The Legendary Moonlight Sculptor Volume 2 Chapter 6 Bahasa Indonesia

Volume 2 Chapter 6 – Arti Dibalik Royal Road

Weed sekarang mengetahui lantai pertama Memphis Hall seperti rumahnya sendiri. Dia mengetahui dengan baik dimana Death Knight yang berbahaya berpatroli, dan tempat terbaik untuk berburu Skeleton Knight.


Menjadi seorang pemburu solo tanpa sebuah party, apa yang paling Weed takutkan adalah sergapan tepat ketika HP dan MP miliknya tinggal sedikit. Untuk alasan ini, Weed mempersiapkan beberapa tempat persembunyian dimana dia menyembunyikan banyak perban dan herbal.

Dia telah menemukan tempat yang aman untuk beristirahat dan tempat-tempat dimana dia menargetkan musuhnya dengan sangat efektif. Perban dan herbal dengan mudah di dapatkan, namun pengetahuan tentang persembunyian sangatlah tak ternilai. Dia memilih lokasi ini setelah percobaan dan kegagalan yang tak terhitung jumlahnya. Tetapi setelah itu, tanpa penyesalan, dia membersihkan tempat tersebut.

“Disini, huh.” setelah menyusuri area utara, Weed selesai menjelajahi seluruh wilayah.

*Ding*

Kamu adalah yang pertama menyelesaikan Peta Lantai Memphis Hall B1
                                                                       
Fame naik sebanyak 20 poin (+20 FAME)

Ketika Weed pertama datang ke Kota Langit, dia telah membeli sebuah peta. Kemudian tempat-tempat yang dia kunjungi akan ditambahkan ke peta ini. Peta basement Memphis Hall sekarang ini adalah sebuah item yang bisa dijual dengan harga yang cukup tinggi di Toko Umum atau pada player lain. Tak mungkin dia akan melewatkan kesempatan ini untuk mendapatkan uang dengan mudah.

Weed meninggalkan Memphis Hall dan menuju ke Cave of Dead Warrior. Itu bukanlah tempat yang sulit untuk ditemukan. Saat dia masuk kedalam gua, dia mendengar suara-suara menakutkan.

‘Apa ini?’ dia bisa merasakan gerakan ringan dan lolongan rendah dari sesuatu yang berbahaya. Kegelapan yang pekat memenuhi pandangannya dan suara-suara tersebut semakin keras.

‘Aku tidak merasa begitu baik tentang hal ini.’ pikir dia saat rasa dingin menjalar pada tulang punggungnya.

Weed bergerak dengan hati-hati menepatkan tangan kanannya pada pedangnya untuk berjaga-jaga sesuatu muncul dari bayangan.

‘Jadi aku bukan orang pertama yang menemukan tempat ini. Kurasa orang yang pertama menemukan Lavias juga menemukan dungeon ini.’

Sebuah jarak yang cukup dekat, Weed sampai pada undead yang memblokir jalannya.

“Manusia! Apa kau seorang ksatria?”

Itu adalah ksatria yang besar dan berotot dengan tubuh lebih besar daripada Skeleton Knight atau Lizard Man. Dia memiliki bahu yang lebar dan lengan yang tampak berbahaya, tetapi diatas lehernya, tidak ada apa-apa. Kepala yang hilang dibawa dengan tangan kirinya. Dia adalah monster paling unik diantara semua undead — seorang ksatria yang membawa kepalanya sendiri. Kepala itulah yang telah berbicara.

‘Dullahan, huh.’

Weed mengenali lawannya — seorang undead sekitar level 140!

“Aku bukan seorang ksatria.” jawab Weed.

“Lalu apa kau?”

“Aku seorang Sculptor.” jawabnya dengan tenang.

“Seorang Scul-Sculptor?!” Dullahan itu tergagap.

Kekecewaan yang luar biasa memenuhi wajah si Dullahan. Dullahan suka meningkatkan skill mereka melalui pertarungan. Mereka adalah tipe ksatria yang membuat Skeleton Knight pucat jika dibandingkan.

“Kau seorang Sculptor? Sungguh mengecewakan.” Dullahan itu bergumam.

Weed sudah terbiasa diremehkan karena profesinya. Sculptor pasti tampak begitu menyedihkan yang bahkan undead mengabaikan mereka!

