The Legendary Moonlight Sculptor Volume 1 Chapter 5 Bahasa Indonesia

Volume 1 Chapter 5 : Gadis Yang Kehilangan Kata-Kata

“Sialan… hari itu lagi.”

Di pagi hari, Lee Hyun sudah dalam suasana hati yang buruk.

Parlemen Korea Selatan dalam kebijaksanaan mereka yang tak terbatas, telah mengeluarkan aturan yang tak diinginkan bernama ‘Leave No One Behind’, yang dirancang untuk memberantas orang anti-sosial dan yang tak bisa menyesuaikan diri pada masyarakat Korea.

Seluruh kebodohan ini dibentuk berdasarkan teori bahwa mereka yang lahir dan dibesarkan dengan latar belakang yang buruk memiliki kemungkinan yang lebih tinggi melakukan tindak kriminal dan perceraian. Misalnya, keluarga-keluarga tanpa orang tua dan memiliki hutang yang besar untuk dibayar pada rentenir.

Menurut hukum, semua warga Korea yang berusia 20 atau lebih dengan kekurangan terlihat pada latar belakang mereka diharuskan mengunjungi psikiater secara rutin untuk pemeriksaan mental.

Singkatnya, Lee Hyun masuk kategori itu karena dia kehilangan orang tuanya saat masih kecil dan masa mudanya kerap dihantui oleh para rentenir.

Jadi Lee Hyun pergi ke ‘Pusat Rehabilitasi Masyarakat Hebat’.

“Aku merasa seperti aku kembali ke tahun 60’an. Masyarakat Hebat sialan, benar-benar payah.” Menggumamkan keluhan disepanjang jalan, Lee Hyun berjalan kedalam pusat rehabilitasi. Bangunan itu memiliki dekorasi interior yang romantis. Ruangan resepsi penuh dengan orang-orang berusia 20 tahunan yang juga datang untuk melakukan pemeriksaan mereka dibawah Aturan Sosial yang tidak kompeten, jadi dia harus menyia-nyiakan beberapa jam untuk menunggu giliran mendaftar.

“Hai, aku Lee Hyun. Aku disini untuk melakukan pemeriksaan mental untuk program Leave No One Behind.”

“Aku mengerti. Harap isi formulir ini.” Seorang perawat mengenakan pakaian putih menyerahkan secarik kertas pada Lee Hyun.

“Apa ini?”


“Kami akan membuat analisa lengkap atas kondisi mentalmu berdasarkan jawabanmu pada pertanyaan ini. Jika kamu jatuh pada kategori masyarakat yang tak bisa mencocokkan diri, kamu akan diperintahkan untuk masuk ke pusat rehabilitasi dan menerima pengobatan berkala. Dalam hal ini, pemerintah akan mengirim cek bulanan pada keluargamu untuk kompensasi.”

Sungguh peraturan yang tak manusiawi. Pemerintah tak pernah melakukan apa-apa untuk mendukung mereka yang dirugikan ketika mereka mengalami penderitaan pada masa anak-anak, disiksa oleh orang tua mereka atau disisihkan disekolah.

Tidaaaaaaaaak…… Sekarang mereka harus menerima rintangan jika mereka ingin mendaftar ke universitas ketika mereka lulus SMA. Yang lebih buruk lagi, mereka dianggap tak memiliki kualifikasi untuk menjadi pegawai negeri. Perang melawan Teror menjadi alasan yang sering dikemukakan oleh pemerintah.

“Baik, Nyonya.”

Lee Hyun mengambil formulir itu dan mengisinya dengan cepat. Tak sekalipun penanya meninggalkan permukaan kertas tersebut. Lee Hyun telah memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu selama bertahun-tahun, jadi jawabannya mengalir dari hatinya.

“Aku selesai. Bisakah aku pergi sekarang?”

“Tentu. Ambil uang ini untuk mengganti biaya perjalananmu.”

Setidaknya, pemerintah menunjukkan sedikit belas kasih. Lee Hyun mengambil koin-koin itu dan meninggalkan rumah sakit jiwa. Sementara itu, formulir yang diajukan oleh dia mulai membuat keributan diantara psikiater ditempat itu.

* * * * *

Cha Eunhee, Ph.D. Psikiater tengah tertawa terbahak-bahak seolah-olah lehernya telah patah. Dokter yang karena sikapnya dia menerima julukan Ratu Es, tengah tertawa terbahak-bahak di depan publik, yang tentunya menjadi pemandangan langka bagi para perawat.

“Apakah dia akhirnya berhasil berkomunikasi dengan anjing peliharaannya?”

“Sepertinya begitu. Tak ada yang mustahil bagi Dokter.”

