Surka. Beruntungnya, dia tidak mati, tetapi HPnya turun lebih dari 35%!
“Lari!”
Weed
melompat di antara Surka dan si Skeleton Knight, memegang Clay Sword yang baru
saja dia ambil. Pemikirannya yang cepat sangat berguna ditengah-tengah krisis
seperti ini.
Seekor
monster berlevel di atas 100!
Lutut
Weed mulai gemetar. Tetapi bukan karena takut pada musuhnya karena dia
menganggap siapapun dengan selisih level sampai dengan 30 level di atas dia
adalah lawan yang pertarungan yang adil. Kekhawatiran Weed adalah pada Clay
Sword dengan ketahanannya yang menyedihkan. Jika pedang itu hancur selama
pertarungan ini… Sayangnya, tak ada yang bisa mengganti senjata dengan musuh
berada tepat di depan mata mereka.
‘Tolong,
Ya Tuhan… jangan hancurkan senjata baruku!’ Weed berdoa.
“Hati-hati,
Weed-nim!”
“Romuna,
Irene, bangun! Skeleton Knight telah muncul!”
Anggota
party dengan cepat siap untuk bertarung. Namun, itu memberikan Skeleton Knight
waktu yang cukup untuk memulai serangan pertamanya. Serangan yang kuat diikuti
oleh serangan yang lain! Untuk pertama kalinya, Weed merasakan bahwa pedang
rapuhnya sangat dibutuhkan.
‘Aku
tidak bisa kehilangan pedang ini!’
Sudah
sangat terlambat untuk lari, tetapi Weed yakin akan pergerakan dan
pertahanannya. Bukannya memblokir, dia mencoba menghindari. Cidera kecil tak
bisa dihindari, tetapi dia merasa bahwa daging layak untuk dikorbankan untuk
melindungi tulang yang rapuh… Tentu saja, “tulang” kali ini sudah jelas adalah
pedangnya yang baru.
‘Tunggu,
apa aku memperbaiki sarung tangan dan sepatu itu?’
‘Sial!’
Ketahanan dari sarung tangan dan sepatunya hampir habis.
Senjata
seperti Clay Sword tidak akan kehilangan banyak ketahanan kecuali membuat
kontak fisik, tetapi equipment yang lain, seperti sarung tangan dan sepatu akan
kehilangan ketahanannya jika si pengguna terkena sebuah serangan. Ketahanan
adalah sebuah atribut yang aneh, ketika mendekati maxsimal, itu akan berkurang
perlahan-lahan, tetapi ketika rendah, sebuah serangan tunggal bisa
menghancurkan item tersebut.
“Kenapa
sekarang….” pikir Weed dengan pahit.
Weed
dengan cepat berguling di tanah.
*Clank!*
Pedang
Skeleton Knight mengayun ke bawah, nyaris mengenai weed.
Skill
semacam itu sering kali muncul dalam novel-novel seni beladiri. Ini khususnya
yang melibatkan berguling di tanah dalam usaha menghindari serangan. Bagaimana
dengan harga diri? Sesuatu seperti itu tidak ada artinya dalam situasi semacam
ini.
Pikiran
tentang hancurnya sarung tangan, sepatu dan pedang baru miliknya jauh lebih
menyakitkan. Saat Weed mengulur-ulur waktu, partynya sudah selesai melakukan
persiapan untuk pertempuran. Pale menembakkan panah, sementara Irene memberi
Divine Protection dan Blessing. Romuna merapal mantra yang kuat, tanpa
ragu-ragu memulai dengan yang paling kuat.
“Fire
Field!”
Agar
bisa menangkap pergerakan Skeleton Knight, dia menggunakan mantra area.
*VOOSH!*
Api
mulai menyebar dari tempat dimana Skeleton Knight berdiri. Weed dan Surka harus
bergerak dengan cepat untuk lolos dari api tersebut. Weed melepaskan Clay
Sword, sepatu dan sarung tangan miliknya dan memakai Iron Sword. Dia berharap
dia bisa menggunakan skill Repair pada item-item itu, tetapi situasinya yang
mengerikan hanya memberi dia waktu untuk melepaskan item-item itu.
“Aku
ragu dia akan mati hanya dari serangan ini.” kata Romuna dengan percaya diri.
Fire Field secara bersamaan memberikan damage yang besar pada sejumlah besar
musuh. Selain skill pedang milik Weed, sumber kekuatan terbesar dalam party
tersebut adalah Fire Mastery milik Romuna.
Dari
semua skill yang meningkatkan kekuatan mantra api dan efeknya, Fire Mastery
adalah yang paling efektif nomor 8. Meski demikian, tak seorangpun yakin bahwa
ini cukup untuk membunuh musuh berlevel lebih dari 100 seperti Skeleton Knight.
Segera
setelah api menghilang, mengungkapkan si Skeleton Knight masih berdiri dimana
dia berada sebelumnya. Pedangnya menyala merah, dan api tertuang dari rongga
matanya yang kosong dan tulang rusuknya, memberinya penampilan dari Flaming
Skeleton Knight. Meskipun dia telah menerima damage yang lumayan, dia masih
hidup.