Pembuat Royal Road adalah Unicorn Corporation. Ada banyak kontroversi ketika mereka merilis game. Ini adalah game virtual reality pertama. Sebuah reality yang 100% di dasarkan pada fantasi. Tetapi kenapa dinamakan Royal Road? Ada sangat banyak nama lain yang bisa dipilih. Meskipun Royal Road menerima perhatian dunia, judulnya sedikit mengecewakan. Itu bukanlah sebuah nama yang enak di dengar.

Tetapi ada sebuah alasan Unicorn Corporation memilih nama Royal Road. Tak seorangpun di bumi bisa menaklukan dan memerintah setiap benua dan samudra. Game ini adalah jalan menuju kekaisaran terbesar. Kekaisaran terpadu yang bahkan tidak bisa dicapai oleh Genghis Khan, Napoleon, atau Alexander Agung. Game ini membuka jalan untuk orang-orang untuk mencapai mimpi itu.

Itu adalah sebuah harapan untuk sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya dalam sejarah umat manusia, seorang Kaisar yang akan menaklukan setiap benua. Game ini mengajarkan orang-orang untuk bermimpi, untuk berharap menjadi apapun yang mereka inginkan, dan harapan ini akan menuntun mereka menuju tujuan mereka. Ini adalah arti sebenarnya dibalik “Royal Road”.

Yang pertama menaklukan seluruh negeri akan diberi hadiah uang 10% dari penjualan Unicorn Corporation selama sebulan. Ini adalah jumlah yang sangat besar. Di Korea saja, jutaan orang memainkan game tersebut. Secara global, bila Jepang, Eropa dan Amerika dihitung, para player berjumlah lebih dari 100 juta orang. Belum lagi Royal Road membutuhkan biaya $300 USD sebulan untuk bermain. Itu sulit untuk menghitung jumlah uang yang sangat besar semacam itu. 10% dari itu akan membuat seseorang kaya mendadak.

Itu sebabnya kebanyakan player di Royal Road memilih profesi tipe bertarung. Kebanyakan player memilih dari Swordman sampai Knight, melihat profesi yang berhubungan dengan pertempuran sebagai jalan tercepat untuk menjadi sang Kaisar. Blacksmith dan profesi perdagangan yang lainnya dipandang rendah. Tak perlu disebutkan lagi, Seniman, Koki, atau Sculptor yang bahkan dianggap tidak bisa bersaing dengan profesi perdagangan. Itu adalah nasib mereka untuk diremehkan dan diabaikan.

‘Sama seperti kehidupanku sendiri.’ pikir Weed.

Tanpa kata, Weed menghunus Clay Sword miliknya. Sebuah aura berwarna biru es terpancar darinya. Clay Sword memiliki kemampuan spesial untuk mengurangi kecepatan pergerakan musuh bila terkena serangan langsung.

“Uuurrrg!” Dullahan itu menyerang, mengayunkan kapaknya dengan cepat. Weed mengangkat Clay Sword miliknya, menangkis serangan tersebut.

*Slam!*

*Ding*

Ketahanan Clay Sword telah berkurang

Pesan itu disertai oleh dampak guncangan membuat tangan Weed bergetar. Dia baru saja selesai memperbaiki pedang itu, tetapi satu serangan ini bisa menurunkan ketahanannya. Tampaknya bahwa spesialisasi Dullahan adalah kekuatan brutal.

“Aku tidak boleh kalah! Sculpting Blade!” Weed berteriak dan menyerang tanpa henti.

Keduanya bertukar serangan dengan sangat cepat. Weed menyerang dengan niat membunuh, menargetkan titik vital. Pertempuran harus diselesaikan secepat dan sesederhana mungkin. Itu adalah satu-satunya cara untuk meminimalisir resiko bala bantuan musuh untuk muncul.

Bagi Weed, yang berburu sendirian, munculnya Dullahan atau monster yang lain artinya adalah masalah besar. Selain itu Weed bisa memahat sebagai pekerjaan sampingan sambil beristirahat. Ini artinya bahwa dia harus mengurangi waktu yang dihabiskan untuk bertarung sebanyak mungkin.

*Bash!*

Dullahan itu menggunakan sebuah skill dengan ayunan kapaknya, mendorong Weed kebelakang dengan jarak yang cukup lebar.

“Devil’s Strike!” Dullahan itu meraung, memulai serangan lanjutan.

Kapak itu sekarang dilemparkan ke udara dan berputar dengan ganas seolah-olah terbang. Meskipun Weed merunduk untuk menghindari serangan itu, HPnya berkurang 300 hanya dari tekanan anginnya.