Dr. Cha berimigrasi ke Amerika dengan orang tuanya, yang keduanya adalah diplomat, ketika dia masih muda. Dia lulus dari Harvard University di usia 20, dan mendapatkan gelar dokter sebelum dia mencapai usia 23.

Menggabungkan kecantikan dan kesopanan, namun penuh dengan harga diri yang tinggi, dia tidak pernah menunjukkan sikap kemanusiaan tingkat ini sebelumnya, yang mana menjadi topik perbincangan semua orang. Pada akhirnya, kepala perawat memutuskan untuk bertanya.

“Dr. Cha, apa ada yang lucu?”

“Lihat ini.”

Tertawa terbahak-bahak hingga menangis, Dr. Cha memberikan apa yang dia pegang pada kepala perawat. Itu adalah sebuah formulir satu halaman yang telah diisi oleh seseorang untuk program Leave No One Behind. 7 pertanyaan singkat dan jawaban yang sama singkatnya.


Daftar Pertanyaan:
Nama : Lee Hyun
1. Siapa nama anda?
Lee Hyun.
2. Apa profesi anda?
Seorang penjahat kelas kakap yang mengancam kedamaian dunia.
3. Apa yang anda lakukan?
Mengisi formulir ini.
4. Tiga hal apa saja yang paling anda kenang atau berharga yang telah anda lakukan dalam hidup anda?
Mencapai level maksimal di ”Continent of Magic”. Bermain game online selama 200 jam tanpa makan atau tidur. Menjual akunku.
5. Apa yang anda pikirkan tentang para politikus yang berkuasa?
Kenapa tidak kita ekspor saja mereka ke Jepang atau China?
6. Kapan anda menyadari posisi sosial anda?
Setelah aku menonton film ”҅Planet of the Apes҆”.
7. Bagaimana anda mendeskripsikan diri anda sendiri dalam satu kalimat?
I am a Dragon.

Perawat itu tampak terkejut ketika dia selesai membaca dokumen itu.

“Jangan bilang— ini adalah sebuah kutipan dari novel bergambar?”

“Bukan. Itu salah satu dari formulir yang diisi pagi ini. Tidakkah kamu melihat stempel konfirmasi di kanan bawah?”

“Orang gila.”

“Kamu salah lagi. Jika dia gila, dia tidak akan mengamati masyarakat secara sinis dan tepat seperti yang dia tulis di jawabannya ini.”

Terhadap akal sehat, Dr. Cha menyimpulkan dia normal secara mental. Dari sudut pandang psikiater, dia bisa mendengar jeritan kekecewaan yang muncul dari jawaban-jawaban itu.

Untuk bisa mencemooh masyarakat seperti itu, pria muda yang bernama Lee Hyun ini pasti telah mengalami kehidupan yang tak berwarna dalam dunia yang kejam ini.

“Phew.”

Kepala perawat hanya bisa mendesah.

Dia tidak punya alasan untuk menentang kesimpulan dokter. Meski demikian, dia berpikir bahwa entah itu Dr. Cha, yang telah mendapatkan gelas Ph.D Psikiater di Amerika Serikat dan diidolakan serta diakui secara global oleh dunia, yang berada diatas rata-rata, atau pria Lee Hyun ini yang berada dibawah normal.

””Mereka berdua sama-sama tidak normal. Atau mereka yang normal, dan aku satu-satunya yang gila di ruangan ini. Mungkin juga bahwa, seluruh dunia telah menjadi gila””, kepala perawat itu berpikir saat dia menjadi semakin bingung.

Dr. Cha mengambil formulir itu dan berdiri.

“Masyarakat membutuhkan berbagai macam orang yang berbeda. Biarkan saja. Kamu tidak perlu memikirkannya dalam-dalam. Ngomong-ngomong, aku akan menunjukan ini pada Seoyoon.”

“Pasien Jeong Seoyoon?”

“Ya.”

“Apa anda pikir dia akan membacanya?”

“Pasti. Mereka yang menutup pikiran mereka kebanyakan menginginkan perhatian dari luar. Aku hanya berharap dia akan tertawa kali ini.” Dr. Cha membawa formulir yang diisi oleh Lee Hyun dan menuju ke arah bangsal. Tujuannya adalah ruangan spesial berlokasi di lantai 12.

Dengan peralatan medis baru dan dokter terbaik, dilengkapi dengan kolam renang pribadi dan sebuah gym indoor, ruangan itu memakan biaya hampir 20 juta won per hari.

“Hai, Seoyoon, aku disini untuk menemuimu.”