“Manusia-manusia…
ini…”
Si
Skeleton Knight itu berlari maju untuk menyerang. Weed menghadapi mahluk itu
dengan percaya diri kali ini. Tidak ada yang dia takutkan sekarang karena dia
menggunakan Iron Sword bukannya Clay Sword.
“Sculpting
Blade!”
Pedang
milik Weed menari dengan anggun saat menebas Skeleton Knight itu. Sihir milik
Romuna, tinju Surka dan panah Pale juga menyerang target mereka secara berurutan.
“Grr….”
Skeleton
Knight tersebut sangat kuat, dan pertarungan mulai semakin berbahaya. MP Weed
masih belum sepenuhnya pulih sejak pertempuran yang sebelumnya, sehingga dia
tidak bisa mengeluarkan skill pedang bahkan yang sederhana. Sejauh ini, Weed
menghindari serangan Skeleton Knight hanya dengan gerakannya yang lincah,
tetapi tidak bisa memberikan damage yang berarti. Anggota party yang lain
berada dalam situasi yang sama. Setelah menghabiskan MP mereka, mereka nyaris
tak bisa bertahan. Dalam beberapa menit, situasi semakin memburuk.
“Aku
telah kehabisan MP. Aku tidak bisa menyembuhkan lagi… Aku minta maaf.”
kata-kata Irene membuat semua orang jatuh kedalam keputusasaan. Meskipun Weed
dan Surka masih bisa bertarung, setelah mereka mati, yang lainnya akan segera
menyusul.
‘Kalau
begitu…’ Weed memutuskan untuk menggunakan gerakan penghabisan yang paling kuat
yang dia punya.
“Sword
Kaiser!”
Sword
Kaiser adalah bentuk akhir dari Imperial Formless Sword Technique. Namun, ini
hanyalah julukan yang dibuat oleh Weed. Dia harus menunggu dan melihat apakah
itu cukup kuat untuk benar-benar layak dengan gelar “Kaiser of Sword.” (Kaisar
pedang)
*Nnnng…*
Garis
cahaya biru tipis mulai terpancar dari Iron Sword dan sekeliling tubuh Weed.
Weed langsung menarik perhatian penuh dari Skeleton Knight, namun, fokus
Skeleton Knight terarah pada Iron Sword itu sendiri, yang tampak telah menjadi
cukup besar untuk mencapai langit.
*Shoom!*
Pedang
tersebut memadatkan udara mengumpulkan kekuatan peledak. Saat Weed bersiap
untuk menusuk, kebanyakan skill pedang milik Weed biasanya melibatkan tebasan.
Disisi lain, tusukan jauh lebih kuat tetapi memiliki masalahnya sendiri. Jika
tusukan tersebut meleset, ada resiko besar dari terbukanya celah untuk serangan.
Namun,
mengayunkan menambahkan berat pada pedang, dengan halus mengubah keseimbangan
antara pingang, pergelangan tangan dan langkah kaki si pemegang. Weed tau
bagaimana caranya menggunakan perubahan ini menjadi keuntungannya untuk
menghindari serangan musuh, dan menyerang balik mereka dengan memadukan
serangan dan pertahanan.
Inilah
kenapa Weed bisa berhasil melawan monster yang kuat, meskipun memiliki HP dan
Defense lebih rendah daripada player lain. Jika bukan karena strategi ini,
bahkan bertarung melawan Skeleton Soldier akan menjadi perjuangan yang sulit.
Meskipun
itu hanya satu atau dua langkah lagi, Weed bisa merasakan semua HP dan MP
miliknya terkuras dari tubuhnya dan mengalir ke ujung pedangnya. Rahang
Skeleton Knight menganga karena kekuatan Weed.
‘Selesai!’
Hanya
sesaat itu saja dari kekuatan skill ini sudah cukup untuk memuaskan Weed.
Namun, bahkan sebelum serangan tersebut mengenai Skeleton Knight, Weed merasa
guncangan dari dampaknya.
*Boom!*
Tanah
dan debu beterbangan kemana-mana bersama dengan suara ledakan yang memekakan
telinga.
Segera
setelah debu telah bersih, mengungkapkan Weed masih berdiri tegak, babak belur
dan memar.
‘Bagaimana
mungkin?’ kata pikirannya dalam syok.
Sword
Kaiser adalah sebuah skill mengerikan yang mengkonsumsi 2000 MP. Jika MPnya
tidak cukup, kekurangannya akan dibayar oleh HP. Menggunakannya telah membuat
HP Weed tersisa kurang dari 50 poin.
“D-Dimana
dia?”
Weed
mulai menuju ke arah Skeleton Knight.
Skeleton
Knight!
Iron
Sword telah tertusuk ke dalam perutnya. Retakan menyebar dari area itu sampai
seluruh tubuh hancur berkeping-keping. Dalam waktu yang singkat, anggota party
bergegas untuk hasil kerja Weed.