Jika dia menggunakan ‘Seven Celestial Steps’, dia bisa menghindarinya sepenuhnya, namun dia memilih untuk terkena serangan.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan tingkat Defense sambil meningkatkan Perseverance miliknya.

Sekarang adalah giliran Weed.

“Triple!”

Serangan pertama meleset, sementara yang kedua, serangan yang lebih kuat datang dari arah yang berlawanan. Musuh berhasil menghindari kedua serangan tersebut, menyebabkan Weed mengeluarkan sebuah tebasan yang kuat dari bawah ke atas.

Saat itu, kapak yang dilemparkan telah kembali pada pemiliknya dan Dullahan menusukkannya kedepan untuk memblokir serangan Weed yang ketiga. Dalam sekejap, pedang Weed menyerang dalam bersilangan pada dada si Dullahan, membuat 5 serangan beruntun. Triple telah berkembang karena penguasaan Weed pada skill tersebut telah meningkat.

Dullahan itu entah bagaimana bisa memblokir 3 serangan pertama, tetapi 2 serangan selanjutnya mengurangi HPnya lebih dari 20%. Dia mulai mengamuk berusaha menekan Weed dengan berulang kali menggunakan kemampuan Bash miliknya. Namun sekarang Weed sudah mengetahui timing skill miliknya, dan dengan cepat menyerang sisi Dullahan.

“Kau belum mati juga, mati saja sana!? Sclupting Blade!” Cahaya seputih susu menyelimuti pedang milik Weed.

Kemudian datanglah serangan yang tak kenal ampun!

HP Dullahan berkurang dengan cepat saat serangan terdengar.

Dia mencoba menyerang lagi, tetapi Weed menghindari semuanya.

Weed bisa mengantisipasi skill milik Dullahan dengan melihat langkah kakinya, dan kemudian menghindarinya dengan menggerakkan tubuh bagian atasnya. Pada akhirnya, Dullahan bukanlah musuh yang sulit bagi dia. Jarak dalam level mungkin memang jauh, tetapi melalui usaha dan latihan, Weed berada diatas Dullahan dalam hal statistik. Statistik Perseverance milik Weed ada di level yang sama dengan milik Dullahan. Berkat itu, dia tak memiliki kelemahan yang nyata. Meskipun, Skeleton Mage level 80 benar-benar lebih menjengkelkan.

Para Mage sangat merepotkan untuk dilawan karena mereka memberikan kutukan yang tak terhitung jumlahnya. Ketika Irene sang Priestess masih ada, kutukan bisa dengan mudah dihilangkan, tetapi sekarang Weed hanya bisa menghilangkan kutukan dengan ramuan setelah pertempuran berakhir. Masing-masing Curse Dispelling Potion (ramuan penghilang kutukan) harganya 3 silver. Hal ini kadang-kadang mengambil keuntungan dari berburu, jadi Weed sangat membenci para Skeleton Mage.

“Uwwaggggh….”

Beberapa saat kemudian tubuh si Dullahan menghilang dalam cahaya abu-abu saat kudanya meringkik nyaring.

“Phew… itu lebih mudah dari yang aku kira. Tetapi satu saja bisa mengurangi HP ku sebanyak 40%, akan sangat berbahaya jika ada dua menantangku sekaligus.”

Weed menuju ke sudut tersembunyi untuk meningkatkan Sculpture Mastery miliknya setelah dia mengambil pelindung kaki yang dijatuhkan Dullahan tersebut.

“Coba mengukir Dullahan ah…”

Sculpture Mastery milik Weed tidak meningkat sebanyak dengan membuat patung-patung yang telah dia buat sebelumnya. Tetapi membuat sebuah patung untuk pertama kalinya meningkatkan skill Handicraft dan Art secara signifikan.

Weed mengeluarkan Zahab’s Sculpting Knife dan sepotong kayu lalu mulai mengukir sosok Dullahan yang baru saja dia lihat. Dia begitu terbiasa dengan memahat sekarang sampai-sampai jika dia menggambarkan sesuatu dalam pikirannya, dia bisa mengukirnya. Gua itu sangat tenang hingga memantulkan gema dari pahatan Weed.

“Akan bagus jika level Sculpting milikku akan naik ke tahap Menengah…” pikir Weed.

Sculpture Mastery miliknya saat ini sudah 99% ke level 10. Dia juga sudah membuat 5 patung Avian, jadi dia berpikir itu mungkin akan naik level.