Tersenyum pada pasiennya, Cha Eunhee memasuki bangsal tersebut. Sorang gadis berwajah pucat mengangkat kepalanya dari buku yang dia baca. Yang mana, bahkan diantara para supermodel yang tampak menonjol, akan kalah cantik dengan dia — tetapi wajahnya kosong tanpa emosi. Seperti sebuah boneka Perancis, dia tampak tak bernyawa.

”Tuhan akhirnya memberikan kecantikannya, lebih dari yang bisa dia miliki.” Dr. Cha berpikir dengan sedih.

Untuk seorang gadis yang begitu cantik, dia sangat disayangi oleh ayahnya. Tabu batas antara ayah dan putri tak pernah dilanggar, tetapi ibunya paranoid, curiga pada suaminya dan sangat cemburu pada kecantikan putrinya sendiri, menghasilkan pelecehan yang tak ada hentinya di tahun-tahun awal, dan kemudian terjadi tragedi naas pada hari itu. Sejak saat itu, gadis itu telah kehilangan kekuatan untuk berbicara.

Saat itu dia masih muda, Seoyoon adalah seorang bidadari yang terjebak dalam tubuh manusia. Dr. Cha, yang dulunya teman dekatnya, selalu merasa menyesal bahwa dia kekurangan pembagiannya yang adil akan cinta dan kepolosan.

“Lihat ini. Aku tidak diijinkan untuk mengambil dokumen apapun dari kantorku, tetapi aku ingin menunjukkannya padamu.” Dr. Cha memberikan pada gadis itu formulir yang diajukan oleh Lee Hyun.

Mata Seoyoon yang tak bernyawa dan kosong menyusuri kertas itu, dan Dr. Cha berharap bahwa dia akan meledak dalam tawa.

Dr. Cha berharap, melawan segala rintangan, bahwa Seoyoon akan membuka mulut bahkan jika hanya sedikit.

”Kamu tau, jika kamu tertawa kali ini atau mungkin tersenyum, itu akan menjadi yang pertama dalam 5 tahun?” Dr. Cha berpikir dengan sedih.

Tetapi wajah diam itu menghancurkan harapan sang dokter. Gadis itu melihat formulir itu dan mengembalikannya pada dia begitu saja. Sang dokter sekali lagi merasa patah hati saat dia mengingat seberapa terangnya senyum Seoyoon dulu.

“Baiklah… Apa kamu perlu sesuatu yang lain?” Tanya Dr. Cha.

Seoyoon dengan lembut menggeleng.

“Kalau begitu, jangan sungkan-sungkan untuk memanggil aku kapanpun kamu butuh sesuatu.”

Dr. Cha keluar dari ruangan dalam diam.

“Apakah dia tertawa?” Si perawat bertanya, dia tidak diijinkan untuk memasuki ruangan itu.

Dr. Cha tersenyum masam.

“Gagal lagi.” Kata si perawat, menjawab pertanyaannya sendiri ketika dia melihat Dr. Cha tersenyum masam.

“Tidak. Aku tidak bisa menemukan cara untuk membuka hati atau pikirannya,” kata Dr. Cha.

“Aku harus merehabilitasi dia untuk menjaga kepercayaan presiden padaku— tidak, atas nama Seoyoon…”

Tak terhitung psikolog, psikiater dan bahkan dukun telah disewa untuk mengatasi kondisi Seoyoon, gagal semuanya. Tak satupun dari mereka bisa mencairkan hatinya yang membeku. Sekarang, hampir semua orang menyerah untuk membantu gadis itu.

Si perawat juga menangis. Dia sedih bahwa gadis secantik itu tak mau berbicara maupun tertawa, terjebak sendirian dalam tempurungnya sendiri.

“Apakah tidak ada bentuk lain dari terapi atau pengobatan untuk menolong dia?” Tanya si perawat.

“Obat kejiwaan tidak akan bekerja selama di pasien menolak membuka pikirannya dan menerima kenyataan.” Kata Dr. Cha.

“Lalu, dia akan hidup seperti itu selama sisa hidupnya…”

“Kita harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan dia kembali. Dia hanya butuh sebuah isyarat, sesuatu yang akan membawa dia menghadapi kenyataan.”

“Tetapi ini sudah 5 tahun. Kesadarannya mungkin telah terjebak sekarang— atau lebih buruk lagi, telah lama hilang.”

“Itu adalah tugas kita untuk tidak membiarkan hal itu terjadi. Bagaimanapun juga, aku akan membawa dia kembali.” Keputusan Dr. Cha sangat tegas.

Dia telah mengambil jurusan psikiater dan secara suka rela datang ke rumah sakit ini demi menyelamatkan Seoyoon.