“Kita
telah bekerja begitu keras untuk mengalahkan mahluk ini…”
Surka
menundukkan kepalanya, kelelahan. Mereka telah berusaha sekeras ini untuk
mengalahkan Skeleton Knight itu, tetapi bajingan itu hanya menjatuhkan beberapa
Bijih Besi, beberapa sliver dan sebuah tulang. Meskipun party itu telah
mempertaruhkan nyawa mereka pada banyak kesempatan, yang pertama kalinya dari
apapun itu adalah selalu yang paling sulit. Belum lagi mereka memasuki
pertarungan ini dalam kondisi yang buruk.
Sama
seperti Weed, semua orang telah berjuang sampai kehabisan MP mereka. Sejak saat
itu, Romuna merapal mantra ‘alarm’ miliknya ketika melawan para skeleton, untuk
memeriksa apakah ada Skeleton Knight yang mendekat. Ketika mereka berada dalam
kondisi yang layak, mereka akan melawannya. Jika tidak, mereka akan
menghindarinya.
Di
gua atau dungeon yang lain, mereka mungkin merasakan tekanan untuk bertarung
dalam kondisi yang tak menguntungkan karena persaingan untuk membunuh. Tetapi
beruntungnya, Weed dan partynya adalah satu-satunya player dalam dungeon ini.
Namun,
ini artinya bahaya, karena ada tambahan dari para monster!
Itu
adalah situasi semacam ini yang paling disukai Weed.
Saat
mereka memasuki dungeon, kemampuan unik dari Moonlight Sculptor telah
diaktifkan. Dibawah sinar matahari, skill milik Weed tidak dalam kondisi
terbaik. Namun, didalam kegelapan malam hari, atau di kedalaman yang gelap dari
sebuah dungeon, kekuatan sejati dari profesinya terwujud, dengan meningkatkan
lebih jauh kemampuan dasarnya kira-kira sebanyak 30%.
Selain
itu, Weed telah membaca pola serangan Skeleton Knight menggunakan kemampuan tempur
bawaannya. Para bajingan itu bukan lagi sebuah ancaman yang berbahaya sekarang
karena dia tau dengan pasti kapan harus menghindar. Pengetahuan ini saja
mengurangi setengah damage yang dia terima. Pale dan Surka mendapatkan dukungan
Romuna, serta mantra Blessing milik Irene, oleh karena itu, Skeleton Knight
sendirian tak bisa melakukan apa-apa selain dengan tenang menyerahkan
tulang-tulang mereka dan menghilang.
“Hahahaha.”
Weed tertawa.
Weeh
menyeringai saat dia melihat para skeleton berjalan disekitar. Dia tak bisa
menahan senyum karena yang dia lihat adalah EXP dan item-item yang potesial!
“Kekeke.”
“Hehe.”
“Hahaha.”
Seluruh
party mulai tertawa.
Tak
terpikir bahwa pemandangan skeleton yang berjalan-jalan bisa membuat mereka
begitu senang! Pedang yang dibawa para Skeleton Soldier, meskipun bukan
semuanya Clay Sword, bisa dijual dengan harga yang lebih baik daripada Iron
Sword. Hanya perlu memperbaikinya dan kemudian menjualnya untuk uang instan.
Itu adalah lahan berburu yang fantastis karena item dropnya termasuk perisai,
sarung tangan dan kadang-kadang pelindung dada. Dan karena drop ratenya
digandakan, itu tidak mengejutkan bahwa penyimpanan milik Weed segera penuh.
Skeleton Knight yang sendirian, meskipun level mereka tinggi, bukan lagi kekhawatiran
bagi Weed dan partynya. Namun, Death Knight, yang kadang-kadang melintas,
adalah kekhawatiran terbesar mereka.
“Manu…sia.
Bau… manusia… dari sini…”
Death
Knight, mengenakan armor abu-abu gelap, muncul diatas kuda. Weed dan partynya,
yang baru saja membunuh skeleton dan mengambil item-itemnya, dengan gugup
bersembunyi dibalik batu.
Tak
peduli yang mereka lakukan, tak mungkin mereka bisa mengalahkan Death Knight
yang diketahui memiliki level diatas 200. Perbedaan dalam level terlalu besar
hingga serangan mereka akan dianggap meleset bahkan jika mereka mengenai
sasaran.
Di
Royal Road, bukan hanya para player, tetapi NPC juga bisa bertambah kuat. Death
Knight yang mencapai tingkat kedua memiliki set skill yang mematikan.
Death
Knight ini namanya Royan, energi kegelapan mengalir keluar dari helmnya. Death
Knight adalah monster yang memiliki nama dan jadi masing-masing dari mereka
memiliki nama mereka sendiri.
“Bau…
manusia… Oh… aku… tidak punya hidung.”
Si
Death Knight Royan melihat sekeliling selama beberapa saat, kemudian
perlahan-lahan pergi untuk mencari di area yang berbeda. Bahkan setelah Death
Knight itu pergi, suara dari ketukan kuku kudanya bisa terdengar selama
beberapa saat.
“Whew.”
“Dia
pergi.”
Weed
dan partynya menghela nafas lega. Tak ada lagi yang bisa membuat mereka sangat
takut kecuali kehadiran dari Death Knight yang berkeliaran yang kadang-kadang
muncul.
Komentar
Posting Komentar