“Tolong biarkan aku mencapai tahap Menengah!”

Weed berharap saat dia menyelesaikan kepala Dullahan.

Patung Dullahan sudah selesai: seorang ksatria dengan tubuh berotot, mata yang mengintimidasi dan sebuah pedang yang besar.

*Ding*


Upgrade : Sculpture Mastery (Pemula Level: 10 ke Menengah Level: 1  |   0%)
Kamu sekarang bisa mengukir menggunakan logam khusus dan permata (mutiara, berlian, ruby, dll.)
Untuk profesimu, Moonlight Sculptor, skill dan statistik saat ini akan terpengaruh:
Efek dari Sculpting Blade telah meningkat sebesar +50%
Efek tambahan telah ditambahkan pada skill Sculpting Blade
MP yang dibutuhkan untuk Sculpting Blade telah berkurang setengah
Semua statistik telah meningkat sebanyak 10 poin (+10 ALL STATS)
Fame meningkat sebesar 20 poin (+20 FAME)
Skill Baru : Sculptural Destruction

Weed bergetar dengan kebahagiaan. Kata-kata tidak bisa mendeskripsikan perasaan Weed pada saat ini.

Semua kesedihan dan kesepian harus dia rasakan saat dia belajar memahat!

Semua penghinaan dan cemoohan harus dia derita karena profesinya sebagai seorang Sculptor! Weed merasakan kemarahannya telah lenyap.

Akhirnya, dia mencapai tahap Menengah dalam Sculpture Mastery.

Profesi Sculptor, yang pada awalnya sangat ingin dia tinggalkan, terasa seperti profesi yang telah ditakdirkan untuk dia.

Skill Sculpting Blade telah terbukti memiliki efesiensi terbesar sejauh ini! Setiap kali Weed menggunakan Sculpting Blade, skill memahatnya meningkat sedikit dan karena Sculpting Blade berkaitan erat dengan Sculpture Mastery, skill tersebut semakin kuat karena Sculpture Mastery miliknya meningkat dari Pemula menjadi Menengah.

“Hmm, sebuah kemampuan tambahan?”

”'”Check Skill : Sculpting Blade””’

Sculpting Blade (Pemula Level: 7  |   50%)
Skill pedang milik Zahab, diwariskan pada mereka yang ditakdirkan untuk mengukir hal yang tak terlihat atau tak berwujud.
Bertahan terhadap sihir dengan penguasaan yang lebih rendah dari Sculpting Blade.
Ketika mantra diserap, si perapal hanya mengeluarkan 50% dari penggunaan MP yang sebenarnya.
Konsumsi MP : Berkelanjutan — 25 MP per detik. 

Weed hanya bisa tertawa. Bagi para Knight, para Mage adalah lawan yang paling sulit. Sihir serangan jarak jauh sangat sulit untuk dihindari. Tetapi sekarang Sculpting Blade mampu menyerap sihir. Bahkan jika lawan hanya menggunakan setengah MP, itu ratusan kali lebih baik daripada terkena serangan.

“Karena konsumsi MP untuk Sculpting Blade juga berkurang, mungkin aku bisa menggunakannya ketika melakukan Triple atau Backstab?” dia berkata keras saat dia merenungkan ide ini.

Sculpting Blade lebih mirip sebuah buff daripada serangan. Menggabungkan Sculpting Blade dengan Imperial Formless Sword Technique akan membutuhkan jumlah MP yang besar, tetapi Weed yakin hasilnya akan tak tertandingi. Selain itu, selalu ada Sculptural Destruction.

”'”Check Skill : Sculptural Destruction””’

Sculptural Destuction : Skill Sculptor
Kemarahan yang melibatkan hancurnya salah satu patung milikmu sendiri diubah secara sementara menjadi Strength atau Agility selama satu hari.
Penghancuran Patung Biasa :
1:2 konversi dari statistik Art secara sementara diterapkan pada statistik yang lain (-1 statistik Art, -20 Fame)
Penghancuran patung Fine piece :
1:4 konversi dari statistik Art secara sementara diterapkan pada statistik yang lain (-5 statistik Art, -100 Fame)
Penghancuran Masterpiece :
1:6 konversi dari statistik Art secara sementara diterapkan pada statistik yang lain (-10 statistik Art, -200 Fame)
Penghancuran Magnum Opus :
1:20 konversi dari statistik Art secara sementara diterapkan pada statistik yang lain (-30 statistik Art, -1000 Fame)
Peringatan:
Fame akan berkurang dan poin-poin yang sesuai akan diambil dari statistik Art.