“Aku sudah memulai pengobatan baru setahun yang lalu.”

“Aku tidak pernah mendengar hal itu.”

“Tentu saja tidak. Itu karena aku merahasiakannya. Itu adalah Royal Road. Dia menghabiskan siang dan malamnya di dalam game, kecuali saat pengobatan dan konseling.”

“Lalu—”

“Tepat. Biarkan dia memulai di dalam dunia fiksi. Mengeluarkan dia dari cangkangnya, dan dia akan bergerak selangkah demi selangkah dimana dia bisa berinteraksi dengan orang lain. Aku harap dia akan mendapatkan kembali kehilangan kepercayaannya pada orang lain, dan merasakan emosi yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, setidaknya di dalam virtual reality.”

* * * * *

Kembali di rumah, Lee Hyun mengecek situs jual beli sebelum masuk ke dalam Royal Road. Sekalipun Lee Hyun hanya pernah menjual 1 barang, statusnya adalah tiga diamond. Akun Continent of Magic yang laku seharga 3.1 milyar. Hanya dengan itu pangkatnya naik ke jajaran VIP.

[Beli] Iron Sword +20 STR harga 400.000 won.
[Beli] Cincin untuk warrior. Harga menawar.
[Beli] Blue Boots untuk profesi Ranger. 300.000 won— nego.
[Beli] Earring untuk Mage. Royal Road Kelly book nilai plus ekstra.

Sebuah daftar item yang diinginkan ada sebanyak ribuan halaman. Satu pencarian menghasilkan jutaan hasil, namun hanya sedikit dari mereka yang sepakat. Karena banyak player ingin untuk mempunyai item keren, permintaan sangatlah tinggi. Tapi persediaan tak dapat menyamainya. Sistem memfavoritkan penjual, dan ketika seseorang memposting itemnya, lelangnya pun selesai dalam beberapa menit.

[Jual] Mace of Red Spirit 105/105 Ketahanan w/ 96-105dmg +15 STR [100.000 won+@]
[Jual] Shine's Blessing Ring: Rare / Regen 3 MP per dtk u/ 5mnt [Hrg awal 3.000.000 won]
[Jual] Messiah Earring: Mgc def. up. Magic api +8% exp. [4.000.000 won]
[Jual] Blacksmith's Hammer of Thomas: 15% ? keberhasilan menempa senjata. Memungkinkanmu untuk menciptakan senjata upgrade mulai 5.000.000 won.

Barisan 10% item yang paling tinggi di lelang memiliki harga yang bukan main. Mereka diikuti oleh item yang lebih murah, yang mana harganya masih mencapai ratusan ribu won. Pasar seperti ini menunjukkan bahwa persediaan item hanya sedikit.

Kalau Weed tak cukup beruntung untuk mendapat pedang di awal permainan, ia akan mengulang-ulang quest biasa disana-sini untuk mengumpulkan beberapa copper tiap waktu, dan buru-buru ke bengkel blacksmith untuk membeli pedang jelek sebelum pergi ke lapangan. Kalau tidak, ia harus memukuli para monster, bergantung dengan status yang ia peroleh dari memukuli orang-orangan sawah.

Dalam kasus tersebut, serangannya akan berkurang 50% tanpa efek dari sword mastery. Dibandingkan dengan senjata dan equip yang memiliki opsi tinggi, item craft untuk blacksmith dan menjahit tidaklah mahal. Item yang berhubungan dengan kelas memahat malah tidak ada sama sekali.

Royal Road baru dibuka 15 bulan sebelumnya. Para player masih sibuk menaikkan level dan bertualang. Lee Hyun belum pernah melihat pengrajin yang lain. 70% dari seluruh benua masih belum dijamah, dan itulah kenapa banyak dungeon masih belum di temukan, dan banyak quest belum diselesaikan. Dengan kesempatan tak terbatas yang disajikan di mata mereka, hanya sedikit user yang memilih untuk menjadi pengrajin.

Kerajaan Rosenheim adalah dunia yang lumayan baru yang ditemukan hanya 6 bulan sebelumnya (waktu dunia nyata). Party ekspedisi yang pertama kali menemukan kerajaan ini mendapatkan uang yang sangat banyak. Rosenheim terletak lumayan jauh dari tengah benua, namun area yang belum dijajah dan dungeon yang masih terpendam tersebar dimana-mana, dan banyak monster berkeliaran. Inilah alasan utama kenapa Lee Hyun memilih Rosenheim untuk memulai petualangannya.

'Apakah aku terlambat jauh? Tidak, aku masih punya kesempatan.'

Lee Hyun menggelengkan kepalanya. Ketika kompetitor lainnya sibuk menaikkan level dan melakukan petualangan, Lee Hyun tengah berlatih dan mengumpulkan informasi selama satu tahun untuk bersiap-siap. Ia tak mau menjual akunnya lagi.

Prosedur penjualan sebuah akun game online lebih susah di game virtual reality dimana scan kornea mata diperlukan untuk mengetahui identitas player. Ditambah, Lee Hyun harus bertahan di bisnis ini daripada mendapat uang secara cepat.

Royal Road harus bisa mendukung keuangan keluarganya paling tidak dalam 5 tahun ke depan.

'Dengan cara begini, Royal Road akan memberikan keluargaku sesuatu untuk hidup untuk lima, tidak, sepuluh tahun. Lalu, aku bisa mengirim Hye Yeon ke universitas. Pokoknya harus stabil. Aku memang keluaran SMA, tapi Hye Yeon berhak mendapat hidup yang lebih baik.'

*Ring*
Telepon tiba-tiba berbunyi. Lee Hyun melihat sekeliling dan menyadari bahwa nenek dan Hye Yeon sedang tidak di rumah, jadi ia mengangkat teleponnya dengan malas.

"Halo. Siapa ini?"

-Lee Hyun, apa itu kau? Suaramu masih terdengar kasar, man. Ini aku, Sang Hoon.

"Oh, Sang Hoon."

Lee Hyun tak mendengar suaranya dalam waktu yang lama.

'Sejak aku keluar dari SMA'

"Hey, ada apa?"

-Kita akan mengadakan reuni alumnus malam ini.

"Aku tidak peduli soal itu. Bukankah harusnya itu didatangi cuman mereka yang lulus aja? Tidak lucu kalau keluaran sepertiku datang ke reunian."

-Tapi—
"Tidak tapi-tapian. Kau tahu kenapa aku keluar sekolah. Aku tak mau ada apapun yang berhubungan dengan sekolah. Cukup."

-...

"Tolong aku, Sang Hoon. Jangan pernah telepon aku lagi."

*Brak*
Lee Hyun menjatuhkan gagang teleponnya dan menghela nafas dalam-dalam. Barusan adalah panggilan yang paling tidak ia inginkan. Jika saja ia punya sebuah penghilang ingatan seperti di film MIB, maka, tanpa basa basi, ia akan menghapus ketiga tahunnya saat di SMA— masa-masa yang paling buruk dalam hidupnya.

Pada waktu itu, Lee Hyun dihajar dan diancam oleh para rentenir. Ia harus bersembunyi untuk pergi ke sekolah. Ia harus pergi sekolah waktu subuh dan pulang saat tengah malam layaknya bermain petak umpet. Selama beberapa hari, Lee Hyun berhasil menghindari para rentenir, namun mereka lebih pintar dari yang Hyun pikir. Mereka menyewa preman untuk mengancam para guru.

Lee Hyun bahkan pernah diperintahkan oleh guru kelasnya untuk membayar hutangnya, tepat di depan teman-teman sekelasnya. Sang guru tampak bersujud dan memohon pada Hyun yang masih bingung, dengan tangisan dan berkata bahwa ia tak mau ikut campur dengan kegilaan para rentenir.

'Itu adalah batas yang bisa kuterima. Aku keluar sekolah keesokan harinya.'

Lee Hyun sedikit penasaran dengan seperti apa teman-temannya di kuliah. Namun menunjukkan wajahnya di acara reuni hanya akan membangkitkan momen-momen yang memalukan.

'Kebenaran yang tak bisa aku hindari adalah, satu-satunya yang tersisa untukku adalah untuk bermain game virtual reality.'

Lee Hyun menyelesaikan makan siang dan masuk ke dalam game lagi.

***

Weed tak pernah absen dengan rutinitas hariannya, duduk di depan manor Rodriguez dari pagi sampai sore. Siapa lagi yang bisa bertahan dengan hari-hari membosankan seperti ini?

"Apa yang kau pikir tentang leveling di West Valley? Hippies punya level tinggi, tapi kalo kita hajar bersama, mereka gampang."

"Aku denger kau bisa gabung dengan quest pengawalan untuk karavan yang pergi ke Eline Village?"

"Harga untuk darah troll naik hampir tiga kali lipat. Aku takut peperangan besar bakal terjadi."

Banyak percakapan terdengar oleh telinga Weed. Duduk di tempat itu, Weed dapat mendengar banyak informasi. Ia mempelajari apa yang terjadi di dunia ini. Tanpa kesenangan seperti ini, ia akan menyerah. Ketika Weed memukuli orang-orangan, paling tidak ia menikmati karakternya bertambah kuat. Cukup menyiksa bahwa ia harus duduk berdiam di bawah cahaya matahari yang panas.