Jumlah statistik Art yang dikonversi pada Strength atau Agility bergantung pada kualitas patung yang dihancurkan, menghancurkan sebuah patung biasa mengkonversi jumlah ganda dari statistik Art menjadi Strength atau Agility selama sehari, sementara menghancurkan patung fine piece atau yang lebih baik akan mengkonversi 4 atau 6 kali statistik Art menjadi Strength atau Agility.

Ini akan menjadi skill yang biasa digunakan bagi para Sculptor dengan Strength atau Agility rendah. Para Sculptor yang hanya mengukir patung dalam game akan memiliki statistik Art yang tinggi, tetapi itu akan sulit bagi mereka untuk berburu karena statistik pertempuran mereka. Skill ini memungkinkan para Sculptor untuk mengubah statistik Art mereka menjadi statistik yang lain, tetapi masalahnya terletak pada penalti Fame dan statistik Art yang menyertai penggunaannya.

Statistik Art sangat sulit untuk meningkat, artinya bahwa skill ini harus digunakan secara hati-hati. Ada suatu penalti yang ekstrim untuk menghancurkan sebuah patung yang rasanya sangat sulit dan mengganggu untuk digunakan.

Dengan kata lain, skill ini adalah pedang bermata dua. Weed memutuskan untuk menyembunyikannya dan tidak menggunakannya jika dia bisa. Strength atau Agility yang hanya sementara bukanlah kekuatan sejati. Bahkan tanpa Sculptural Destruction, Weed telah menjadi kuat setelah Sculpture Mastery miliknya mencapai tahap Menengah. Semua statistiknya telah meningkat sebanyak 10 poin dan kekuatan Sculpting Blade telah digandakan juga.

Weed bukanlah satu-satunya yang menikmati keuntungan ini. Semua skill kerajinan seperti memasak, menjahit, menempa, memancing, pertanian, memiliki keuntungan seperti ini saat bonus statistik, skill atau Fame ketika keahliannya naik. Ketika itu mencapai tahap Menengah, semua statistik mendapatkan 5 poin, saat skill mencapai tahap ahli, semua statistik mendapatkan tambahan 10 poin.

Belum ada yang tau berapa banyak poin yang akan didapatkan setelah memperoleh Master dalam sebuah skill. Semua keahlian skill naik berdasarkan pada playernya. Dalam kasus Weed, dia mendapatkan 10 poin statistik, dua kali jumlah yang diperoleh oleh player normal, karena profesi rahasia —Moonlight Sculptor— dan berkat quest yang berkaitan dengan Zahab, Sculpting Blade telah meningkat dengan sangat baik…

Tak seorangpun pernah menguasai salah satu skill produksi sebelumnya karena jalannya terlalu sulit. Itu membutuhkan banyak waktu dan usaha bagi Weed untuk mencapai tahap Menengah. Akan lebih sulit lagi untuk melanjutkan dari tahap Menengah ke tahap Master. Namun, pada saat itu, Weed dengan tegas memutuskan bahwa dia akan menjadi Master di semua skill kerajinan.

Rasa estetika yang halus dan gairah yang berkobar-kobar dari seni tak ada hubungannya dengan Weed, tetapi dia memiliki bakat yang tak seorangpun miliki: bakat kerja keras.

Cave of Dead Warrior adalah sebuah tempat berburu dimana Dullahan dan Skeleton Mercenary, yang keduanya memiliki level sekitar 120, dan Ghoul sekitar level 110 seringkali muncul. Ghoul lebih rendah dalam level, tetapi mereka selalu muncul dalam kelompok terdiri dari 4 atau 5, dan ada banyak jenis Ghoul. Ghoul yang telah ditingkatkan atau yang memiliki nama kadang-kadang memiliki level lebih dari 130.

Dullahan dan Skeleton Mercenary adalah ahli pedang yang hebat, jadi pertempuran sangat mendebarkan. Tetapi Ghoul biasanya hanya menyerang secara sederhana, mempercayai pertahanan mereka yang kikuk tetapi kuat.

Weed harus mempelajari bagaimana caranya untuk menyerang sambil menghindari serangan mereka yang ganas.

“Bagus. Tempat ini sempurna.”