'Bukankah Buddha menatap sebuah tembok selama beberapa hari, bermeditasi?'

Ia mengalami hal yang sama, dengan tujuan untuk menemui Rodriguez. Pada dua hari terakhir, Weed bertemu dengan Pale dan Irene untuk leveling bersama. Mereka tak sekuat Weed, jadi mereka mendapat EXP lebih lambat. Tetap saja, mereka bisa leveling semau mereka, pagi dan malam. Karena jadwal mereka yang fleksibel, mereka menyusul level Weed.

30% bonus EXP pada malam hari rasanya sia-sia karena monster juga lebih kuat 50% daripada siang hari. Kebanyakan, leveling di siang hari lebih efisien untuk player level rendah.

Ditambah, Weed serasa dihukum karena belum menentukan profesinya, jadi ia tak bisa belajar skill apapun. Ia akan tertinggal di skill level jika ia berubah profesi pada level yang lebih tinggi dari rata-rata player. Dan juga, kesabarannya diuji dengan menghabiskan waktunya berharga dengan menunggu di tengah jalan.

'Apa yang bisa aku lakukan sekarang? Sculpture mastery... sculpture...'

Weed melihat sekelilingnya. Ia menemukan sepotong kayu yang sepertinya jatuh dari roda sebuah gerbong. Setelah mengambil kayu itu, Weed mengaktifkan skill memahat.

"Ukir ini."

*Slide*
Saat tangan Weed bergerak, kayunya terpotong di bagian ini dan itu.

"Apa apaan! —"

Ketika skillnya selesai mengukir, Weed menghela nafas. Yang tadinya adalah sepotong kayu berbentuk kotak sekarang berkurang menjadi potongan-potongan bulat kecil.

"Mending aku ukir sendiri."

Weed mengambil potongan kayu yang lain dan mulai memotongnya dengan pisau memahat. Dengan pengalamannya menjahit di pabrik tekstil, kerajinan terasa seperti bagian dari dirinya. Pisau memahatnya sangatlah tajam dan dengan sedikit sentuhan, ia dapat mengukir kayunya. Setelah beberapa percobaan, akhirnya Weed berhasil mengukir potongan kayunya menjadi sebuah pedang pendek.

EXP skill Sculpture Mastery meningkat
EXP skill Handicraft meningkat

Dua pesan instan muncul berurutan. Weed mempelajari sesuatu— bahwa ia tak butuh untuk bergantung pada skill memahat untuk mengukir sebuah benda, dan ketika ia menggunakan skillnya, ia harus mengenali dengan jelas bentuk apa yang sedang ia kerjakan.

'Aku mending latihan memahat lebih banyak.'

Bosan, Weed mengumpulkan beberapa potongan kayu dan mulai mengukur mereka.

'Lumayan menyenangkan.'

Tiba-tiba Weed ingat pada saat ia masih SD, guru seni nya memujinya karena dapat membuat barang-barang bagus. Apa yang Weed ukir biasanya jadi tak berguna, tapi beberapa dari mereka tampak lumayan bahkan di matanya. Ia memakan waktu 5 jam mengukir potongan kayu. Tampak aneh emang seorang pria duduk sambil memotongi potongan kayu dengan pisau ukir, namun ia merasa lebih baik begitu daripada membuang waktu sia-sia.

Level up: Sculpture Mastery [2]
Mampu memproduksi barang yang lebih rumit.
Mengurangi kemungkinan gagal saat menggunakan skill.

Skill handicraft dan sculpture mastery milik Weed naik level lumayan cepat karena mereka hanya butuh sedikit EXP untuk naik level.

"Wow."

Weed terkagum. Saat level sculpture mastery nya naik, beberapa window muncul ketika ia mengukir potongan kayu. Beberapa tips muncul, seperti bagaimana cara memotong lingkaran atau pola apa yang tersedia. Weed bisa memilih salah satu dari tips nya, yang secara otomatis di proses. Sekalipun ia membuat suatu kesalahan, sculpture mastery membantunya memperbaiki produk akhirnya.

Sekarang ia membuat patung berkualitas. Weed mengukir rubah yang telah ia buru pada malam yang lalu, dan sebuah patung serigala ternyata lebih mudah dari yang ia kira. Ia meletakkan patung hewan yang telah selesai disampingnya. Level Skill Weed saat ini adalah 2, namun Zahab's Engraving Knife membuatnya jadi level 4.