Weed telah memilih Cave of Dead Warrior sebagai tempat berburunya yang baru. Monster yang punya nama, entah itu mereka adalah Dullahan, Skeleton Mercenary, atau Ghoul, memang sedikit lebih berbahaya, tetapi melawan mereka memiliki keuntungan yang besar.

Itu sangat sempurna bagi Weed, yang bertarung secara utama dengan tinju dan pedang.

Ada Skeleton Mage yang aneh disana-sini, tetapi sihir mereka tak lagi efektif. Memblokir dengan Sculpting Blade menetralisir sihir mereka, kadang-kadang mantra mereka akan terpantul, menempatkan para Mage itu dalam situasi yang sulit.

Tampaknya tingkat pemantulan sihir bergantung pada penguasaan Sculpting Blade. Dia harus meningkatkan sculpting untuk menaikkannya. Meningkatkan level sculpting sekarang ini sepenting mendapatkan exp dan level.

Weed, yang melakukan sangat baik sejauh ini, masih punya satu lawan yang harus diwaspadai, si Death Knight. Monster ini memiliki level diatas 200 dan muncul jauh lebih sering di Cave of Dead Warrior. Mereka selalu berkeliaran, tidak pernah tinggal di area tertentu. Weed harus menahan nafasnya dan bergerak diam-diam untuk bersembunyi dari mereka. Beruntungnya, para Death Knight punya penglihatan yang buruk, jadi Weed bisa tenang ketika dia bersembunyi di sebuah sudut. Dia kadang-kadang bahkan melakukan sejauh menggali tanah dan bersembunyi didalamnya kapanpun Death Knight mendekat.

“Sejak kapan aku menjadi seperti ini…?”

Ketika dia bermain Continent of Magic, semua monster sangat lemah melawan karakternya yang berlevel maksimal, tetapi sekarang dia harus bersembunyi dari Death Knight.

Meski demikian, Weed merasakan beberapa kepuasan. Dengan tingkat pemulihan MPnya yang tinggi dan penguasaannya dalam First Aid, waktu istirahat Weed jauh lebih singkat.

Berkat hal ini, Weed bisa menaikkan level jauh lebih cepat. Ditambah ada banyak item drop yang lebih baik disini dibandingkan dengan lantai pertama. Lalu kenapa memangnya jika dia melakukan hal-hal konyol, Weed telah sampai sejauh ini, jadi pergi sedikit lebih jauh lagi tidak ada salahnya.

“Dullahan adalah monster terbaik untuk diburu. Tetapi apakah ada yang lebih baik? Akan bagus jika ada sesuatu yang lebih lemah daripada Death Knight tetapi cukup kuat untuk memberi banyak exp poin…”

Weed bergerak dengan hati-hati tidak lupa untuk membuat tempat persembunyian di area-area penting. Dia tidak membutuhkan siapapun untuk mengajari dia hal ini, dia hanya butuh beradaptasi dan bertahan hidup seperti kecoak.

Setelah melalui banyak Ghoul dan Skeleton Mercenary, Weed sampai pada sebuah area yang luas dimana sebuah air bawah tanah mengalir dengan lembut.

Bunga dan bahkan beberapa tanaman herbal bermekaran dimana-mana. Sudah waktunya untuk istirahat karena dia baru saja terlibat dalam pertarungan sengit melawan Skeleton Mercenary. Weed mengisi ulang botol air dan tepat saat dia hendak duduk ketika dia melihat sebuah siluet. Pada pemeriksaan lebih lanjut, dia menemukan seorang wanita tertidur ditengah-tengah dungeon, tak ada lagi orang lain disekitar.

“Siapa kau?” tanya si gadis. Weed yang menunggu dia untuk bangun, terkejut.

“Aku Weed. K-Kamu?”

Itu adalah perkenalan yang agak kasar, tak seperti dia sama sekali. Memang dia tak pernah membayangkan bahwa ada orang lain selain dirinya sendiri ada disini.

Dan ekspresi pada mata si gadis itu saat dia bangun… sama persis dengan milik Weed.

“Namaku Da’in.” katanya, tersenyum dengan senyum penyendiri.

Hyun belum bertemu banyak gadis sebelumnya. Tentu saja, dia pernah sekelas dengan para gadis, tetapi dia tidak pernah menghabiskan waktu dengan seseorang secara pribadi. Hal itu bukan berarti dia tidak populer. Ada beberapa gadis yang mendekati Hyun, mengatakan bahwa aura menyedihkan dan terpisah miliknya sangat menarik. Dia merasa bahwa mereka itu bodoh.

“Kau pikir ini keren? Cobalah alami sendiri kemiskinan dan kau akan berubah pikiran.”

Dia juga tidak pernah pergi kencan dengan gadis. Makan diluar, bahkan hanya minum kopi membutuhkan uang. Hyun berpikir bahwa sampel makanan dari toko pangan dan makanan rumahan jauh lebih ekonomis. Apa yang benar-benar tidak bisa dia mengerti adalah kenapa mengencani seorang gadis melibatkan menghabiskan sejumlah besar uang setiap kali ada semacam peringatan.

Ditambah, ketika orang lain pergi menonton film, Weed memanjat tiang telepon terdekat untuk menontonnya. Satu-satunya waktu dia menonton TV adalah ketika dia melihat milik orang lain. Tentu saja, dia mengambil TV yang telah dibuang oleh orang lain, tetapi dia tidak menontonnya karena itu akan membuat tagihan listriknya naik. Dia hanya menontonnya sekitar tengah malam ketika biaya listrik jauh lebih rendah. Hyun si pelit, dan karena itu Weed hampir tak punya pengalaman dengan para gadis.

Da’in. Nama itu dengan dalam terukir pada pikiran Weed. Setiap pria punya seorang gadis impian. Weed bukanlah pengecualian.

Wanita impiannya memiliki rambut panjang alami, wajah yang muda dan cerdas, baik hati, senyum yang menarik. Tetapi semua ini tak lain hanyalah deskripsi belaka.

Jika seorang gadis membuat dia jatuh cinta pada pandangan pertama, maka dia adalah gadis impiannya. Weed memiliki sedikit rasa suka pada Da’in. Itu saja.

‘Aku tidak percaya pada siapapun juga…’

Dia tidak sepenuhnya percaya pada Pale atau Surka meskipun mereka sering bersama. Weed berpikiran manusia selalu berubah dan bukan selalu untuk yang terbaik.

Mereka mungkin tampak bersahabat pada saat ini tetapi dia sangat meragukan bahwa mereka akan menerima peluru yang diarahkan padanya.

‘Berikan sebanyak yang kau ambil, tidak kurang dan tidak lebih.’ adalah filosofi Weed. Dia tidak bisa mempercayai siapapun kecuali keluarganya.

Tatapan Weed menajam. “Da’in, bagaimana bisa kau datang kesini?”

Hanya para Avian yang tinggal di Kota Langit. Manusia tidak bisa mendaki kesini dan menilai dari pakaiannya, dia adalah seorang petualang.

“Disini? Aku sudah disini selama 3 bulan.”

Tiga bulan. Sebuah gambaran muncul di pikiran Weed.

“Apa kau salah satu dari petualang yang menemukan Kota Langit?”

“Ya, aku adalah bagian dari grup itu, tapi aku tak mau bicara tentang hal itu”

“Apa maksudmu?”

“Aku satu-satunya yang tersisa disini.”

“Aku mengerti.”

Da’in menguap dengan sopan dan merenggangkan tubuhnya.

“Aku seorang Shaman level 134.”

Levelnya lebih rendah dari yang diperkirakan oleh Weed. Dia menduga bahwa levelnya paling tidak 170 karena dia sendirian di dalam Cave of Dead Warriors. Weed dengan level 109 juga hal yang tak normal. Seorang player biasa tak akan berani kemari.

“Apa yang kau maksud?”

“Maksudku kalau kau sendirian, ayo buat party. Kenapa, kau tidak mau?”

“Bukan, kedengarannya bagus.”

Weed menerimanya, bukan hanya karena Da’in tampak seperti wanita idamannya, atau karena dia mempercayainya. Tidak, Weed, yang selalu curiga, tak bisa mempercayai seorang gadis yang baru saja dia temui hanya karena dia mengajaknya berburu dalam party. Tapi Weed suka mendekati dan mengamati musuhnya.

Gadis ini mencurigakan. Selain itu, Weed menyimpan banyak item di beberapa tempat persembunyian di dalam dungeon, jadi dia tak bisa meninggalkan Da’in sendirian.

Shaman bisa menggunakan White Magic untuk merapal Buff yang meningkatkan Strength, Agility dan Speed, dan Black Magic untuk mengurangi statistik musuh. Mereka bisa menggunakan sihir menyerang dan penyembuhan, menghilangkan racun dan juga kutukan. Mereka juga bisa menggunakan pedang dan gada, yang artinya mereka memiliki keahlian bertempur jarak dekat.