Pisau itu adalah item yang sangat langka yang mana semua sculptor mau mati untuk mendapatkannya. Masalahnya, tidak ada yang peduli. Profesi sculptor itu hampir punah. Sekalipun ada, level mereka juga tak terlalu tinggi, jadi rasanya sia-sia berharap untuk mendapat harga yang tinggi untuk Zahab's Engraving Knife. Ketika Weed menyelesaikan salah satu ukirannya.

Status baru: ART

"ART?"

ART
Sebuah talenta untuk memahami keindahan, ART menjadikan makanan dan produk yang elegan kedalam sebuah rasa estetis nyata.
Naik ketika kamu melihat, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuh sesuatu yang indah, atau dengan menciptakan karya seni.

"..."

Weed terdiam. Setelah menghitung potensi tak terbatas yang dijanjikan oleh status ART, ia membuat pilihan dengan cepat.

"Hapus status ART!"

Status tak dapat dihapus.
                                                                       
"Sialan!"

Player tak bisa membuat status terus menerus. Jumlah maksimal slot untuk status adalah 15. Weed tak bisa memaafkan ketika salah satu slot nya terisi sia-sia dengan status ART. Ia berencana untuk mengisi slotnya dengan yang pasti ia butuhkan.

'Mau gimana lagi!'

Karena Weed tak peduli sama sekali dengan status ART, ia berjanji bahwa ia tak akan pernah menaikkan satu pun statusnya dengan bonus status poin saat naik level. Ia cukup lega saat mengetahui bahwa statusnya akan bertambah secara otomatis, sekalipun ia tak tahu bagaimana cara itu bekerja.

Weed terus mengukir potongan kayu. Namun, ia lebih tertarik dengan efek sampingnya daripada sculpture mastery nya sendiri.

'Sculpture mastery itu tidak berguna. Tapi skill handicraft sangat berguna di banyak area. Skill itu bisa meningkatkan serangan pedang, dan panahan bergantung pada tangan. Aku bisa membuat kerajinan yang sensitif juga.'

Skill handicraft adalah skill yang penting yang mempengaruhi segala hal.

EXP skill Handicraft meningkat

Level up: Skill Handicraft [3]
Mampu belajar Cooking dan Tailoring.
Menambah kekuatan serangan senjata jarak dekat dan jarak jauh. (+3% ATK)
Menambah kekuatan serangan dengan tangan kosong. (+5% ATK)
Skill handicraft Weed mencapai level 3 karena sculptural ART membantunya mendapatkan EXP lebih cepat.

'Benar-benar terbayar.'

Weed merasa puas dengan kenaikan level skill handicraftnya. Jelas karena karya seni yang telah ia produksi, yang ternyata, merupakan hasil level 4 karena Zahab's Engraving Knife, tapi sculpture mastery adalah faktor utamanya.

Memasak dan menjahit, sebagai contoh, juga berefek bagus pada skill handicraft, namun mereka tak dapat menandingi sculpture mastery dalam hal delikasi dan kecakapan. Simpelnya, sculpture mastery termasuk penting untuk meningkatkan skill handicraft. Tak perlu dikatakan, tak ada orang yang mau mengambil sculpture mastery untuk menaikkan skill handicraft.

"Sial, aku tidak akan belajar menjahit. Aku benci itu!"

Weed memperkirakan bahwa mempelajari skill dasar memasak akan menguntungkan, agar ia dapat menikmati makanan enak dengan resep online. Juga karena memberi bahan langsung ke toko pangan dan memasaknya sendiri jauh lebih murah daripada memesan makanan di restoran yang bagus.

Dan juga, Weed dapat menjaga stamina nya lebih baik dengan penggunaan makanan yang ia buat sendiri ketika ia sedang pergi melakukan misi berburu untuk satu minggu atau lebih tanpa kembali ke kota. Makanan instan tak bisa mengembalikan stamina secara penuh.

Lagian, Weed dihantui bayang-bayang ingatan menjahit di pabrik tekstil yang membuatnya dengan tegas menolak belajar skill menjahit.

'Aku benci menjahit lebih dari apapun. Aku tak akan lagi memegang benda itu lagi.'

Terlalu fokus dengan membuat patung, Weed tidak menyadari bahwa ada beberapa orang disekitarnya sampai telinganya mendengar pembicaraan aneh mereka.

"Wow, cantik sekali."

"Mereka seperti nyata."

"Aku tak pernah melihat karya seni seperti ini sebelumnya."

Weed melihat ke arah orang-orang itu. Ada sekumpulan orang-orang melihat patung-patungnya dengan kagum. Seorang gadis yang kecil dan manis menunjukkan jarinya pada patung yang seperti kelinci.

"Hai, paman, apa itu dijual?"