Intinya, mereka adalah Jack-of-All-Trade! Namun, profesi Shaman kurang populer karena mereka hanya memiliki sedikit skill dalam setiap aspek, dan juga tak ada yang terlalu spesial. Kemampuan penyembuhan mereka lebih lemah dari Cleric, dan kutukan yang mereka keluarkan lebih lemah dari Black Mage. Kemampuan melee mereka bisa dibandingkan dengan Archer yang menggunakan pedang bukannya panah.

HP rendah, Vitality rendah dan sihir yang lebih lemah dari Mage. Statistik tak bisa ditingkatkan hanya dalam satu area, namun juga harus dibagikan secara merata. Jadi profesi ini tak dapat berbuat banyak. Weed tak terlalu berharap pada Da’in. Dia hanya berharap bahwa Da’in tak akan membuatnya repot! Mungkin dia bisa saja meninggalkan Da’in segera setelah mengambil item yang dia simpan di tempat persembunyian.

“Grr!”

5 Skeleton Mercenary muncul tiba-tiba dan Weed pun menjadi tegang. Selama ini dia belum pernah melawan lebih dari 3 Skeleton Mercenary bersamaan.

Tak peduli sebagus apapun keahlian bertempur Weed, tetap susah untuk melawan 5 sekaligus.

Dengan punggungnya terbuka, bahkan satu atau dua serangan bisa mematikan. Dan dia tak bisa menggunakan First Aid sampai pertarungan selesai, jadi pertarungan ini akan berbahaya.

Namun, pada saat itu, Da’in mengangkat tangan kanannya dan merapal suatu mantra.

“Cahaya keberanian dari masa lalu, berikan pahlawan ini kekuatan untuk melawan musuhnya! Power Up!”

Tubuh Weed mengeluarkan cahaya terang dan Strength miliknya naik hampir sebanyak 100. Da’in lalu mengangkat kedua tangannya, layaknya menunggu sebuah pelukan.

“Angin yang berlalu. Kalahkan musuh dengan hati yang ringan. Cahaya akan menjadi langkahmu. Up, Spirit, Wolf!”

Agility dan Speed milik Weed naik dengan pesat. Dia hanya mengambil satu langkah ke arah musuh dan dia merasa bahwa dia sedang berlari.

“Kau, ditakdirkan untuk membawa kematian, darah dan kehancuran, medan perang ini akan menjadi rumahmu! Bloodlust!”

Bermacam-macam Buff Shaman milik Da’in meningkatkan statistik Weed, sekarang dia bisa dengan mudah melawan 5 Skeleton Mercenary. Namun pada saat itu, Da’in memberi kutukan pada Skeleton Mercenary, kecepatan dan kekuatan mereka berkurang, mereka tak lagi bisa menyembuhkan luka mereka dan kehilangan semangat untuk bertarung.

‘Tak mungkin sihir Shaman bisa sekuat ini!’

Weed tak mengerti situasi yang sedang dia alami. Setelah dengan mudah membunuh 5 Skeleton Mercenary, dia bahkan tak berhenti untuk mengambil item yang dijatuhkan sebelum berbalik dan bertanya pada Da’in.

“Sihirmu tak bisa dipercaya untuk seorang player dengan level 134. Bagaimana bisa seperti itu? Jika aku tak mengerti alasannya, kita tak bisa berada dalam party yang sama.”

Dia mengambil resiko untuk melukai perasaannya, namun Da’in menjawab dengan senyum gembira.

“Itu karena hobiku.”

“Hobi?”

“Ya, tolong jangan pikir aku gila. Aku tak suka membunuh monster, aku cuma…” dia berkata malu-malu.

“Aku menggunakan kutukan pada monster, Holy Magic, dan kadang-kadang serangan jarak jauh. Setelah HP mereka berkurang banyak, aku menggunakan Healing Hand pada mereka…”

“Pada monster?”

“Ya, aku hanya bermain-main seperti itu.”

“……”

Apa yang dikatakan Da’in sangatlah mengejutkan. Dia memiliki level 134 tapi sihirnya sangat kuat.

Jadi Da’in bermain-main dengan mengutuk, menyerang, lalu menyembuhkan para Skeleton Mercenary, Dullahan, dan Ghoul di dalam dungeon…


Komentar