Weed biasanya bakal membenarkan panggilan tersebut dan menjelaskan bahwa ia masih muda, sama halnya ketika wanita yang masih jomblo di umur 30an bereaksi ketika dipanggil "nona tua". Tapi...

"Ya. Apa yang bisa aku lakukan untukmu, gadis kecil?"

Kata Weed, tersenyum sopan, karena ia mencium bau uang.

"Aku ingin yang itu. Berapa harganya?"

Sambil memberikan patung kelincinya, Weed berpikir.

"Ini..."

Weed agak bingung untuk menentukan harganya. Jual patung ini dengan murah untuk sedikit keuntungan, atau mereka akan tak laku selamanya, ujung-ujungnya di buang. Weed mengangkat dua jari.

"Harganya segini."

Kata Weed.

"Dua silver? Wah lebih murah dari yang aku kira."

Si gadis membayar dua koin silver dan mengambil patungnya.

"Kelinci ini sangat lucu. Aku akan menyimpannya sebagai suvenir."

Sambil bengong, Weed melihat si gadis pergi dengan senang. Dua jari yang ia maksud adalah 2 copper. Hanya 2 koin copper. Tapi si gadis membayarnya 100x lebih banyak dari yang ia maksud.

"Hey, aku mau beli satu."

"Aku juga. Aku mau beli 2 rubah yang itu."

Patung jualan Weed laku keras. Yang kecil berharga 2 silver, dan yang besar 3 silver. Model rubah dan kelinci yang ia buru di sekitar benteng lebih populer daripada yang berbentuk pedang atau perisai.

Hewan-hewannya tampak imut, dan para pelanggan menyukainya sambil mengingat tentang masa-masa newbie mereka. Player dengan level 100 dapat dengan mudah mendapatkan beberapa gold sehari. Bagi mereka, 2 silver adalah harga yang sangat murah. Stok patung dengan cepat habis.

"Bisakah kamu membuatkan kami patung berbentuk rubah? Seekor rubah dengan ekor sembilan. Bisakah kau melakukannya?"

Weed berpikir sebentar dan mengangguk. Permintaannya tak terlalu susah. Rubah biasa ditambah sembilan ekor. Kenapa tidak?

"Ya, tuan. Tapi anda harus membayar harga extra untuk versi yang disesuaikan."

"Berapa harganya?"

"5 silver cukup."

Ketika angka '5' muncul dari mulutnya, Weed menyesal barangkali ia telah meminta harga berlebih, namun si pembeli dengan cepat membalas.

"Sip. Aku mau itu. Kalau gitu, kau harus membuatnya tampak sangat indah. Ya?"

Di dalam benteng, ada toko memahat, namun mereka hanya menyediakan patung berukuran besar, dan kadang-kadang dihias dengan emas dan berlian, dan tak mampu dibeli oleh kebanyakan player. Karena tak ada orang lain yang tertarik dengan sculpture mastery, patung yang dibuat oleh Weed memiliki nilai tersendiri.

"Wow, keren sekali."

Mereka yang membeli patung merasa sangat senang, membanggakan apa yang baru saja mereka beli.

"Bolehkah aku tahu namamu? Jadi bila aku ingin membeli lagi, aku bisa mencarimu."

"Weed — Sculptor Weed. Jika kau ingin patung dengan bentuk khusus, jangan sungkan untuk menghubungiku."

"Terima kasih. Sampai jumpa."

Sebelum matahari terbenam, rumor tentang sang pemahat tersebar luas sampai sisi lain benteng dan orang-orang datang mengunjungi Weed.

"Itu dia."

"Aku ingin kau membuat beberapa patung untuk kami."

Weed mendapatkan 4 silver dari leveling semalaman di lain hari, tapi satu atau dua patung dapat menghasilkan lebih. Hanya membutuhkan 10 menit untuk mengukir sebuah patung. Karena bahannya hampir tak butuh biaya apapun, itu adalah pertukaran yang sangat menguntungkan.

Hari berikutnya, Weed mengunjungi tukang kayu dan membeli kayu dalam jumlah banyak. Ia mulai memproduksi patung dengan banyak. Sejalan dengan naiknya skill handicraft dan sculpture mastery, karya seni yang ia hasilkan tampak lebih indah dan halus.

Pastinya, dengan kemampuannya yang tinggi, patung-patungnya laku lebih cepat dan dengan harga yang lebih tinggi. Mahakarya yang sukses, satu atau dua dari seribu karya seni, kadang-kadang bisa masuk lelang. Opininya terhadap sculpture mastery sedikit berubah — sebuah kerja sampingan untuk mendapatkan uang saku yang cukup memuaskan.


Komentar